Party Sex Dengan 3 Gadis Desa Pemerkosaan Terbaru

Cerita Mesum Seks – Cerita seks ini adalah cerita bokep yang berawal pada waktu itu.. Cenit bersandar di dinding, gadis itu duduk sambil memeluk kedua lututnya. Setengah busana atasnya masih rapi tapi seluruh rok dan celananya sudah terbuka. Menampakkan kedua paha yang putih mulus dan montok. Sementara tumpukan daging putih kemerahan menyembul di sela rambutrambut hitam yang nampak baru dicukur.Sedikit tengadah dan dengan tatapan mata sendu ia berujar lirihMasukkanlah, Kak! Aku juga ingin menikmatinya.Aku hanya terdiam.. kami samasama sudah membuka busana bagian bawah, beberapa menit kemudian kami bergelut di pojok ruangan itu. Dengan penuh nafsu ku tekankan tubuhku ke tubuh gadis itu. Ia membalas dengan merengkuh leherku dan menciuminya penuh nafsu.Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubitubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya yang kenyal dan besar itu.
Ia hanya melenguhlenguh melepas nafasnya yang menderu. Setiap remasan dan kuluman diiringi dengan erangan penuh kenikmatan.Tanpa kusuruh ia membuka sebagian kancing bajunya. Menampakkan onggokan buah dada yang membulat dan putih. Tanpa membuka tali beha ia mengeluarkan buah dadanya itu dan mengasongkannya ke mulutku.Dengan rakus kukulum buah dada besar Cenit sepenuh mulutku. Ia mengerang antara sakit dan enak. Nafasku pum semakin tersendat, hidungku beberapa kali terbenam ke bulatan kenyal dan hangat itu.Puncak dadanya basah oleh air liurku yang meluap karena nafsu. Licin dan agak susah meraih puting susunya yang mungil kemerahan itu. Jelas sekali kulihat proses peregangannya. Semula puting susu itu terbenam, namun dalam sekejap saja dia keluar menonjol dan mengeras.Cenit tahu susah mengulumnya tanpa memegang karena aku mencengkram erat leher dan pinggang gadis itu. Tanpa menunggu waktu ia memegangi buah dadanya dan mengarahkan putingnya ke mulutku.Aku pun mengulumnya seperti bayi yang kehausan.
Mengulum dan menyedot sampai terdengar berbunyi mendecapdecap. Kulihat gadis itu, dalam sayu matanya merasakan kenikmatan, bibirnya tersungging senyuman dan tawa kecil. Gigit sedikit, Kak. pintanya padaku.Aku menuruti kemauannya, dengan gigiku kugigit sedikit puting susunya. Aih. Jeritnya lirih sambil menggigit bibir. Barangkali ia tengah merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian itu. Kurasakan tubuhnya melunglai menahan nikmat.Kemudian tubuh kami saling mendekap semakin rapat. Gairah dan rangsangan nikmat menjalar dan memompa alirah darah semakin kencang. Secara naluriah aku menyelusuri tubuh sintal Cenit.Mulai dari leher, terus ke punggung, meremas daging hangat di pinggul terus ke bagian bawah. Akhirnya menyelip di antara paha. Gadis itu membuka pahanya sedikit, mengizinkan tanganku menggerayangi daerah itu.Dalam pelukan erat, tanganku mencoba masuk ehm.. bagian itu terasa hangat dan basah. Cenit menggeser pantatnya sedikit. Kedua matanya memejam sembari menggigit bibir , desahdesah halus keluar tak tertahankan. Detak jantungku semakin kencang ketika kubayangkakn apa yang terjadi disana.Gadisku menggelinjang, nafasnya sesekali tertahan, sesekali ia seperti menerawang, apa yang dia harapkan? Aku tahu, dia menginginkan itu, dia mendorongdorongkan pantatnya ke depan, agar bagian itu lebih tersentuh oleh jemariku.Dengan penuh pengertian aku pun turun dari leher buah dada..
