Bercinta Dengan Tante Bohai Cerita Sex Terbaru

Cerita Skandal – Cerita Sex Kriing..” jam di meja memaksa aku

untuk memicingkan mata. Cerita Dewasa “Wah gawat, telat nih” dengan

tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke

kamar mandi. Pagi itu aku ada janji untuk menjaga

rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini

orangnya cantik dengan wajah seperti

artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi

badan 168, payudara 34, dan tubuh

yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya.

Hal ini aku lakukan atas permintaan

tante Ninik, karena suaminya sering

ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante

Ninik mempunyai dua anak

perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang

langsing, payudara 36B, dan tinggi

165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh

agak bongsor untuk gadis SMP kelas

3, tinggi 168 dan payudara 36.
Baca Juga Kisah Sex : Cerita Sex Tante Girang
Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah

harem. Tiga wanita cantik dan seksi

yang suka memakai baju-baju

transparan kalau di rumah. Kali ini aku

akan ceritakan pengalamanku

dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas

luar pulau untuk 5 hari. Hari Senin pagi, aku memacu motorku

ke rumah tante Ninik. Setelah

perjalanan 15 menit, aku sampai di

rumahnya. Langsung aku parkir

motor di teras rumah. Sepertinya Dini

dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum

berangkat kerja. “Met pagi semua” aku ucapkan

sapaan seperti biasanya.

“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih

kusut wajahnya, pasti baru bangun

ya?” Fifi membalas sapaanku.

“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang

keluarga.

“Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke

sekolah ya. Tante belum mandi nih.

Kunci mobil ada di tempat biasanya

tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku. “OK Tante” jawabku singkat.

“Ayo duo cewek paling manja

sedunia.” celetukku sambil masuk ke

mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang

cewek yang manja, kalau pergi selalu

minta diantar. “Daag Mas Firman, nanti pulangnya

dijemput ya.” Lalu Dini menghilang

dibalik pagar sekolahan. Selesai sudah tugasku mengantar

untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah

tante Ninik. Setelah parkir mobil aku langsung

menuju meja makan, lalu mengambil

porsi tukang dan melahapnya. Tante

Ninik masih mandi, terdengar suara

guyuran air agak keras. Lalu hening

agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air

aku mulai curiga dan aku hentikan

makanku. Setelah menaruh piring di

dapur. Aku menuju ke pintu kamar

mandi, sasaranku adalah lubang

kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang

tempatku berdiri, lalu aku mulai

mendekatkan mataku ke lubang

kunci. Di depanku terpampang

pemandangan alam yang indah sekali,

tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang

menutupi terlihat agak mengkilat

akibat efek cahaya yang mengenai air

di kulitnya. Ternyata tante Ninik

sedang masturbasi, tangan kanannya

dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri

mengelus-elus payudaranya

bergantian kiri dan kanan. Terdengar suara desahan lirih, “Hmm,

ohh, arhh”. Kulihat tanteku melentingkan

tubuhnya ke belakang, sambil tangan

kanannya semakin kencang

ditancapkan ke vagina. Rupanya tante

Ninik ini sudah mencapai orgasmenya.

Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi

ke ruang keluarga dan menyalakan

televisi. Aku tepis pikiran-pikiran

porno di otakku, tapi tidak bisa.

Tubuh molek tante Ninik, membuatku

tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan

denganku. “Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok

tanganmu dimasukkan celana gitu.

Hayo kamu lagi ngebayangin siapa?

Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.”

Tiba-tiba suara tante Ninik

mengagetkan aku. “Kamu ini pagi-pagi sudah begitu.

Mbok ya nanti malam saja, kan enak

ada lawannya.” Celetuk tante Ninik

sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong

seperti itu. Tapi aku menganggap itu

cuma sekedar guyonan. Setelah tante

Ninik berangkat kerja, aku sendirian

di rumahnya yang sepi ini. Karena

masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar

tante dan langsung tidur. “Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan

terkejut, karena tante Ninik sudah

berbaring di sebelahku sambil

tangannya memegang Mr. P dari luar

sarung.

“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil

dengan pelan melepaskan

pegangannya yang telah membuat Mr.

P menegang 90%.

“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak

masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari

apotik, tante pulang.” Begitu alasan

tante ketika aku tanya kenapa dia

tidak masuk kerja.

“Waktu tante masuk kamar, tante lihat

kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga

celana dalam kamu terlihat. Tante jadi

terangsang dan pingin pegang punya

kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu”

Tante terus saja nyerocos untuk

menjelaskan kelakuannya. “Sudahlah tante, gak pa pa kok.

