CERITA SEX ASTRID MONTOK Cerita Sex Terbaru

CERITA SEX – Cerita Abg Astrid memiliki wajah yang sangat cantik, banyak yang membandingkannya dengan Siti Nurhaliza, penyanyi dari Malaysia yang memang jelita itu, kulitnyapun putih mulus dengan bodi aduhai. Tingginya mungkin mencapai 170 cm dan bobotnya ideal Memek Perawan. Tubuhnya juga ramping berisi. Payudaranya yang kencang sekitar 36B sering sekali menjadi pusat perhatian teman-teman prianya. Daya tarik Astrid yang paling besar adalah rambutnya yang panjang dan hitam legam berkilau, mungkin kalau jadi bintang iklan shampopun Astrid tidak terlalu mengecewakan. Bos Astrid bernama Pak Bob, pria tua yang gendut dan mata keranjang. Wajahnya bulat dengan leher pendek, tidak pernah muat memakai baju model apapun. Berkumis lebat dan tidak teratur dengan sedikit jenggot yang sudah mulai memutih. Orangnya galak bukan main. Kalau marah suaranya bisa menggentarkan seisi ruangan. Dua kali Pak Bob menyatakan cinta pada Astrid, tapi Astrid menolaknya karena tahu bosnya sudah beristri bahkan punya anak yang hampir berumur 17 tahun. Belakangan ini Astrid sering mendapat teror dari orang tidak dikenal, ini terkait dengan pemberitaan yang diliputnya tentang tindak kriminal yang sering terjadi di ibu kota. Hal itu membuat teman-temannya cemas akan keselamatannya. Tapi Astrid hanya menanggapinya dengan ucapan ‘tenang aja, gue nggak apa-apa’. Padahal teror itu sering mampir ke padanya, lewat telepon maupun surat kaleng yang isinya benar-benar jorok dan melecehkan. Rata-rata surat kaleng yang ditujukan kepada Astrid berisi foto wanita cantik telanjang yang sedang disetubuhi, dengan tulisan “Gue bakal perkosa elo”
Malam itu sekitar pukul 23.00 terlihat Astrid terlihat keluar dari kantornya setelah kerja lembur. Pikirannya masih menyangkut pada naskah yang sudah hampir deadline. Dia berjalan dengan langkah lambat dan pandangan menunduk. Astrid berjalan menyusuri tempat parkir, mencari-cari tempat mobilnya diparkir. Mobil itu pemberian orang tuanya sesaat setelah dia lulus dan diterima bekerja.

Dengan gerakan pelan Astrid membuka pintu mobilnya lalu mobil itu meluncur manuju ke jalan raya yang lengang. Satu dua mobil yang berlari kencang mendahuluinya dengan kilatan lampu seperti mendesing. Mobil Astrid tidak terpengaruh oleh mobil lain yang seolah memprovokasinya. Dia tetap melaju dengan konstan. Tapi ketika membelok ke sebuah jalan kecil yang sangat sepi Astrid merasakan gerakan mobilnya oleng ke kiri dengan suara gradak-gruduk dari arah depan dan terdengar suara gesekan keras seperti suara benda logam menggesek aspal jalan.

Astrid segera turun dari mobilnya lalu memeriksa bagian depan. Dilihatnya ban depan sebelah kiri kempes total.

“Damn..” Astrid mengutuk pendek. “Kenapa musti bocor? Dan kenapa musti di sini?” pikirnya, perasaaan gelisah mulai merayapi punggungnya. Dan dalam kegelisahan itulah tiba-tiba muncul sesosok bayangan dari balik kegelapan, Astrid hanya sempat melihatnya sekilas karena sesaat bayangan yang jelas-jelas manusia itu memukul tengkuknya membuat kepalanya pusing. Pandangan Astrid yang mengabur sempat melihat wajah dari sosok bayangan itu, tapi sedetik kemudian satu kepalan besar negarah ke dagunya membuatnya terlempar dan jatuh terkapar. Kemudian dunia menjadi gelap baginya.

Keatika tersadar Astrid menemukan dirinya berada dalam sebuah ruangan yang pengap. Dan dia sangat terkejut ketika mengetahui dirinya dalam keadaan terikat pada sebuah tiang besar. Dia mencoba meronta tapi ikatan yang membelit tangan dan kakinya begitu kuat. Dalam kebingungan dia mencoba melihat ke sekeliling ruangan. Ruangan itu seperti bagian dari sebuah rumah semi permanen dengan dinding separo tembok dan separo kayu papan, diterangi oleh lampu listrik bertenaga batere ukuran besar di atasnya. Ukuran ruangan itu cukup besar tapi terkesan sempit oleh tumpukan barang, Astrid melihat ada sebuah lemari bobrok tanpa pintu di sebelah kirinya dan sebuah meja kayu usang dan bocel-bocel berwarna cokelat plitur pudar di dekatnya serta sebuah sofa usang berwarna merah marun yang sudah rusak. Ada sebuah ranjang ukuran besar di depannya yang – anehnya – dibuat sangat rapi dan bersih, kontras dengan suasana si sekitarnya. Ranjang itu terlihat bagus dan nyaman dengan kain bed cover berwarna putih.
Baca Juga Cerita Hot Terbaru : KISAH DIAZ DENGAN MANTAN PACAR

Astrid terlonjak ketika pintu kayu yang ada di samping kanannya berderit dan terbuka. Astrid langsung terkesiap pucat. Dua orang pria berwajah sangar masuk ke ruangan itu dan menutup pintunya.