wajahku terseret ke bawah, menikmati setiap lekuk liku tubuhnya yang hangat. Setiap sentuhan dan gesekan menimbulkan rintihan lirih dari mulutnya. Wajahnya menengadah, matanya setengah terpejam, bibir agak terbuka, dan sedikit air liur menetes dari salah satu sudutnya.Teruskan, kak jangan hentikan..! pintanya. Puaskan aku.? katanya lagi tanpa rasa sungkan. Yah, tak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, pasti dia minta, kapan saja kami bertemu. Begitu pula aku kalau lagi pingin, dia pasti kasih.Perlahan aku menyusuri tubuhnya ke bagian bawah. Sekarang aku sudah di atas perutnya yang mulus. Aku bermainmain sebentar di sana. seluruh tubuh Cenit memang sangat menggairahkan. Tidak ada lekuk tubuhnya yang tidak indah. Aku sangat menikmati semuanya.Tibatiba Cenit memegang kepalaku, meremas sedikit rambutku dan mendorong kepalaku ke bawah. Ayo, Kak, udah gak tahan nih..! Jangan di situ aja dong.Aih.. Aku menurut. Dulu aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang hal itu menjijikkan. Dalam keadaan terangsang dia sangat menginginkanya.Sesampai di bagian itu aku terpana menyaksikan pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku. Setumpuk daging berwarna kemerahan berkilat di celahcelahnyaBagian itu, bibir kemaluan Cenit yang merah dan basah dipenuhi cecairan lendir yang bening.

Dengan kedua jari telunjuk ku buka celah itu lebih lebar Klentitnya menyembul nampak berkedut karena rangsangan nikmat tidak terkira.Berkalikali ia berkedut setiap denyutan dibarengi dengan nafas dan rintih tertahan gadis itu. Aku memandang ke atas. Ke arah payudaranya yang terbuka, putingnya semakin mengeras. Nafasnya terengahengah, buah dada Cenit yang putih itu nampak naik turun dengan cepat. Kulihat lagi kemaluan gadisku itu semakin merah dan merekah. Kubuka lagi dengan dua telunjukku cairahn kental pun mengalir deras. Meluap dan merembes sampai ke sela paha, persis seperti orang yang sedang ngiler.Cairan itu terus mengalir perlahan sampai ke arah anus. Kemudian perlahan berkumpul dan akhirnya menitik ke lantai. Semakin lama semakin banyak titiktitik lendir bening yang jatuh di lantai kamar itu.Terasa ia merenggut rambutku dan menekankan kepalaku ke arah vaginanya yang sedang terangsang itu. Aku pun semakin bernafsu. Dengan penuh semangat aku pun mulai mengulum dan menjilati seluruh sudut kemaluan CenitAhh. Ahhhh nikmat sekali, Kak! Cenit merintih, tubuhnya menegang, cengkramannya di kepalaku semakin kuat. Pahanya mengempot menekan ke arah mukaku, sementara kemaluannya semakin merah dan penuh dengan lendir yang sangat licin.Aku pun semakin dalam menusuknusukkan lidahku ke liang senggamanya. Beberapa kali klentitnya tersentuh oleh ujung gigiku, setiap sentuhan memberi pengaruh yang hebat. Gadis itu melolong menahan nikmat aku terus menyelusuri bagian terdalam vaginanya. Oh hangat dan sangatsangat basah.
