Memek Gadis Cerita Sex Terbaru
Cerita Porno – Suami Tante Linda, sebut saja Cerita Skandal Oom Joko bekerja di Cerita Pemerkosaan ibukota, di suatu instansi Cerita Bokep pemerintah, dan mempunyai jabatan strategis. Setiap 2 minggu sekali, Oom Joko pulang ke kota A, aku sendiri cukup akrab dengan Oom Joko, umurku dengannya tidak terlalu terpaut jauh.Oom Joko aku taksir baru berumur sekitar 35 tahun, sedangkan Tante Linda justru lebih tua sedikit, 37 tahun. Aku menyebut mereka Oom dan Tante, sebab walaupun beda umur antara aku dan mereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seorang anak gadis.Tante Linda merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan otomotif di kota B yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota A. Tante Linda berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiap harinya, sehingga aku kurang begitu dekat dengan Tante Linda. Justru kepada anak gadisnya yang masih SMP yang bernama Lia, aku merasa dekat. Sebab pada hari-hari kosongku, Lia lah yang menemaniku.Selama tinggal serumah dengan Tante Linda dan anak gadisnya, yaitu Lia, aku tidak pernah berpikiran buruk, misalnya ingin menyetubuhi Tante Linda atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah seperti kakak sendiri.Dan kepada Lia, aku juga sudah menganggapnya sebagai keponakanku sendiri pula. Sampai akhirnya ketika suatu hari, hujan gerimis rintik-rintik, pekerjaan kantor telah selesai aku kerjakan, dan saat itu hari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, lalu aku berpikir berbuat apa di hari seperti ini sendirian.
Akhirnya aku putuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekan kerjaku. Kebetulan dia selalu membawanya, aku pinjam ke dia, lalu aku cepat-cepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, sebab Lia masih sekolah, dan Tante Linda bekerja. Karena aku kost sudah cukup lama, maka aku dipercaya oleh Oom Joko dan Tante Linda untuk membuat kunci duplikat. Jika sewaktu-waktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repot menunggu Lia pulang ataupun Tante Linda pulang.Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entah karena masih sepi, maka aku menyaksikannya di ruang keluarga yang kebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. lama juga aku tidak menyaksikan film seperti ini, dan memang lama juga aku tidak ML (making love) dengan wanita malam yang biasa kupakai akibat stres karena kerjaan yang tidak ada habis-habisnya.Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso, seakan aku menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatku mulai bernafsu dan membuat batang kemaluanku berontak dari dalam celanaku.Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan saja celanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga aku hanya menggunakan kaos singlet ketat saja. Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan, maka mulai berdiri dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yang hitam, panjang, besar dan berdenyut-denyut.Aku menikmatinya sesaat, sampai akhirnya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangan kananku. Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihat adegan-adegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang bodoh itu sedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan si wanita.Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocok-kocok, lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelah sekian lama, aku merasa sudah tidak kuat lagi menahan cairan mani yang ingin keluar.Lalu, “Ahh crrrottt.. cccroottt,” aku sudah menyiapkan handuk kecil untuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku. Sehingga cairan itu tidak muncrat kemana-mana.Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata melihat ke arahku dengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yang kulakukan tadi. Aku baru saja membersihkan batang kemaluanku dengan handuk, lalu sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambil berkata kecil.“Oom Agus, lagi ngapain sih, kok main-main titit begitu, emang kenapa sih?” kata suara kecil mungil yang biasa kudengar.Bagaikan disambar geledek di siang hari, aku kaget, ternyata Lia sudah ada di belakangku. Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini pasti sudah melihat apa yang kulakukan dari tadi.“Eh, Llliiiiaaa.. baru pulang?” sahutku sekenanya.“Iya nih Oom, ngga ada pelajaran.” tukas Lia, lalu Lia melanjutkan perkataannya, “Oom Agus, Lia tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kok mainin titit gitu?”“Oohh ini..,” aku sudah sedikit bisa mengontrol diri, “Ini.. Oom habis melakukan olahraga , Lia.”“Ooohh.. habis olahraga yaaa..?” Lia sedikit heran.“Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Lia.” jawabku ingin meyakinkan Lia.“Kalo olahraga Lia di sekolah pasti sama pak guru Lia disuruh lari.” Lia menimpali.“Itu karena Lia kan masih sekolah, jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru.” jawabku lagi.“Oom, Lia pernah lihat papa juga mainin titit persis seperti yang Oom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama.” Lia dengan polosnya mengatakan hal itu.“Eh, Lia pernah lihat papa dan mama olahraga begituan?” aku balik bertanya karena penasaran.“Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem pasti melakukannya sama mama.” ujar Lia masih dengan polosnya menerangkan apa yang sering dilihatnya.“Seperti ini yaa..?” sambil aku menunjuk ke cover gambar film Tarzan X, gambar Tarzan dengan memasukkan batang kemaluannya ke lubang kelamin wanitanya.