“Kamu…” Astrid menjerit tertahan. Dia kenal dua orang itu. Dua orang itu adalah penjahat kambuhan yang sering keluar masuk penjara, kebetulan kasus terakhirnya terungkap berkat investigasi Astrid. Kasus perampokan disertai perkosaan yang menimpa seorang gadis foto model berusia 19 tahun. Yang satu sering disapa Jack meski nama aslinya Joko. Orangnya beringas, wajahnya ditumbuhi kumis dan janggut yang tidak rapi, rambutnya gondrong dan awut-awutan. Badannya penuh tato, tinggi besar dan menyeramkan. Memakai kaus buntung dan celana jeans robek-robek. Yang satunya sering disapa dengan sebutan Jon, Astrid tidak tahu nama aslinya, orangnya bertampang tolol dan menjengkelkan dengan senyum-senyum mirip orang gila, wajahnya hitam dengan bekas luka dijahit melintang di pipinya, kumis dan janggutnya juga jarang-jarang, badannya lebih kecil dari Jack, bahkan lebih pendek dari Astrid, tapi berotot dan bertato. Astrid melihat ada tato naga hijau yang melilit lengan kirinya sampai ke batas siku.

“Hallo Nona manis.. masih ingat gue kan?” Jack membuka suara. Suaranya terdengar berat dan kasar.

“Apa-apaan ini?” Astrid memberontak. “Lepasin saya!” Lepasin!”

“Tsk.. tsk..” Jack menggeleng. “Masih saja galak dan sombong ya..” dia mendekati Astrid, lalu dengan gerakan lembut dia membelai pipi Astrid yang mulus. Astrid langsung melengos ketakutan.

“Jangan .. Jangan Bang..” Astrid merintih ketakutan, dari sudut matanya mulai menetes air mata. “Ambil saja uang saya, tapi jangan sakiti saya..”

“Jangan sakiti? Jangan sakiti katanya..” Jack tertawa keras, Jon di belakangnya ikut tertawa dengan suara sember. “Enak saja elo bilang jangan sakiti.. Karena berita yang elo buat kami berdua masuk penjara. Memang enak dipenjara?”

“Tapi.. Tapi.. itu karena..” Ucapan Astrid putus oleh bunyi Plak keras. Jack menampar pipinya, meninggalkan bekas kemerahan di pipi yang putih mulus itu. Astrid merasa kepalanya berputar, bintang-bintang seperti terhambur di depan matanya. Tapi itu belum cukup, Jack kembali membenamkan tinjunya ke perut Astrid, Astrid terhenyak kasakitan. Perutnya seperti pecah. Air mata mengalir dari sudut matanya karena manahan sakit.
“Hehehehe.. itu tadi baru icip-icip..” kata Jack santai seolah tidak terjadi apa-apa. “Kalau elo tidak mau gue siksa elo harus nurutin apa mau gue. Ngerti?” Jack menjambak rambut Astrid dan menyentakkannya sehingga wajah Astrid menengadah, tepat berhadapan dengan wajahnya yang sangar. “Atau kalau tidak..” Jack mengeluarkan sebilah pisau komando besar dari bagian belakang tubuhnya. Pisau berwarna putih berkilau itu ditempelkannya ke wajah Astrid. Darah Astrid seakan berhenti melihat pisau itu menelusuri wajahnya.

“Gimana Nona cantik?” Jack bertanya. Astrid memejamkan mata menghindari tatapan Jack yang liar. Perlahan dia mengangguk. Jack langsung tertawa berderai sampai badannya terguncang-guncang. Dia mau, dia mau katanya sambil menoleh ke arah Jon yang juga tertawa. Dia lalu memerintahkan Jon melepaskan ikatan di kaki dan tangan Astrid. Astrid langsung terpuruk ke lantai yang dingin. Sekilas dilihatnya Jack mengambil sesuatu. Astrid tidak tahu apa itu, dia sudah tidak mampu berpikir lagi karena katakutan. Tiba-tiba Jon mencengkeram tangannya dan …

…menyentaknya membuat Astrid terpaksa berdiri. Jack mendekat dan memberikan secarik kertas pada Astrid.

“Baca ini dengan baik!” perintahnya sambil menyodorkan kertas itu ke wajah Astrid. Astrid membacanya sekilas, tulisannya besar berwarna merah.

“Tidak.. jangan..” Astrid ketakutan dan meronta seperti melihat sesuatu yang mengerikan di kertas itu. Tapi Jack segera mengacungkan pisaunya membuat Astrid terdiam meskipun masih saja menangis sesenggukan.

“Baca yang baik, jangan pakai menangis soalnya ini mau direkam..”