Lagian Firman tahu kok kalau tante

tadi pagi masturbasi di kamar mandi”

celetukku sekenanya.

“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan

mimik setengah marah. “Iya, tadi Firman ngintip tante mandi.

Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak

takut juga aku kalau dia marah. Tante diam saja dan suasana jadi

hening selama lebih kurang 10 menit.

Sepertinya ada gejolak di hati tante.

Lalu tante bangkit dan membuka

lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia

melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya

baju tipis putih, sehingga sekarang

terpampang tubuh tante yang toples

sedang membelakangiku. Aku tetap

terpaku di tempat tidur, sambil

memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu

tante berbalik menghadap aku. Aku

jadi salah tingkah. “Aku tahu kamu sudah lama pingin

menyentuh ini..” dengan lembut tante

berkata sambil memegang kedua

bukit kembarnya.

“Emm.., nggak kok tante. Maafin

Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.

“Lho kok jadi munafik gitu, sejak

kapan?” tanya tanteku dengan mimik

keheranan.

“Maksud Firman, nggak salahkan

kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat

tidur, sehingga tante terjatuh di atas

tubuhku. Langsung aku kecup payudaranya

bergantian kiri dan kanan. “Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.”

tante Ninik merengek perlahan.

“Hmm..shh” tante semakin keras

mendesah ketika tanganku mulai

meraba kakinya dari lutut menuju ke

selangkangannya. Rok yang menjadi penghalang,

dengan cepatnya aku buka dan

sekarang tinggal CD yang menutupi

gundukan lembab. Sekarang posisi

kami berbalik, aku berada di atas

tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan

yang aku rasakan semakin lembab.

Ciuman tetap kami lakukan dibarengi

dengan rabaan di setiap cm bagian

tubuh. Sampai akhirnya tangan tante

masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras. “Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih

besar dari punyanya om kamu deh.”

tante mengagumi Mr. P yang belum

pernah dilihatnya.

“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan

ketika tinggal CD yang menempel,

tante terbelalak dan tersenyum. “Wah, rupanya tante punya Mr. P lain

yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini,

padahal Mr. P-ku belum besar

maksimal karena terhalang CD. Aksi meremas dan menjilat terus kami

lakukan sampai akhirnya tanpa aku

sadari, ada hembusan nafas

diselangkanganku. Dan aktifitas tante

terhenti. Rupanya dia sudah berhasil

melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri

dengan bebas dan menunjukkan

ukuran sebenarnya. “Tante.. ngapain berhenti?” aku

beranikan diri bertanya ke tante, dan

rupanya ini mengagetkannya.

“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok

bisa segitu ya..?” agak tergagap juga

tante merespon pertanyaanku. “Gak panjang banget, tapi gemuknya

itu lho.. bikin tante merinding” sambil

tersenyum dia ngoceh lagi. Tante masih terkesima dengan Mr. P-

ku yang mempunyai panjang 14 cm

dengan diameter 4 cm. “Emangnya punya om gak segini? ya

sudah tante boleh ngelakuin apa aja

sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante

memulai ini secepatnya.

“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai

menjilat ujung Mr. P. Ada sensasi enak dan nikmat ketika

lidah tante mulai beraksi naik turun

dari ujung sampai pangkal Mr. P “Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku

mulai meracau. Lalu aku tarik kepala tante Ninik

sampai sejajar dengan kepalaku, kami

berciuman lagi dengan ganasnya.

Lebih ganas dari ciuman yang pertama

tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini

berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit

kecil puting susunya, aku berhasil

melepas penutup satu-satunya itu.

Tiba-tiba, tante merubah posisi

dengan duduk di atas dadaku.

Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut

yang dipotong rapi berbentuk

segitiga. “Ayo Fir, gantian kamu boleh

melakukan apa saja terhadap ini.”

Sambil tangan tante mengusap

vaginanya.

“OK tante” aku langsung mengiyakan

dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

“Shh.. ohh” tante mulai melenguh

pelan ketika aku sentuh klitorisnya

dengan ujung lidahku.

“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa..

shh” tante mulai berbicara tidak teratur. Semakin dalam lidahku menelusuri

liang vagina tante. Semakain kacau

pula omongan tante Ninik.

“Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.”

tante mengerang dengan keras. “Ahh..” erangan tante keras sekali,

sambil tubuhnya dilentingkan ke

kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai

puncak. Aku terus menghisap dengan

kuat vaginanya, dan tante masih

berkutat dengan perasaan enaknya. “Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante

punya keponakan seperti kamu.