Baca Juga Cerita Hot : Gadis Nakal
“Iya Oom, seperti apa yang di film itu lho!” jawab Lia,
“Eh.. Oom, bagus lho filmnya, boleh ngga nih Lia nonton, mumpung ngga ada
mama?”“Boleh kok, cuma dengan syarat, Lia tidak boleh mengatakan hal ini sama
papa dan mama, oke?” aku memberi syarat dengan perasaan kuatir jika sampai Lia
cerita pada mama dan papanya.“Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh.”
janjiku.“Beres Oom, Lia ngga bakalan cerita ke mama dan papa.” dengan santai
Lia menjawab perkataanku, rupanya Lia langsung duduk di sofa menghadap ke
TV.Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Lia menontonnya dengan
sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuh perhatian. Aku sendiri
termenung menyaksikan bahwa di depanku ada seorang gadis kecil yang periang dan
pintar sedang menonton blue film dengan tenangnya.Sedangkan aku sendiri masih
belum memakai celanaku, ikut melihat lagi adegan-adegan film Tarzan X itu,
membuat batang kemaluanku tegang dan berdiri kembali, kubiarkan saja. Lama
kelamaan, aku tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih ke
sosok hidup yang sedang menontonnya, yaitu Lia.Lia adalah yang tergolong imut
dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh
dengan Lia, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan
pastilah masih sangat sempit.Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal
itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa
kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak
terasa, selesailah film tersebut. Suara Lia akhirnya memecahkan
keheningan.“Oom, tuh tititnya berdiri lagi.” kata Lia sambil menunjuk ke arah
batang kemaluanku yang memang sedang tegang.“Iya nih Lia, tapi biarin saja deh,
gimana dengan filmnya?” jawabku santai.“Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa
dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih.” Lia sepertinya
ingin menanyakan sesuatu.“Pertanyaannya apa?” tanyaku.“Kenapa sih, kalo
olahraga gituan harus masukin titit ke… apa tuh, Lia ngga ngerti?” tanya
Lia.“Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga
lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan?” jawabku
menerangkan.“Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada
memek mama.” Lia membenarkan jawabanku.“Itulah seninya olahraga beginian Lia,
bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk
dewasa.” kataku memberi penjelasan ke Lia.“Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan
olahraga seperti itu?” tanya Lia lagi.Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar
rejeki.. selalu saja datang sendiri.“Boleh sih, dengan satu syarat jangan
bilang sama mama dan papa.” jelasku.Terang saja aku membolehkan, sebab itulah
yang kuharapkan.“Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan
merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak.” tambahku.“Masa sih Oom?
Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga sepertinya
merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan
kadang seperti mau nangis.” Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan
sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.“Emang gitu kok. Ee…, mumpung masih
siang nich, mama Lia juga masih lama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga
beginian, sekarang saja gimana?” aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona
kemaluannya Lia, pastilah luar biasa.“Ayolah!” Lia mengiyakan.Memang rasa ingin
tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Lia.
Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia merasakan apa
yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Kaos singlet yang menempel di tubuhku
telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku
mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang
di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun.Lia hanya tersenyum-senyum
memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena
kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku
telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.Kusuruh Lia untuk
membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi setelah kuberitahu dan
kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga
telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya.
Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat
Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah
pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia
tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.Di balik kaos dalamnya yang
cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah
puting susunya Lia yang baru tumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia
sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu
Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku.Puting
susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan
dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan
matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.Payudara Lia memang belum
nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai
menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk
dinikmati. Warna puting susu Lia coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu
menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana
dalamnya.Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis
lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di
sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku
sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong
aku dibuatnya.“Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom.”Aku tersentak dari
lamunan begitu mendengar Lia berbicara.“Oke, sekarang dimulai yaaa…?”Kuberi
tanda ke Lia supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku meminta ijin ke Lia
untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Lia
memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting
bagiku, aku merasakan liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.Aku ciumi
kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat
seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang
kulakukan kepadanya.Setelah puas aku menciuminya, “Lia, boleh ngga Oom netek ke
Lia?” tanyaku meminta.“Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya
mama.” kata Lia sedikit protes.“Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan
lebih enak.” kilahku meyakinkan Lia.“Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga
sakit aja.” jawab Lia akhirnya memperbolehkan.“Dijamin deh ngga sakit, malahan
Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara.” jawabku lagi.Segera saja
kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli dan menggelinjang-gelinjang
keenakan, aku merasakan puting susu Lia mulai mengalami penegangan total.
Selanjutnya, aku hisap kedua puting susu tersebut bergantian. Lia melenguh
menahan geli dan nikmat, aku terus menyusu dengan rakusnya, kusedot
sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi
kupelintir-pelintir.“Oom, kok enak banget nihhh… oohhh… enakkk…” desah Lia
keenakan.Lia terus merancau keenakan, aku sangat senang sekali. Setelah sekian
lama aku menyusu, aku lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah
memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk oleh kenikmatan. Aku
bimbing tangannya ke batang kemaluanku.“Lia, kocok dong tititnya Oom Agus.” aku
meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.Lia mematuhi apa yang kuminta,
mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, karena Lia masih
amatir, sampai akhirnya aku justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Lia
tersebut, maka kuminta Lia untuk menghentikannya.Selanjutnya, kuminta Lia untuk
mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia langsung saja
mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, aku terpana sesaat melihat vagina Lia
yang merekah.Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, sekarang di
hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Lia yang sebesar kacang
kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama,
lubang kemaluan Lia yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur, hanya seukuran
jari kelingking lubangnya.Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap
kemaluan Lia dengan lembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis.
Meram melek kulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot
klitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, sampai tidak berapa lama.“Oom, enak
banget sih, Lia senang sekali, terussinnn…” pinta Lia.
Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin
mendesah tidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanya
selama hidup.“Oommm… ssshhh… Lia mau pipis nich..”Lia merasakan ada sesuatu
yang mendesak ingin keluar, seperti ingin kencing.“Tahan dikit Lia… tahan
yaaa…” sambil aku terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya.“Udah ngga
tahan nich Oommm… aahhh…”Tubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa
dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara
selangkangannya.Lia ternyata sudah sampai pada klimaks orgasme pertamanya. Aku
senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan
cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Lia.“Oohhh… Oom Agus… Lia merasa
lemes dan enak sekali… apa sih yang barusan Lia alami, Oom…?” tanya Lia antara
sadar dan tidak.“Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi
ngga?” tanyaku.“Iya.. iya.. pingin Oom…” jawabnya langsung.Aku merasakan kalau
Lia ingin merasakannya lagi. Aku tidak langsung mengiyakan, kusuruh Lia
istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan
kusuruh Lia untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, aku akan menembus lubang
perwannya yang sempit itu, jadi aku ingin Lia dalam keadaan segar bugar.Tidak
berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit.“Lia… tadi Lia sudah mencapai puncak
pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..?”
bujukku.“Iya Oom, mau dong…” Lia mengiyakan sambil manggut-manggut.“Ini nanti
bukan puncak Lia saja, tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia” kataku
lagi menjelaskan.“Final?” Lia mengernyitkan dahinya karena tidak paham
maksudku.“Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oom
jamin Lia akan merasakan sesuatu yang lebih enak lagi dibandingkan yang tadi.”
akhirnya aku katakan final yang aku maksudkan.“Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit
Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Lia kan sempit begini sedangkan tititnya Oom..