Tak bisa kubayangkan kenikmatan apa yang dirasakannya saat ini. barangkali sama nikmatnya dengan rangsangan yang kuperoleh dari kemaluanku yang juga sudah mengeras sedari tadi.Rasanya sangat nikmat dan tergelitik terutama di bagian pangkal rasanya ingin aku melepaskan nikmat di saat itu juga. Tapi aku harus menyelesaikan permainan awal ini dulu, gadis ini minta untuk segera di tuntaskan.Semakin aku memainkan kemaluannya, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali aku menengadah menatap wajahnya yang merah. Tampak ia menghapus air liurnya yang mengucur dengan lidahnya yang merah itu.Tibatiba ia tertawa mengikik seperti ada yang lucu. Ia mengusap wajahku yang bergelimang cairan vaginanya. Sambil memandangku penuh pengertian. Lagi, Kak pintanya.Aku mengulangi lagi kegiatan itu, ia pun kembali merintihrintih menahan rangsangan hebat itu di kemaluannya. Beberapa kali klentit itu kusentuh dengan ujung gigi.Tiba saatnya, dia sudah sampai mendekati puncak. Nafas semakin memburu dan tubuhnya menegang hebat beberapa kali. Tanpa sungkan lagi, ia mengeluarkan lolongan penuh kenikmatan ketika rasa enak itu tibaOhhhhh hhhhahhhhhhhh jeritnya lepas. Enak sekaliPantatnya mengempot ke depan setiap denyutan nikmat itu menyergap vaginanya dan setiap denyutan diiringi dengan keluarnya cairan yang lebih banyak lagi. Beberapa cairan itu bagaikan menyembur dari liang senggamanya, aku mundur sebentar, melihat bagaimana bentuknya vagina yang sedang mengalami orgasme.Tegang, merah, basah berkedutkedut, cairan pun membanjir sampai ke kedua pahanya.. mengalir dengan banyaknya sampai ke mata kaki Aku pun tidak tahan melihat keadaan itu, cepat aku berdiri mengasongkan kemaluanku yang sudah tegang itu ke arahnya.Ia memelukku, terasa tubuhnya bersimbah peluh, wajahnya yang memerah karena baru melepas nikmat itu disusupkannya ke leherku. Memelukku semakin kuat
Baca Juga Cerita Mesum Terbaru : Ospek Menggairahkan
Puaskanlah dirimu, Kak!Aku pun mendekap tubuh sintal itu semakin erat. Rasa nikmat berkecamuk di titik kemaluanku. Terasa semakin menegang dan mengeras. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain.Kuturunkan kepala gadis itu ke bagian itu. Ia menurut, perlahan ia menyusuri tubuhku dari dada terus turun ke bawah. Seperti yang kulakukan tadi, mulutnya menciumi perutku dan terus turun sesampai di bagian itu ia memandangi penis yang selama ini selalu dia senangi.Ia menengadah.. memandangku dengan senyuman nakal. Besar sekali punyamu, Kak! Ini untukku untuk selamanya, katanya sambil mengelus dan mulai meremas pangkalnya. Aku terkesiap jemari lembut itu mulai mengocokngocok kemaluanku dengan penuh cinta.Nikmatilah, Kak! Aku ingin kamu menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang aku rasakan, kamu milikku, tidak boleh untuk orang lain. Aku mengangguk sambil tersenyum, perempuan kalau sudah cinta dan ingin pasti mau melakukan apa saja.Perlahan ia mulai mengocok pengkal kemaluanku sesekali ia mengecup bagian kepalanya yang seperti topi baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali pula ia menempelkannya di pipi sambil matanya terpejam.Ohh.. inilah yang aku impikan selama ini. Kepunyaanku milik kekasihku yang perkasaKemudian ia meningkatkan kocokannya, kedua jemari tangan menggenggam dan meremasremas menimbulkan rasa geli luar biasa. Kemaluanku semakin menegang menahan nikmat.. keras dan enak.Gadis itu sangat lihai mempermainkan jemarinya, seolah dia turut merasakan apa yang kurasakan. Sambil terus jongkok dan menciumi pangkal kemaluanku jemarinya terus juga digesekkannya.Akhirny aku pun tak tahan lagi aku merenggut rambut di kepalanya, tubuhku pun menegang.