Ucapan Jack membuat Astrid tersentak seperti disambar gledek, wajahnya memucat dan makin memelaskan, dia menggeleng-geleng pertanda tidak mau. Dia sekarang tahu apa yang ada di tangan Jack, sebuah handycam.

“Ayo kita mulai..” Jack mulai menyalakan handycamnya dan merekam ke arah Astrid. Dia memberi tanda ke arah Astrid yang sedang menghapus air matanya. Astrid berusaha tersenyum di kamera, lalu.

“Hai, nama saya Astrid, saya adalah bintang film bokep, dan saya paling suka disetubuhi. Ini adalah film saya yang terbaru.”

Astrid berujar datar dengan perasaan tidak karuan, berusaha untuk sewajar mungkin meskipun perasaannya hancur bukan main. Inilah yang rupanya direncanakan oleh kedua penjahat yang menculiknya. Astrid merasa hidupnya sudah berakhir. Sebentar lagi dirinya akan diperkosa oleh dua penjahat yang brutal.
“Bagus.. bagus..” Jack berujar. “Sekarang buka bajunya..” perintahnya kalem tapi menusuk hati, seolah memerintahkan seorang pelacur murahan saja. Astrid dengan gemetar mulai menjamah bajunya, dilepaskannya kancing-kancing bajunya satu persatu, diiringi tegukan ludah kedua bajingan di hadapannya. Perlahan-lahan tubuh bagian atas Astrid tersingkap saat baju itu jatuh ke lantai.

“Uoohh.. muluss..” Jon berkomentar. Dia menatap liar ke tubuh putih itu. Terutama ke payudara Astrid yang mencuat indah dan hanya tertutup BH berenda warna putih. Payudara itu terlihat sangat kecang dan montok, ukurannya terlihat lebih besar ketimbang saat Astrid memakai baju. Sementara perut Astrid terlihat ramping dan padat dan sangat rata, Astrid memang termasuk hobi olah raga sehingga perutnya sangat kencang.

“Celananya juga.. celananya juga..”

Astrid mulai menangis lagi mendengar perintah itu. Dia mulai melepaskan sabuk di celana panjangnya lalu memelorotkan celana panjang itu. Sepasang paha putih berkilau langsung menjadi pemandangan yang sangat indah. Paha Astrid benar-benar proporsional, tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil, membulat membentuk pinggul yang sempurna berakhir pada pinggang yang ramping. Bagian selangkangannya membentuk sebuah gundukan yang masih tertutup celana dalam putih berenda-renda.

“Sekarang lepas itu BH dan celana dalam.” Perintah Jack datar. Astrid terkesiap pucat. Dia menggeleng takut.

“Jangan .. jangan telanjangi saya..” Astrid menghiba memohon memuat wajahnya semakin memelas tapi justru membuat Jack dan Jon tertawa senang.

“Buka!” Jack membentak. Astrid tidak punya pilihan lain, dengan gematar dia mulai meraih kait BH di bagian belakang punggungnya lalu perlahan BH itu merosot dari tempatnya, seketika sepasang payudara yang putih mulus mencuat telanjang di depan Jack dan Jon, payudara yang sangat indah, bulat padat dan kenyal dengan puting berwarna merah muda segar. Astrid secara reflek menutupi payudaranya dengan kedua lengannya. Tapi Jack segera melarangnya.

“Siapa yang suruh menutupi, ayo sekarang copot itu celana dalam.”

Astrid tidak mampu berbuat banyak, dia menurut dan memelorotkan celana dalamnya sendiri. Sekarang Astrid sudah bediri telanjang bulat di hadapan kedua penjahat itu, satu-satunya yang masih melekat di badannya Cuma kalung dan jam tangannya. Astrid berusaha sekuat tenaga menutupi bagian-bagian vital tubuhnya dengan kedua belah tangannya.

“Nah Astrid, Elo senang nggak waktu kami telanjangi?” tanya Jack sambil terus merekam Astrid yang berdiri bugil.

“Se.. senang Bang..” jawab Astrid terbata di sela tangisnya.

“Jangan panggil Bang, panggil Tuan, ngerti?”Jack berkata lagi.

“Nger.. ngerti Tuan..” kembali Astrid terbata menjawab.

“Nah, karena kamu suka kami telanjangi, sekarang kamu berdiri yang tegak, pentangkan kaki lebar-lebar, dan angkat tanganmu ke belakang kepala.” Jack memberi perintah jelas seperti seorang sutradara mengarahkan artisnya. “Ngerti?”
“I.. iya Tuan.. saya ngerti Tuan..” kata Astrid diiringi isakan tangis. Astrid lalu berpose seperti yang ddinginkan Jack, dibukanya kedua kakinya lebar-lebar lalu tangannya diangkat dibelakang kepala, pose tersebut membuat bagian selangkangannya terbuka lebar sehingga memperlihatkan vaginanya dengan jelas. Vagina Astrid yang masih perawan terlihat terawat dengan baik, ditumbuhi rambut-rambut halus dan rapi, Astrid selalu merawat bagian genitalnya dengan sangat cermat. Sementara dengan tangan di belakang kepala membuat payudaranya makin membusung dan mencuat menggemaskan.