gede banget gitu…” Lia sambil menunjuk lubang nikmatnya.“Pelan-pelan dong, ntar
pasti bisa masuk kok.. cobain ya..?” pintaku lagi.“Iya deh Oom…” Lia secara
otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.Kuarahkan kepala
kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih super sempit tersebut. Begitu
menyentuh lubang nikmatnya, aku merasa seperti ada yang menggigit dan menyedot
kepala kemaluanku, memang sangat sulit untuk memasukkannya.Sebenarnya bisa saja
kupaksakan, tetapi aku tidak ingin Lia merasakan kesakitan. Kutekan sedikit
demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit karena
merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi adalah
untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat.“Blusss…”Lia
menjerit cukup keras, “Ooommm… tititnya sudaaahhh masuk… kkaahhh?”“Udah sayang…
tahan ya…” kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.Aku mundurkan batang
kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut
menggembung karena tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan
tetapi pasti. Beberapa waktu, Lia pun sepertinya sudah merasakan enak.Setelah
cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang
kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan
cepat.Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata.
Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku,
kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.Sambil kuterus
berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia
aku pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku merasakan Lia sudah keluar
beberapa kali, sebab aku merasa kepala batang kemaluanku seperti tersiram oleh
cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang surga Lia.Aku ganti posisi. Jika
tadi aku yang di atas dan Lia yang di bawah, sekarang berbalik, aku yang di
bawah dan Lia yang di atas. Lia seperti kesetanan, bagaikan cowboy menunggang
kuda, oh enak sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang
surga Lia.Sekian lama waktu berlalu, aku merasa puncak orgasmeku sudah dekat.
Kubalik lagi posisinya, aku di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju
mundurku. Lalu aku peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan
seluruh batang kemaluanku.
Aku menegang hebat.“Crruttt… crruttt…”Cairan maniku keluar banyak sekali di dalam lubang kemaluan Lia, sedangkan Lia sudah merasakan kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia.Lia kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia langsung tertidur, aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, lalu kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya.Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di tempat tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi. Malam pun tiba.Keesokan harinya, Lia mengeluh karena masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali aku melakukan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.Kira-kira sudah berjalan setengah tahun lamanya, Lia sudah sangat pintar untuk ukuran gadis seusianya dalam melakukan olahraga senggama. Aku pun sangat memanjakannya, uang yang biasa kuhamburkan untuk membayar wanita malam, kuberikan ke Lia. Untuk menghindari kecurigaan orang tuanya, uang itu kubelikan hal-hal yang Lia suka, seperti makanan, mainan dan masih banyak lagi.Sekarang Lia sudah kelas 2 SMP, naik kelas dengan nilai yang bagus, apa yang kulakukan dengan Lia tidak mempengaruhi belajarnya. Inilah yang membuat aku semakin sayang, dan sampai suatu saat, Tante Linda diharuskan pergi beberapa hari lamanya ke ibu kota untuk menemani Oom Joko menghadiri resepsi-resepsi pernikahan dari rekan-rekan kerja Oom Joko yang kebetulan berurutan tanggalnya.Aku ditinggal berdua di rumah dengan Lia, memang sudah terlalu biasa, sedikit bedanya adalah sekarang sudah super bebas, tidak mengkhawatirkan kalau-kalau Tante Linda pulang dari kerja.Lia pernah menjanjikan kepadaku akan membawa teman-teman akrabnya main ke rumah untuk diajarkan olahraga