Aku mendorong pantatku ke depan, pahaku mengejang menahan sesuatu yang bakal kukeluarkan.Cenit kataku sambil mencengkram rambutnya. Ia menatapku, wajahnya tepat di ujung kemaluanku yang sedang dicengkeramnya. Gadis itu tersenyum kecil. Dia senang menatapku yang sedang dalam puncak nikmat.Maka, sambil setengah terpejam, aku pun mengeluarkan segalanya, kemaluanku meledak dalam genggaman tangan Cenit, menyemburkan air manikyang sangat banyak, mengenai seluruh muka gadis itu. Sebagian ada yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang mendarat di wajahnyaHhhhhhhh.hh, perlahan nafasku mulai teratur puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan katakata.Cenit bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Paha dan pantat mulusnya nampak gemulai ketika ia melangkah. Gadis itu mengambil baju, mengusapkannya di wajah yang penuh cairan mani. Menoleh ke arahku sambil tersenyum, kemudian berjalan ke arahku. Merentangkan kedua tangan, memelukku dan menempelkan pipinya di pipiku.Enak ya, KakAku mengangguk, memeluk tubuh yang masih bersimbah peluh itu. Memandang matanya lekatlekat. Ia membalas tatapanku, Aku sangat mencintaimu, Kak. Kaulah milikku dan milikilah aku selamanyaEntah berapa lama kami berpelukan sambil berdiri.Ketika angin berdesir melalui kisikisi jendela, terasa semuanya sudah mengendur. Jiwa dan raga sudah terpuaskan. Sekarang waktunya merapikan pakaian, duduk mengobrol di ruang tamu. Sebentar lagi temanteman kost kekasihku akan pulang. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda, seperti tidak ada kejadian apa pun sebelumnya.Tibatiba gadis itu berdiri seperti tersentak kaget. Ia memandangku sambil tersenyum kecil. Aku tak mengerti ketika ia menunjuk dengan sudut matanya ke arah lantai.
Ha ha ha hampir lupa, cairan itu masih berserak di lantai. Buruburu ia pergi ke belakang dan kembali dengan secarik kain. Perlahan dia lap lendirlendir itu dengan kain tadi.Ini punyaku katanya sambil menunjuk setitik cairan. Dan ini punyamu, Kak! hehe aku tersenyum. Dari mana kamu membedakan keduanya? tanyaku sambil mengambil sebatang rokok.Seraya bangkit dan tertawa Punya perempuan dan lakilaki jelas beda. Punyaku lebih beningTapi punyaku lebih enak kan? kataku bercanda.Iya dong sayang. katanya seraya menghampiriku dan mengusap wajahku penuh kasih dan sayang. lain kali kita masukin ya . Kak. Aku ingin lebih menikmatinya.. bisik gadis itu, Aku ikhlas demi Kakak bisiknya lagi di telingaku. Ia melingkarkan tangannya di leherku, aku pun memeluk tubuh sintal dan bermandi peluh itu lebih erat.Malam belum begitu larut ketika aku dan Liani sedang asyik bercinta di ruang tamu rumah kostnya. Tubuh montok gadis itu terbaring pasrah di atas dipan sederhana yang terletak di salah satu sudut ruangan. Sedari tadi punyaku keluar masuk menyelusuri seluruh lipatan kemaluan gadis itu.Berkalikali gadis itu menggeram menahan rasa. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit. Dia sungguh menikmatinya gesekangesekan itu, aku juga. Yang hebatnya, gadis satu ini sepertinya tidak memerlukan foreplay. Kami langsung melakukannya begitu saja. Cukup dengan tatapan mata, kami sudah tahu apa yang kami inginkan, kepuasan di malam yang basah oleh rintik hujan ini.Jam delapan malam aku ada janji dengan Cenit kekasihku untuk bertemu di rumah kost khusus putri ini. Padahal malam ini bukan malam minggu seperti biasanya kami bertemu. Tapi dia sms aku minta ketemuan, ada yang penting katanya. Aku paham yang penting itu apa.Yang aku tidak mengerti ketika aku tiba di rumah kost itu, ternyata dia tidak ada. Liani teman sekost nya yang menyambutku. Dia suruh aku masuk dan ketika kutanyakan kemana Cenit, dia bilang sedang keluar sebentar, ada perlu dan dia pergi dengan Rinay kawan sekampungnya.