“Oke.. ini dia pelacur kita.. “ Jack mengarahkan kameranya ke bagian payudara dan vagina Astrid yang telanjang berkali-kali. Astrid merasa harga dirinya sudah hancur sama sekali, dirinya bahkan disamakan dengan pelacur oleh Jack. Jack lalu mengarahkan kameranya ke wajah Astrid yang basah oleh air mata.

“Nah, sekarang karena kamu suka kami telanjangi, bolah nggak kami meraba tubuhmu?” tanya Jack kalem dengan nada ramah.

Astrid tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti permintaan itu.

“I.. iya Tuan, tentu saja boleh Tuan..” Astrid meneguk ludah. Dia melihat Jack meletakkan kameranya di meja tinggi sehingga Astrid yakin kamera itu bisa merekam seluruh tubuhnya.

“Sekarang kita mulai ya..” kata Jack, Astrid hanya mengangguk, dia merasakan sentuhan tangan Jack bergerilya di wajahnya.

“Uhh.. wajahmu mulus sekali Non..” Jack lalu mencium pipi Astrid, antara geli dan jijik Astrid memajamkan mata. Lalu Jack mulai menelusuri bibir Astrid yang merah dan mulai melumatnya dengan gerakan lembut. Astrid sampai megap-megap saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Jack. Tapi Jack terus berusaha mendesakkan bibirnya mengulum bibir Astrid, lidahnyamencoba menerobos masuk ke mulut Astrid, sementara tangannya juga bergerilya meraba-raba dan meremas payudara Astrid. Astrid menggelinjang mendapat perlakuan itu. Sambil bibirnya terus mengulum bibir Astrid, tangan Jack juga memelintir-melintir puting payudara Astrid dengan gerakan kasar. Astrid meringis kesakitan tapi perlahan perlakuan Jack justru menimbulkan sensasi aneh dalam dirinya, tubuh Astrid menegang saat sensasi itu melandanya, tanpa sadar Astrid mulai mendesah.

“Hoi Jon.. ngapain lu bengong di situ?” Jack memanggil kawannya yang agak **** yang dari tadi cuma menonton sambil mengocok penisnya sendiri. “Sini, Pelacur ini nggak puas kalau berdua.”

Astrid makin menderita mendengar ucapan itu, kali ini dua orang yang mengerubutinya, mereka meraba-raba ke sekujur tubuhnya. Jon bahkan meremas-remas payudara kiri Astrid dengan kasar, sementara sebelah tangannya meraba dan meremas pantat Astrid yang sekal.

“Uohh.. Jack, Pentilnya dahsyat, pantatnya juga nih.. kayaknya enak nih kalo ditidurin,” kata Jon. Sementara Jack sedang asyik berkutat dengan payudara Astrid sebelah kanan. Dia menjilati dan menyentil puting payudara Astrid dengan lidahnya.
“Ohh.. baru tahu lu?” Jack tertawa di tengah usahanya menjilati payudara Astrid. Astrid hanya bisa merintih pasrah. Apalagi saat Jack mulai menggerayangi vaginanya.

“Ohh.. tempiknya bagus banget nih Jon..” Jack menggesek-gesekkan jarinya di bibir vagina Astrid, sementara Jon kali ini sibuk …

…menciumi dan menjilati payudara Astrid sementara tangannya membelai-belai perut Astrid yang licin.

“Ohh..” Astrid menjerit kecil saat saat Jack mencoba memasukkan jari-jarinya ke vagina Astrid.

“Jangan Tuan..” Astrid merintih. “Saya masih perawan.. tolong jangan lakukan..”

“Masih perawan ya..? kebetulan..” kata Jack dingin, dia makin liar menggesekkan jarinya ke selangkangan Astrid bahkan dia juga meremas-remas gundukan vagina Astrid. Astrid merintih. Tubuhnya mengejang mendapat perlakuan itu.

“Hei Jack.. kayaknya lonte ini sudah mulai terangsang nih..tuh lihat dia mulai merintih, keenakan kali ye..?” ujar Jon diiringi tawa, Astrid makin sakit hati dilecehkan seperti itu, tapi memang dia tidak bisa mungkir kalau dirinya mulai terangsang oleh perlakuan kedua penjahat itu.

“Janganhh..ohh…” Astrid mulai meracau tidak karuan saat Jack mulai menjilati vaginanya. Astrid menjerit saat lidah Jack bermain di klitorisnya. Lidah Jack mencoba mendesak ke bagian dalam vagina Astrid sambil sesekali jari-jarinya juga ikut mengocok vagina itu.

“Ahkkhh.. ohh.. janganhh..” Astrid menggeliat. Semantara Jon kali ini berdiri di belakang Astrid sambil mendekap tubuhnya dan meremas-remas kedua payudara Astrid dengan gerakan liar. Sesekali puting payudara Astrid dipilin-pilin dengan ujung jarinya seperti orang sedang mencari gelombang radio. Astrid mengejang, sebuah sensasi aneh secara dahsyat mengusir akal sehatnya. Dia mendesah-desah dengan gerakan liar, hal ini membuat kedua penjahat itu terlihat makin bernafsu.