senggama. Dan saat yang tepat adalah sekarang, dimana Tante Linda tidak akan ada di rumah untuk beberapa hari, dan Lia juga mulai libur karena kelasnya dipakai untuk testing uji coba siswa kelas 3.Sangat kebetulan sekali kalau hari ini sabtu, sekolah Lia pulang sangat awal dikarenakan guru-guru sibuk menyiapkan bahan untuk testing uji coba siswa kelas 3. Lia telpon ke kantorku, menanyakan apakah aku bisa pulang cepat atau tidak. Lia juga mengatakan kalau dia membawa teman-temannya seperti yang telah dijanjikannya.Kontan saja mendengar kabar itu, aku langsung ijin pulang. Sebelum pulang ke rumah kusempatkan mampir ke apotik untuk membeli sejumlah obat-obatan yang kuperlukan nantinya, aku ingin penantian yang begitu lamanya, di hari ini akan terlaksana.Sesampainya di rumah, benar saja, ada tiga gadis teman akrab Lia, mereka semua cantik-cantik. Tidak kalah cantik dengan Lia. Gadis pertama bernama Anna, wajahnya cantik, hidungnya mancung, rambutnya lurus potongan pendek, tubuhnya tidak terlalu kurus, senyumnya selalu menghiasi bibirnya yang sensual, payudaranya kelihatan belum tumbuh akan tetapi satu yang membuat aku heran, dari benjolan bajunya, kutahu kalau itu puting susunya Anna, sepertinya lumayan besar.Tetapi masa bodo, yang penting miliknya bisa dinikmati. Anna ini sepertinya tomboy, wow, kuat juga nih senggamanya, pikiran kotorku muncul mendadak.Lalu gadis kedua bernama Indah, wajahnya mirip Lia, hidungnya mancung, rambutnya lurus panjang sebahu, agaknya lumayan pendiam, tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan Lia dan Anna, payudaranya sudah sedikit tumbuh, terlihat dari permukaan bajunya yang sedikit membukit, lumayan bisa buat diremas-remas, sebab tanganku sudah lama tidak meremas payudara montok.Gadis yang ketiga, inilah yang membuatku terpana, namanya Devi. Ternyata Devi ini masih keturunan India, cantik sekali, rambutnya pendek, hidungnya sangat mancung, dan sepertinya sedikit cerewet. Tubuhnya sama dengan Lia, kecil dan imut, payudaranya kurasa juga belum tumbuh. Sekilas, puting susunya saja belum terlihat.Aku pulang tidak lupa dengan membawa oleh-oleh yang sengaja kubeli, aku manjakan mereka semua sesuai dengan pesan Lia.
Baca Juga Cerita Bokep : Diperkosa Ditempat Bilyard
Teman-temannya ingin melihat olahraga senggama yang sering
Lia lakukan. Lia memang sedikit ceroboh, membocorkan hal-hal seperti ini,
tetapi Lia menjamin, karena ketiga gadis itu adalah sahabat sejatinya.Singkat
waktu, malam pun tiba. Ketiga gadis teman Lia itu sudah berencana untuk
menginap di rumah Lia, sebab besoknya adalah minggu, alias libur, seninnya juga
masih libur dan lagi mereka pun sudah ijin kepada orang tuanya masing-masing
untuk menginap di tempatnya Lia, alasannya menemani Lia yang ditinggal mamanya
ke luar kota.Pertama sekali, aku diperkenalkan Lia kepada ketiga temannya, dan
tidak ada basa-basi seperti apa yang kulakukan kepada Lia dulu. Aku meminta Lia
memutarkan film Tarzan X kesukaannya kepada ketiga temannya itu.Gadis-gadis
kecil itu rupanya sudah menantikan. Menonton pun dengan konsentrasi tinggi
layaknya sedang ujian. Aku takjub melihat mereka, dan justru cekikikan sendiri
melihat adegan demi adegan, sepertinya ketiga teman Lia itu sudah pernah
melihat yang sesungguhnya atau pemandangan yang nyata.Setelah film usai, aku
lalu beranikan diri bertanya ke mereka. Pertama sekali adalah ke Anna yang aku
nilai paling berani.“Anna, Oom penasaran, kayaknya Anna sering lihat olahraga
begituan?” tanyaku penuh selidik.“Iya benar kok Oom… Anna sering lihat olahraga
begitu, terlebih kakak Anna sama pacarnya, mereka selalu berbuat begituan di
rumah” jawab Anna jujur menjelaskan dan membenarkan.“Hah? Masak sih di rumah..”
tanyaku lagi dengan heran.“Iya, bener kok Oom, sebab papa dan mama Anna kan
ngga tinggal di sini” Anna menjawab keherananku.“Oohhh…” aku hanya bisa
manggut-manggut.“Emang sih, Anna lihatnya dengan sembunyi-sembunyi, sebab
merasa penasaran sebenarnya apa sih yang kakak Anna lakukan bersama pacarnya?