Baca Juga Cerita Bokep Seks : Novi, Gadis Penggoda
Dia bilang, kata Liani, suruh tunggu saja nggak akan lama kok. Liani, gadis lain desa yang bertubuh tinggi semampai berkulit putih dan berambut panjang itu menyuruhku duduk.Tak lama dia pergi ke belakang , mau bikin minum katanya. Aku manut saja seraya mengambil sebatang rokok. Diamdiam kerhatikan tubuh gadis itu dari belakang ketika berlalu. Cukup lumayan, tinggi dan lumayan montok. Apalagi malam ini dia hanya menggunakan sehelai baju tidur sebatas lutut tanpa lengan. Menampakkan gumapalangumpalan indah khas gadis desa yang terbiasa bekerja cukup keras.Tak terasa aku menghela nafas sambil menyaksikan pemandangan tubuh Liani yang gemulai menuju ke ruang belakang yang agak gelap itu. Pantatnya lumayan besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumitnya yang kemerahan. Kalau tidak ingat Cenit kekasihku, mungkin gadis ini pun sudah kupacari, tapi katanya dia sudah punya pacar, entah siapa aku belum pernah ketemu dengan lelaki yang katanya jadi pacarnya itu.Tak lama kemudian gadis itu kembali sambil membawa nampan dengan segelas air putih. Maaf, Bang, cuma ini yang aku sediakan, katanya sambil setengah embungkuk meletakkan gelas itu di meja di hadapanku.Tanpa sadar belahan dada gaun tidur gadis itu agak melorot, menampakkan dua bulatan putih yang mau tidak mau merasuk ke mataku. Kuakui tubuhnya sangat sintal. Walaupun tinggi semampai, tubuh itu tampak padat dan berisi. Buah dadanya tampak menantang tatkala ia berdiri.Liani mengibasngibaskan rambut panjangnya di depanku.
Bibirnya tersenyum. Ada perlu apa, Bang? Kok tumben nggak malam mingguan ke sininya? tanyanya sambil membenahi rambutnya yang indah itu. Ia menatapku dari sudut matanya.Gadis yang satu ini memang memanggilku dengan sebutan Bang, tidak seperti yang lain memanggilkuKakak. Aduhai tubuhmu Liani sangat sintal dan lagak lagumu malam ini seperti bukan kepada orang lain saja.Gadis itu duduk dengan santainya di depanku sembari memegangi nampan di perutnya. Tak ada canggung sedikit pun ketika mengangkat kedua kakinya dan membiarkan gaunnya yang selutut itu tertarik sampai ke batas paha. Aku menelan air liur ku sendiri. Di rumah kost yang sepi ini hanya kami berdua sementara Cenit dan Rinay entah ke mana.Masih lama mereka kembali, Liani? tanyaku asal saja sambil meraih gelas minumku. Gadis itu menatapku luruslurus di mataku. Entah apa yang ada dalam benaknya malam ini. Entah. Katanya sambil menggeliat, merentangkan tangannya, kedua pangkal lengannya terangkat ke atas menampakkan ketiaknya yang bersih.Mungkin dua puluh menit atau setengah jam lagi mereka kembali. Katanya ada perlu, Bang. Gadis itu menguap dengan enaknya di depanku. Kemudian ia menengadah menampakkan lehernya yang putih mulus itu. Hmm.. gadis ini agakagak mirip Chinese walau sebenarnya bukan. Tapi terus terang aku cukup tertarik dengan kesintalannya.Kenapa gitu, Bang? Bosen ya Nggak sabar ingin cepat ketemu.