“Ayo terus Jack..sebentar lagi dia orgasme..” Jon berteriak-teriak kegirangan seperti anak kecil sambil terus menerus meremas payudara Astrid sementara Jack masih menelusupkan wajahnya ke selangkangan Astrid. Lidahnya terus menyapu bibir vagina Astrid dan sesekali menyentil klitorisnya. Astrid menjerit kecil setiap kali lidah Jack menyentuh klitorisnya, semantara tangannya juga bermain meremasi pantat Astrid. Tubuh Astrid sudah basah oleh keringat, sekuat tenaga dia menahan desakan sensasi liar di dalam tubuhnya yang makin lama makin kuat sampai membuat wajahnya merah padam. Tapi Astrid akhirnya menyerah, tubuhnya mengejang dahsyat dan tanpa sadar dia mendorongkan vaginanya sendiri ke wajah Jack dan menggerakkannya maju mundur dan bergerak liar menyentak-nyentak. Astrid tidak dapat menahan diri lagi. Tubuhnya menggeliat dan menegang.

“OOHHHKKHHHH…. AHHHH…” Astrid mengerang kuat-kuat seperti mengejan. Dan seketika itu pula “Crt… crt… crt…” cairan vaginanya muncrat keluar membasahi wajah Jack. Tanpa sadar Astrid mengalami orgasme untuk pertama kali, dan kemudian tubuhnya melemas lalu jatuh terpuruk, Jon menahan tubuh Astrid dengan kedua tangannya yang kekar.

“hahahahaha…” Jack tertawa. “Pelacur di mana-mana sama, bilang nggak tapi muncrat juga.”

“Iya nih.. dasar pelacur..” Jon menambahi. Dibiarkannya tubuh Astrid terpuruk di lantai. Astrid merasa sangat hina, ditelanjangi dan dilecehkan seperti seorang pelacur. Dia menangis sesenggukan.

“heheh.. lihat , dia menangis..” Jack kembali melontarkan penghinaan. “Oke Jon, sekarang rekam yang ini..” Jack mengangkat wajah Astrid yang bersimbah air mata. Jon mulai merekam adegan tersebut.

“Nah Nona, sekarang Nona gue minta untuk ngemutin ****** gue.. Nona mau nggak ngemut ****** gue?” ujar Jack ringan. Astrid terkesiap mendengar permintaan Jack.

“Jangan Tuan.. jangan..” Astrid menggeleng mencoba menolak.
“Mau menolak ya?” Jack mengacungkan pisaunya. Hal itu mambuat Astrid ketakutan setengah mati.

“Ti..tidak Tuan.. i.. iya Tuan.. saya mau ngemutin kontolnya tuan..” kata Astrid terbata-bata.

“Sekarang elo kesini.. merangkak, lalu memohon buat ngemutin gue punya ****** ya..” kata Jack dengan ringan. Astrid menunduk malu campur takut. Belum pernah sekalipun dalam hidupnya dia melakukan permainan seks model apapun dan sekarang dia dipaksa untuk melakukannya. Tidak punya pilihan, Astrid akhirnya menuruti perintah itu. Dia merangkak menuju ke arah Jack lalu menatap ke arah Jack dengan tatapan memelas.

“Tuan, boleh.. bolehkah saya ngemut kontolnya Tuan, plis Tuan.. ijinkan saya ngemut kontolnya Tuan, “ kata Astrid dengan cukup jelas.

“Coba ulangi dengan lebih mesra..” kata Jack. Wajah Astrid langsung merah padam mendengar ucapan itu, dipaksakannya untuk bicara.

“Tuan, boleh nggak saya ngemut kontolnya Tuan, plis.. ijinkan dong .. saya sudah enggak tahan.” Astrid berkata dengan senyum dipaksakan.

“Berapa gue harus bayar elo buat ngemut ****** gue?” Jack bertanya yang membuat Astrid kebingungan.

“Ehh… gratis Tuan.. Tuan nggak usah bayar.. saya sukarela kok,” kata Astrid akhirnya.

“Hehehehe.. gratis ya? Jadi elo sukarela ya? Bukan paksaan kan?” tanya Jack.

“Eh.. iya Tuan.. saya nggak terpaksa..” jawab Astrid pendek.

“Yah.. karena elo yang memaksa, buruan gih..” Jack membuka ritsletingnya sendiri, lalu Astrid menurunkan celana jeans butut itu, seketika penis Jack yang panjnag menonjol dari balik celana dalamnya yang kumal. Astrid dengan gerakan terburu-buru memelorotkan celana dalam itu. Penis Jack yang besar dan panjang langsung mencuat tegak di depan wajah Astrid. Penis itu besar sekali, mungkin sekitar 20 cm dengan diameter hampir 4 cm, hitam dan berurat mengerikan. Astrid memalingkan wajahnya saking jijiknya memandang penis itu.