Ternyata seperti di film Tarzan itu Oom…” Anna menjawab dengan menerangkan
tanpa merasa aneh atau bahkan malu.Lalu aku selanjutnya bertanya kepada Indah.
Indah sedikit tergagap sewaktu kutanya, ternyata Indah sendiri sudah mengetahui
hal begituan secara tidak sengaja sewaktu sedang menjemur pakaian di loteng
rumahnya.Indah bercerita, tanpa sengaja dia melihat di halaman belakang
tetangganya, ada yang sedang bermain seperti yang dilakukan di dalam film
Tarzan X tersebut. Intinya Indah tahu kalau titit itu bisa dimasukkan ke lubang
wanita.Terakhir aku bertanya ke Devi, dengan polosnya Devi mengungkapkan kalau
dia mengetahui hal-hal begituan dari melihat apa yang papa dan mamanya lakukan
ketika malam hari. Sama seperti dengan pengalaman Lia pertama kali melihat hal
itu.Setelah aku mendengar cerita mereka, aku menawarkan, apakah mereka ingin melihat
langsung, kompak sekali mereka bertiga menjawab ya. Lalu aku bertanya sekali
lagi, apakah mereka ingin merasakannya juga, sekali lagi dengan kompaknya,
mereka bertiga menjawab ya.“Kalo begitu… Oom mulai sekarang ya…?” jantungku
berdegup kencang karena girang yang tiada tara, aku tidak mengira akan semulus
ini.Aku akhirnya melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan, sesuai dengan
rencana, aku akan memamerkan olahraga senggama itu berpasangan dengan Lia, dan
sebetulnya Lia yang mempunyai ide merencanakan itu semua.Anna, Indah dan Devi
memandangi terus ke bagian bawah tubuhku, apalagi kalau bukan batang kemaluanku
yang sangat kubanggakan, hitam, panjang, besar, berotot, dan berdenyut-denyut.
Lia sendiri sudah melepaskan seluruh pakaiannya.Puting susu Lia sudah membenjol
cukup besar karena sering kali kuhisap, dan oleh Lia sendiri sering
ditarik-tarik saat menjelang tidur. Payudaranya masih belum nampak mulai
menumbuh. Untuk bagian bawah, vagina Lia sudah sedikit berubah.Dulunya hanya
seperti garis membujur, sekarang dari kemaluan Lia sudah mencuat bibir bibir
berdaging, hal ini dikarenakan sudah sering kumasuki dengan batang kemaluanku
tentunya, tetapi itu semua tidak mengurangi keindahan dan kemampuan empotnya
(hisapan dan pijatan vagina).Aku main tembak langsung saja kepada Lia, sebab
aku tahu Lia sudah sangat berpengalaman sekali untuk hal beginian. Kupagut
bibir Lia, tanganku memainkan puting susu dan liang nikmatnya, Lia sudah cepat
sekali terangsang, kulepaskan pagutanku, lalu kuciumi puting susunya.Kuhisap
bergantian, kiri dan kanan.