Tahu aja perasaan orang jawabku sambil tertawa kecil.Hmm tahu dong. Nggak sabar pengenPengen apa, hayo!Pengen itu ya katanya nakal sambil terkekeh.Itu apa? Itu kalau itu kamu juga punya kan? kataku agak sembrono. Gadis itumerapikan posisi duduknya agak cepat. Tapi kemudian dia santai lagi sambil terus menggeliat, seolah ada kepenatan yang hendak dilepaskan dari tubuhnya itu. Dua gundukan dada itu menyembul dari balik gaun tidurnya yang berwarna biru itu. Tampak tali behanya yang berwarna hitam.Ngeliatin apa sih? katanya sambil memperbaiki tali kutang yang agak melorot di bahunya. Nggak. Jawabku sekenanya. Ku lihat ia menatapku tajam. Aku balas menatap. Wajahnya tampak memerah. Aku menahan nafas. Apa rasanya gadis ini? apa bedanya dengan Cenit kekasihku?Pikiranpikiran itu berkelebat cepat begitu saja. Seolah dunia sudah jungkir balik. Tak ingat lagi dengan Cenit, dengan Rinay temannya yang barangkali akan pulang. Aku pun bangkit, meraih tangan gadis itu. Liani diam saja, tapi dia tersenyum sambil tertawa sedikit.Nggak ada waktu, Kak katanya pelan tapi membalas remasan tanganku. Kuselipkan jemariku di jemarinya, dia membalas. Matanya menatapku seolah mengatakan, kalau ingin melakukannya lakukanlah sekarang juga mumpung Cenit dan Rinay belum pulang. Dan itu tidak masalah apakah mereka akan tahu atau tidak, aku pandai menjaga rahasia.Bisikanbisikan itu mengiang di telingaku semakin membuat gairahku bangkit. Apalagi jika kulihat tubuh Liani yang montok dan dadanya yang naik turun menahan nafas yang mulai terengah.Semakin lama remasan semakin erat. Tubuh kami semakin merapat dan terasa tubuh gadis itu memanas. Entah oleh nafsu entah oleh hasrat yang tertahan.
Tidak, aku tidak akan menyianyiakan kehangatan yang disuguhkan gadis ini, meski bukan kekasihku, tapi perselingkuhan selalu terasa nikmat.Dia memang beberapa tahun lebih tua dari gadisku, cenderung lebih dewasa, tapi tak kusangka dia menyimpan kehangatan dan hasrat memadu cinta yang begitu terpendam dan panasnya memancar di malam ini.Kak di dipan itu aja, yuk. Ajaknya. Senyumannya dari wajahnya yang memerah kelihatan agak genit. Aku setuju, walau pun cuma dipan beralas kasur tipis jadilah. Yang penting aku bisa menikmati tubuhnya malam ini.Maka, seperti orang kesetanan sambil berpeluk erat kami melangkah ke arah dipan. Di pinggir dipan ia melepaskan pelukanku, dan perlahan tapi pasti menurunkan gaun tidurnya.Aku hanya bisa memandang mengagumi tubuhnya yang putih mulus dan penuh padat berisi itu. Sementara menurunkan celana dalamnya ia memandangku sembari menatap ke arah bawah. Oh, aku belum membuka celana panjangku, terlalu mengagumi kemolekannya.Tak lama kemudian kami sudah berpelukan hampir tanpa busana. Dia berada di bawah dalam posisi tradisional. Siap dan menanti untuk dimasuki oleh lelaki yang bukan kekasihnya ini.Kalau Cenit memerlukan fore play yang cukup lama sebelum terbangkitkan, dia barangkali tidak memerlukan itu. Atau Kalau malam begini aku selalu membayangkan bersamamu, Bang. Bisiknya di telinga, kedua tangan melingkar erat di leherku. Pipinya menempel erat dipipiku.Benarkah? jawabku sambil mencium pipi hangat itu. Liani mengangguk. Kadang bayanganmu begitui jelas seolah merasuki tubuhku. Kalau begitu aku suka emmh.. basah, Bang.Oh, ya?Iya coba kamu rasakan, Bang.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : Nikmatnya Tubuh Yuki Kato