“Lho katanya mau ngemut, kok malah melengos sih?” Jack berkata datar membuat Astrid tersadar. Perlahan Astrid mulai memegang penis itu yang terasa penuh dalam genggamannya, lalu dengan gerakan pelan Astrid mulai mengocok-ngocok penis itu. Astrid lalu mendekatkan penis itu ke mulutnya, dan mulai menjilati ujung penisnya, terasa asin, dan terasa ada cairan sedikit pada ujungnya, kemudian Astrid menahan nafas dan langsung memasukkan penis itu ke dalam mulutnya kemudian dihisap-hisapnya dengan kuluman lembut, dan dikocok-kocok dengan tangan, lama kelamaan Astrid mulai terbiasa dengan penis itu, meskipun tidak pengalaman tapi naluri seksualnya sudah mengalahkan akal sehatnya mulai dapat menyesuaikan diri, Astrid juga menjilati samping sampingnya hingga ke buah pelirnya, Astrid sedikit memberi ludah pada ujung penis itu dan memainkan ludah itu di penisnya, kemudian diratakan dan dihisap dan dijilat kembali, tampaknya Astrid mulai menikmati penis Jack.

“Ohh.. yess.. ahh… enak tenan… nggak kayak pelacur-pelacur pinggir jalan, asyik tenan, mirip artis-artis bokep jepang atau bule.” kata Jack mengomentari kuluman Astrid. “Ayo teruss Nona.. teruss.. “ Jack mengerang. Astrid mempercepat gerakan kulumannya, sesekali penis itu dikeluarkan dari mulutnya lalu dimasukkan kembali, Astrid berusaha sekuat tenaga memuaskan Jack, terlihat penis itu dikulumnya sampai mentok ke tenggorokannya, dikeluarkan lalu dimasukkan lagi, dikeluarkan lagi dimasukkan lagi, persis seperti orang sedang manikmati es mambo.
“Ohhh.. Ahhh.. teruss..” Jack mengerang, sampai akhirnya dia menjambak rambut Astrid lalu menekan wajah Astrid ke selangkangannya dan dengan gerakan kasar Jack mendesakkan penisnya maju mundur di dalam mulut Astrid, Astrid sampai tersedak dan kehabisan nafas,api Jack tidak memberinya kesempatan, dia terus menggoyangkan pantatnya dengan liar.

“AHH.. AHHH.. AHHHH…” gerakan Jack baru berhenti setelah dia mengerang keras, Astrid merasakan semburan cairan kental di dalam mulutnya yang meluncur langsung ke dalam tenggorokannya, rupanya Jack berejakulasi di dalam mulut Astrid, cairan spermanya banyak sekali sampai memenuhi mulut Astrid, sebagian cairan putih kental itu meleleh …

…keluar di sudut bibir Astrid yang terpuruk di lantai sambil terengah-engah kehabisan nafas.

Astrid tersengal mencoba mengambil nafas dengan terpaksa dia menelan sperma Jack yang ditumpahkan ke dalam mulutnya. Dia hanya bisa menangis diperlakukan seperti itu, tapi dia tidak kuasa melawan. Tapi penderitaan Astrid belumlah selesai. Tiba-tiba Jack menyentak rambut Astrid dengan kasar.

“Sekarang Nona cantik merangkak ke teman gue yang di situ, lalu memohon untuk ngemut kontolnya, ingat ya.. harus sopan,” Jack berujar kalem.

“Iya Tuan.. ,” Astrid mengangguk ketakutan. Dia lalu merangkak ke arah Jon yang sudah tidak sabar. Jon bahkan sudah tidak memakai apa-apa lagi seningga penisnya yang besar mengacung tegak. Dengan perasaan jijik Astrid belutut sehingga wajahnya tepat berada di depan penis Jon yang besar dan hitam.

“Tuan yang baik, bolehkah saya ngemut kontolnya Tuan, saya ingin sekali ngemut kontolnya Tuan, boleh ya?” Astrid berkata dengan suara tertahan, bernada memelaskan, tapi dia berusaha tersenyum semanis mungkin. Sementara Jack beraksi merekam adegan demi adegan yang dilakukan Astrid dengan kameranya.

“Hehehe.. Nona ini sudah cantik, sopan pula..” Joan melontarkan sindiran. “Tapi nggak bayar kan Non?”

“Tidak Tuan.. tidak.. saya rela kok.. nggak usah bayar..” Astrid menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Yah.. karena Nona cantik dan sopan, saya mau deh Non, ayo jangan malu-malu kalau mau ngemut..” Jon memajukan pinggulnya membuat penisnya mengacung lebih dekat ke wajah Astrid. Dengan gerakan ragu Astrid mulai menggenggam penis Jon, lalu dengan lembut mulai mengocok penis yang seukuran genggaman tangannya itu. Jon langsung mengejang menerima kocokan itu. Astrid lalu menjilati ujung penis Jon dengan ujung lidahnya, sesekali lidahnya juga menyapu batang penis Jon sambil terus mengocoknya dengan gerakan lembut.

“Ohhh.. Ohhhh.. enakhh.. “ Jon mengerang. “Benar-benar nggak kayak lonte-lonte murahan yang biasa kita entotin itu Jack..”

Astrid berdesir mendengar hinaan itu, hatinya terasa sakit, air matanya kembali menetes disamakan dengan pelacur murahan. Tapi dia tidak mampu berbuat apa-apa selain menuruti perintah kedua penjahat itu dengan harapan mereka akan segera melepaskannya.