Kamu bisa jadi pemuas tante nih,

kalau om kamu lagi luar kota. Mau

kan?” dengan manja tante memeluk

tubuhku. “Ehh, gimana ya tante..” aku

ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku

sendiri.

“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya”

tante sadar kalau Mr. P ku masih

berdiri tegak dan belum puas. Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya

mengecup dada dan perutku. Lalu

dengan lembut tante mulai mengocok

Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit

tante berhenti mengocok. “Fir, kok kamu belum keluar juga.

Wah selain besar ternyata kuat juga

ya.” tante heran karena belum ada

tanda-tanda mau keluar sesuatu dari

Mr.Pku. Tante bergeser dan terlentang dengan

kaki dijuntaikan ke lantai. Aku

tanggap dengan bahasa tubuh tante

Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku

jilati kedua sisi dalam pahanya yang

putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha.

Dengan tiba-tiba aku benamkan

kepalaku di vaginanya dan mulai

menyedot. Tante menggelinjang tidak

teratur, kepalanya bergerak ke kiri

dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante

basah, tante melebarkan kedua

pahanya. Aku berdiri sambil

memegang kedua pahanya. Aku

gesek-gesekkan ujung Mr. P ke

vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.

“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon

agar aku secepatnya memasukkan Mr. P. Dengan pelan aku dorong Mr. P ke

arah dalam vagina tante Ninik, ujung

kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya.

Lalu perlahan aku dorong lagi hingga

separuh Mr. P sekarang sudah

tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati

moment yang sangat enak. Pembaca

cobalah lakukan ini dan rasakan

sensasinya. Pasti Anda dan pasangan

akan merasakan sebuah kenikmatan

yang baru. “Fir, kok rasanya nikmat banget..

kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara

sambil merasa keenakan.

“Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman

agar tante juga merasa enak” Aku

membalas omongan tante. Lalu dengan hentakan lembut aku

mendorong semua sisa Mr. P ke dalam

vagina tante. “Ahh..” kami berdua melenguh. Kubiarkan sebentar tanpa ada

gerakan, tetapi tante rupanya sudah

tidak tahan. Perlahan dan semakin

kencang dia menggoyangkan pinggul

dan pantatnya dengan gerakan

memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina

tante Ninik ini masih kencang, pada

saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya

ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara benturan

pahaku dengan paha tante Ninik

semakin menambah rangsangan.

Sepuluh menit lebih kami melakukan

gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante

mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi” Pinggulnya dirapatkan ke pahaku,

kali ini tubuhnya bergerak ke depan

dan merangkul tubuhku. Aku kecup

kedua payudaranya. dengan Mr. P

masih menancap dan dijepit Vagina

yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami

melanjutkan aksi. Lima belas menit

kemudian aku mulai merasakan ada

desakan panas di Mr. P. “Tante, aku mau keluar nih, di mana?”

aku bertanya ke tante.

“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi

nih” sahut tante sambil tubuhnya

digerakkan naik turun. Urutan vaginanya yang rapat dan

ciuman-ciumannya akhirnya

pertahananku mulai bobol.
Baca Juga Cerita Seks : Ngewe Tante Nita Bohai
“Arghh.. tante aku nyampai”.

“Aku juga Fir.. ahh” tante juga

meracau. Aku terus semprotkan cairan hangat

ke vagina tante. setelah delapan

semprotan tante dan aku bergulingan

di kasur. Sambil berpelukan kami

berciuman dengan mesra. “Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.

“Tante juga, vagina tante rapet sekali”

aku balas memujinya.

“Fir, kamu mau kan nemani tante

selama om pergi” pinta tante.

“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan

di dalam?” aku balik bertanya.

“Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB.

Jangan kuatir ya sayang” Tante

membalas sambil tangannya

mengelus dadaku. Akhirnya kami berpagutan sekali lagi

dan berpelukan erat sekali. Rasanya

seperti tidak mau melepas perasaan

nikmat yang barusan kami raih. Lalu

kami mandi bersama, dan sempat

melakukannya sekali lagi di kamar. Demikian lah Cerita Porno Bercinta Dengan Tante Bohai oleh Cerita sex hot

Bercinta Dengan Tante Bohai Cerita Sex Terbaru

Cerita Dewasa

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Bercinta Dengan Tante Bohai Cerita Sex Terbaru yang dipublish pada November 30, 2021 di website CeritaSex

Artikel Terkait

Leave a Comment