Katanya sambil menggerakkan pantatnya, menggesekkan tumpukan kemaluannya di batang penisku. Ya, terasa hangat dan basanSebelum kamu datang, aku sudah membayangkan dirimu.. emhhmmm tanpa sadar dia pun sudah basah Aku mencium telinga Liani, dia seperti merinding., tubuhnya menggelinjang karena merinding kegelian.Kadang bisiknya lagi, Keluar banyak sekali, sampai membasahi celanaku sekarang juga udah begitu, Bang.Ya, aku rasakan itu, sangat hangat dan sangat basah. Penasaran aku menyelusupkan jemariku ke daerah itu. Ya ampun! Sepertinya aku memasukkan tanganku ke seember lumpur yang hangat. Tak disangka, gadis pendiam ini ternyata menyimpan bara begitu panas. Sebuah rahasia yang selama ini dia pendamMasukkan punyamu, Bang! pintanya Aku udah gak tahan lagi, sedari tadi aku menahan rasa terhadapmu jangan siasiakan malam ini walau sebentar, aku akan puas.Gadis itu menggelinjang sekali lagi, membetulkan posisi berbaringnya dan membuka pahanya sedikit lebih lebar agar mudah aku menggelosorkan kemaluanku ke liang senggamanya yang hangat itu.Terasa meluncur dengan lancar memasuki kemaluan gadis itu. Terus masuk dan membenam sambil ke celah yang paling dalam. Gadis itu mengetatkan pahanya dan pantatnya mulai bergoyang ke kiri da ke kanan.Tubuhnya terasa semakin memanas. Pelukannya begitu erat dan buah dadanya yang menempel menekan ke dadaku. Dia sudah begitu bernafsu, nafsu yang di pendam lama dan ingin di lepaskan dalam pelukanku malam ini juga.Terus terang di menitmenit penuh cinta itu aku tidak ingat lagi dengan Cenit. Gadis ini butuh dipuaskan. Hasrat yang sudah menyeruak tidak bisa lagi di tarik surut ke dalam. Segala rem sudah di lepas dan kami pun melayang tanpa kendali menikmati semuanya malam ini.Kurasa hujan di luar semakin deras. Titik air yang berjutajuta itu seolah berlomba terjun ke bumi menimbulkan suara gemuruh tidak hentihentinya. Tapi gemuruh itu tak sedahsyat gemuruh nafsu kami berdua, aku dan Liani yang tengah menikmati cinta.Entah sudah berapa kali batang kemaluanku keluar masuk liang senggamanya. Sudah berapa kali pula dia menggepitgepit dan memelukku dengan erat dengan kedua tangannya.
Entah berapa kali ia terengah dan menggelinjang menggeram penuh nikmat.Hhhhhh ehhhhhhh..hhhhhh. erangnya setiap kumainkan dan kutekan pantatku ke kemaluannya. Luar biasa, setiap tekanan ke bawah di balasnya dengan tekanan ke atas.Kurasa sudah sepuluh menit aku mengayun pinggul di atas tubuhnya. Liang kemaluannya terasa semakin rapat dan sangat licin, mencengkram kuat batang kemaluanku yagn menegang.Aku kendurkan sedikit gerakanku. Mengalihkan perhatian ke tubuh bagian atas. Liani mengerti, ia meregangkan tubuhnya menarik kepalanya ke belakang, membiarkan buah dada besar yang putih berkeringat itu meenyeruak dari pelukanku. Buah dada gadis desa yang besar dan kenyal, tidak seperti payudara anakanak kota yang besar tapi loyo.Dua gumpalan kenyal itu pun kusergap dengan mulutku. Ku lahap dan kukunyahkunyah sepuas hati. Putting susunya yang merah itu ku kulum dan kuhisaphisap sambil kugigit sedikit.Hanya sebentar saja, gadis itu menjerit tertahan.Ohhh.. geli, Bang! aku terus mengulum. Berganti ke kiri dan ke kanan, kemudian tanganku pun meremasremas pangkal payudara Liani dengan gemas. Sangat kenyal, hangat dan enak rasanya.Aku udah gak tahan lagi Bang, rintihnya lirih, tubuhnya semakin panas dan berkeringat, tubuhku juga sama. Dalam hawa malam yang cukup sejuk karena hujan itu seolah tubuh kami mengeluarkan uap. Tubuh bugil bermandi keringat yang mengebulkan asap nafsu birahi tak tertahankan.Setelah puas dengan buah dada kenyal itu, aku memeluk punggung gadis itu. Kurasa dia mengangkat lututnya, menggepitnya di pantatku.