“Masukan ke mulut dong Non..” kata Jon ringan. Astrid hanya melirik sekilas lalu mulai membenamkan batang penis Jon ke mulutnya dan menggerakkan kepalanya maju mundur membuat penis itu keluar masuk di mulutnya.
“Diemut yang benar dong Non!” perintah Jon yang langsung dituruti oleh Astrid, di dalam mulut dia mainkan lidahnya sehingga memberi sensasi nikmat pada penis itu. Jon melenguh nikmat merasakan kuluman Astrid, lalu tangannya menjulur ke bawah meraih buah dada Astrid yang menggantung kenyal. Astrid menjerit kecil saat tangan Jon yang kasar mulai meremas payudaranya dengan gerakan kasar, tapi remasan itu justru membuat dorongan seks dari diri Astrid semakin menggelegak menimbulkan sensasi tersendiri membuatnya semakin bergairah melakukan kuluman di penis Jon.

“Ohh.. enak Non.. ahh.. ahh teruss..” Jon mengerang sambil tangannya terus menerus meremas-remas payudara Astrid dengan kasar, Astrid merasa sakit pada payudaranya, tapi gerakan kasar itu sekaligus membakar nafsu seksualnya membuat wajahnya merah padam dan gerakan kepalanya menjadi semakin teratur makin lama makin lembut membelai dan mengocok penis Jon dengan bibir mungilnya.

“Ahhkhh.. Ohhh..” Tiba-tiba Jon mengejang dan mengerang. Dengan kasar dia mencabut penisnya dari cengkeraman bibir Astrid lalu memaksa Astrid menggenggam penis itu.

“Kocok.. ayo kocok..” perintahnya. Astrid menurut dan mengocok penis Jon dengan lembut. Jon menjadi semakin liar, tubuhnya mengejang dan menyentak-nyentak.

“Ohhh.. gue mau ngecroott.. Ahhhh..” Jon mengerang lalu menjambak rambut Astrid membuat wajah Astrid menengadah tepat di depan penisnya, lalu.

“Crott.. crott.. crott..” sperma Jon muncrat dengan deras menyembur tepat di wajah Astrid, Astrid gelagapan saat wajahnya tersemprot cairan putih kental itu, dia mencoba menghindar tapi cengkeraman Jon pada rambutnya membuatnya tidak berkutik, akhirnya dia pasrah Jon menyemprotkan sperma ke wajahnya. Wajah Astrid yang cantik langsung berlumuran sperma kental, sebagian meleleh membasahi payudaranya dan sebagian lagi mengalir masuk ke mulutnya.

“Ahhhh….” Jon mengerang lega. Dia merasakan kepuasan yang luar biasa saat beejakulasi di wajah cantik itu. Dia langsung melepaskan cengkeramannya dari rambut Astrid membuat Astrid langsung tersimpuh di lantai dan menangis tersedu-sedu. Tubuhnya yang putih mulus kini basah oleh keringat dan sperma. Sementara Jon dengan santainya merebahkan tubuhnya di sofa merah marun yang sudah rusak yang ada di dekatnya.

“Hehehee.. “ Jack menunjukkan kameranya. “Nona berbakat juga lho jadi bintang film bokep. Benar-benar mirip sekali dengan bintang bokep mandarin..”

Astrid memejamkan mata, mencoba tidak mendengarkan penghinaan penjahat-penjahat itu, hatinya seperti ditindih sebongkah batu besar dan berat membuatnya kembali menangis tersedu-sedu.

“Oke Jon, kayaknya Nona cantik ini harus membersihkan diri dulu,” kata Jack lagi. Jon mengacungkan jempolnya ke atas, dia lalu keluar dari ruangan dan masuk lagi beberapa saat kemudian dengan membawa seember air.
“Bersihin wajah sama badan elo!” perintah Jack sambil menunjuk ember yang dibawa Jon. Astrid melirik sekilas, ada air bersih dan kain di dalamnya, lalu dengan takut-takut dia mulai membersihkan sisa-sisa sperma yang menempel di wajah dan payudaranya.

“Sekarang berdiri Nona..” Jack memerintahkan.

“Ampun Tuan.. lepasin saya.. saya kan sudah menuruti semua perintah Tuan..” Astrid memohon dengan memelaskan sambil menangis tersedu.

“Oho.. jangan buru-buru Nona cantik, bagian terbaiknya belum lagi dimulai,” kata Jack dingin. “sekarang Nona naik ke atas ranjang itu!” perintahnya dingin.

“Jangan Tuan..” Astrid terperanjat mengetahui apa yang bakal menimpanya. “Jangan perkosa saya Tuan! Saya masih perawan.. ampun Tuan.. jangan perkosa saya..!” Wualn menjerit menghiba dan memohon.

“PLAKK!!” sebuah tamparan cukup keras mendarat di pipi Astrid membuat Astrid terhuyung ke belakang disertai jeritan.

“Berani membangkang?” Jack menghunus pisau besarnya kembali, darah Astrid seperti berhenti melihat kilatan pisau itu. Astrid gemetar ketakutan begitu melihat Jack mengacungkan pisau itu tepat di wajahnya.