Anna, Indah dan Devi melihat caraku memainkan tubuh telanjang Lia, napas mereka bertiga mulai memburu, rupanya nafsu ingin ikut merasakan telah menghinggapi mereka.Sekian lama kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah lumayan membenjol besar itu, aku memang sangat suka sekali menetek dan menghisap puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusui bayinya, ouw, pasti aku langsung terangsang hebat.Setelah puas kuberkutat di puting susu Lia dengan ciuman dan hisapan mulutku, kualihkan ke liang senggama Lia, kalau dahulu Lia tidak bisa menahan puncak orgasmenya, sekarang sudah sedikit ada kemajuan.Kuhisap dan kuciumi liangnya, Lia masih bisa menahan agar tidak jebol, tidak lama aku merasakan Lia sudah bergetar, kupikir jika aku terlalu lama menghisap lubang senggamanya, Lia pasti tidak akan kuat lagi menahan cairan maninya keluar, maka langsung saja kumasukkan batang kemaluanku yang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Lia.Aku tidak merasa kesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Lia, sudah begitu hapal, maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Lia.Anna, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa masuk ke lubang senggama teman mereka, yaitu Lia. Mereka bertiga mendesah-desah aku merasa mereka sudah ingin sekali merasakan lubang kenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambah cepat, kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit. Aku sudah merasakan Lia akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak lama kemudian, Lia memelukku erat dan dari dalam lubang surganya aku merasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang berada di dalam lubang vaginanya.Banyak sekali Lia mengeluarkan cairan mani, Lia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh, memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, target tiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.Lia kusuruh istirahat, Lia langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan ke Anna, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertiga sepertinya ragu, lalu akhirnya Anna yang mengajukan diri untuk mencoba.“Bagus Anna, kamu berani deh.” pujiku kepada Anna.Tanpa berlama-lama, kusuruh Anna untuk membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya, langsung saja Anna melakukan apa yang kusuruh, aku memandangi Anna yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, sampai akhirnya telanjang bulat.Tubuh Anna putih bersih, apa yang tadi membuatku penasaran sudah terobati, puting susu Anna kunilai aneh, payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itu membenjol lumayan besar. Bentuknya unik dan baru kali ini aku melihatnya, bentuknya mengerucut tumpul, puting susu dan lingkaran hitam kecoklatannya menyatu dan meninggi.Kata kamus ilmiah, puting susu berbentuk seperti ini langka sekali dan kualitas sensitifnya sangat tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanya masih berupa garis, dengan bagian sisinya sedikit membukit. Sepertinya vagina ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuingin segera merasakannnya.Aku langsung menciumi bibir Anna yang sensual itu, kupagut dengan mesra. Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Anna. Benar saja, begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Anna merasa sangat terangsang.“Ouwww… Oommm… enak sekali Oom..” Anna mengomentari apa yang dirasakannya.Aku merasakan puting susu Anna mulai menegang. Segera saja kulepaskan pagutanku di bibir Anna, aku merasa senang, rupanya Anna telah tanggap dengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunya dan menyodorkan kepadaku.Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dan kuhisap, Anna berkali-kali menjerit kecil. Rupanya puting susu Anna sangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Anna, ternyata vagina Anna sudah basah dan banyak juga cairan maninya yang merembes keluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Anna, kiri dan kanan bergantian.
“Oomm… Anna kok seperti mau pipis nih… Ada sesuatu yang mau
keluar dari memek Anna nih…” Anna mengungkapkan apa yang akan terjadi.“Tahan
dikit dong…” jawabku.Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu
Anna, lalu mulutku beralih ke liang senggama Anna. Secara otomatis, Anna sudah
mengangkangkan kedua kakinya, aku mencium aroma dahsyat dari liangnya Anna.
Sungguh legit. Vagina Anna merah sekali dan sudah mengkilap, kujilati kemaluan
yang basah itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Anna rupanya mengelinjang liar
karena merasa nikmat.“Oomm… Anna udah ngga kuat lagi nihhh… aahhh…” jerit Anna
seiring dengan tubunnya yang menegang.Saat itu, mulutku masih menghisap lubang
kemaluan Anna, aku merasakan ada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan
gurih. Inikah cairan mani Anna karena sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa
pikir panjang kutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga
buah klitoris Anna yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendiri merasakan
sudah akan mencapai puncak orgasmeku.“Anna.. Oom mau masukin titit Oom ke
lubang memek Anna nih..” aku meminta ijin kepada Anna.“Ya Oom, masukin saja,
ayo dong cepat…” Anna rupanya sudah tidak sabar lagi ingin merasakan batang
kejantananku memasuki lubang surganya.Kuarahkan kepala senjataku ke lubang
senggamanya Anna, Anna tanpa diminta memegang batang kemaluanku dan
membimbingnya memasuki lubang kemaluannya. Surprise, insting Anna hebat juga
nih pikirku, tanpa kesulitan, lubang vagina yang sudah banjir dengan cairan
mani itu menerima kepala kemaluan dan batang kemaluanku.Lumayan sempit juga,
untungnya tertolong oleh cairan mani dan pengertian Anna membimbing masuk
batang kemaluanku sehingga aku tidak kerepotan saat memasukannya.“Blusss…”
kutekan sepenuhnya, aku maju mundurkan dengan segera, perlahan, lalu