“Bagaimana? Berani menolak?” Tanya Jack kalem. Astrid memalingkan wajahnya, air matanya mengalir makin deras. Dia tidak punya pilihan lain, dengan hati hancur dia menggeleng lemah, dia sudah tidak punya harapan lagi mengetahui sebentar lagi dirinya akan diperkosa oleh dua preman brutal.

“Hehehe.. bilangnya yang sopan dong masa Cuma menggeleng gitu,” Jack tertawa sinis. “Ayo bilang yang sopan.”

“Iya Tuan, saya mau..” jawab Astrid sambil terisak.

“Mau apa?” Jack bertanya galak.

“Ehh.. saya.. saya mau dikenthu sama tuan berdua..” jawab Astrid dengan perasaan hancur.

“Mau apa kepingin?” Jack bertanya dengan nada menghina.

“Eh.. iya Tuan, saya kepingin dikenthu sama Tuan berdua, saya pingin Tuan berdua menyetubuhi saya, “jawab Astrid gemetar.

“Kalau gitu memohon yang sopan dong..” Jack berujar datar, membuat Astrid makin terhina, inilah tujuan Jack, makin terhina Astrid berarti semakin dia berkuasa pada diri Astrid.

“Tuan yang baik, maukah Tuan berdua menyetubuhi saya, please Tuan, saya sudah nggak tahan … …pingin kenthu..Please..” Astrid memohon-mohon untuk disetubuhi.

“Bayar nggak?” Tanya Jack kalem.

“Tidak Tuan, saya mau dikenthu tanpa bayaran, gratis Tuan, gratis.” Astrid memohon-mohon seperti pelacur murahan.

“Kalau gitu sih boleh.. “Jack tersenyum liar. “Nona sekarang tiduran deh di ranjang.” Astrid menuruti perintah itu, dia langsung naik ke ranjang yang sepertinya memang sudah direncanakan untuk memperkosa Astrid.

“Terlentang dong.. masa cuma duduk begitu, Gimana caranya gue ngentotin elo kalau elo cuma duduk di situ” Jack memberi perintah ketika melihat Astrid Cuma duduk di tepi ranjang. Astrid lalu merebahkan badannya dan terlentang.
“Bagus sekali Nona cantik, sekarang pentangkan kaki elo lebar-lebar, rentangkan tangan ke atas.” Jack memberi perintah lagi dan Astrid dengan pasrah menurut, dipentangkannya tangan dan kakinya sesuai perintah. Sekarang posisi Astrid lebih mirip huruf X dengan tangan dan kaki terbentang, huruf X yang sangat bagus.

“Hadap ke sini dong Sayang..” Jack mengarahkan handycamnya ke tubuh Astrid yang telanjang bulat mulai dari ujung kaki sampai ujung tangan, pada bagian vagina dan payudara sengaja disyut lebih lama dengan berbagai posisi.

“Ayo Non, bilang lagi yang sopan kalau mau dikenthu,” Jack memerintah.

“Mari Tuan, silakan, buruan kenthu saya Tuan, nikmati tubuh saya..” Astrid berkata dengan gemetar. Jack lalu menyerahkan Handycamnya pada Jon.

“Tentu Nona manis, dengan senang hati, “ kata Jack sambil mendekati Astrid, dia lalu berbaring di dekat Astrid. Astrid gemetar ketakutan saat Jack mulai membelai wajahnya dan menciumi pipinya, kumisnya yang kasar seperti duri menusuk-nusuk pipi Astrid yang halus. Jack lalu menciumi bibir Astrid dengan gerakan lembut berulang-ulang sambil tidak lupa tangannya bergerak ke payudara Astrid yang kenyal dan lembut, payudara yang putih mulus itu dibelai-belai dan diremas dengan lembut, sesekali Jack mempermainkan puting payudara Astrid yang berwarna pink segar dengan jari-jarinya. Astrid berusaha menahan agar tidak terhayut oleh perlakuan itu, tapi gerakan-gerakan Jack yang sangat berpengalaman membuat pertahanannya sedikit demi sedikit bobol. Perlahan Astrid mulai memberikan respon pada ciuman Jack, tanpa disadari, Astrid mulai membuka mulutnya dan membiarkan lidah Jack bermain-main dengan lidahnya, bahkan Astrid mulai ikut memainkan lidahnya sendiri dan membiarkan bibirnya berpagutan dengan bibir Jack. Sambil terus berciuman, Jack terus membelai dan meremas-remas payudara Astrid dengan lembut. Lalu Jack mengarahkan ciumannya ke bagian leher Astrid. Astrid menerima perlakuan itu sambil mendesah pelan.

“hehehe.. udah mulai terangsang ya Non.. “ Jack tertawa pelan sambil terus menciu

CERITA SEX ASTRID MONTOK Cerita Sex Terbaru

Cerita Dewasa

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul CERITA SEX ASTRID MONTOK Cerita Sex Terbaru yang dipublish pada June 15, 2022 di website CeritaSex

Artikel Terkait

Leave a Comment