Kemudian ia menurunkan kedua tangannya dan memelukku di pinggang.Tekantekan lagi, BAng. pintanya.Aku juga sudah pingin merasakan gesekan kemaluannyai. Sambil saling berpagut erat aku mengayunkan lagi pantatku di atas rengakahan pahanya yang montok itu. Dia pun semakin menggepitkgepitkan kakinya.Sekarang kami konsentrasi ke setiap gesekan, setiap lipatan, setiap senti dari liang kemaluan Liani. Malam ini sunguh hanya milik kami berdua. Gesekangesekan itu semakin lama semakin berirama. Sementara Liani melakukan aksi yang menambah kenikmatan, ia menggepit lalu menahan. Gepit tahan gepit tahan. Oh tak terlukiskan enaknya bercinta dengan gadis ini.Gesekan itu semakin intens kami lakukan. Sampaisampai kami tak sadar kalau hujan sudah berhenti. Malam di luar terasa hening. Tapi di atas dipan yang berbunyi kriakkriuk ini dua tubuh saling memompa berpacu mengejar waktu. Takut kalau Cenit dan Rinay keburu pulang.Aku pun mempercepat ayunanku sehingga di malam yang menjadi sunyi ini terdengar jelas suara penisku yang keluar masuk ke kemaluan Liani. Beradu rsa dalam limpahan cairan kemaluan Liani..Crekk.. Crekk.. Crekkk. CrekCrekkk.. Crrek.Kejantananku naik turun menggesek lipatanlipatan dinding kemaluan gadis itu. Bunyinya terdengar jelas sekali di telinga kami berdua. Sesekali kutekan akan kuat, gadis itu membiarkan dan menerima tekanan itu, menggeolkan pantatnya berkalikali agar kelentitnya lebih tersentuh pangkal atas kemaluanku yang keras.Tekan terus, Bang.. aihhAku menekan lagi sambil menggerakkan pantat ke kiri dan ke kanan. Mungkin dia merasa gatal dan ingin gatal itu digaRinay sampai tuntas.
PenggaRinaynya adalah batang kemaluanku yang dia cengkram dan dia benamkan sedalamdalamnya.Ohhh..ohhhhhhhhh, lolong gadis itu melepas nikmat. Seluruh liang senggamanya berkedutkedut dan sembari menggepit kuat. Tubuh Liani menggelinjang dan menegang menahan rasa enak ketika ia mengeluarkan air mani kewanitanya.Eughhhhhhhh euuughhhhh.. ahhhhh rintihnya sambil menyurupkan wajahnya ke leherku, lehernya nafasnya menderu, air liur berceceran dari bibirnya yang merah.Saat itulah aku pun bersiap hendak keluar dan menyemburkan kenikmatan di kemaluanku. Tapi sesuatu menyebabkan aku berhenti Masih dalam keadaan bersetubuh dengan Liani ada sekelebat bayangan melintas. Aku memandang dengan ujung mataku, di lantai tampak ada dua bayangan seperti diam terpaku. Aku pun terkejut bayangan siapa itu?Perlahan kulihat wajah Liani yang matanya masih setengah terpejam. Kemudian matanya perlahan terbuka Dia pun melihat bayangan itu dan menatap langsung ke ruang tengah. Samarsamar di bola matanya yang hitam itu kulihat dua sosok berdiri menatap ke arah kami.Itu bayangan Cenit dan Rinay! Rinayanya sudah beberapa menit tadi mereka berdiri di sana, menatap kami yang sedang asyik memagut cinta. Apakah mereka tadi mendengar juga.. bunyi crekcrekk.crekk.. alat kelamin kami yang sedang berkelindan? Entahlah, aku tak berani membayangkan hal itu.
Anehnya, meski pun Liani sudah tahu kehadiran mereka, dia diam saja. Tidak memberi tanda bahwa kekasihku dan temannya sudah pulang. Bahkan seolah membiarkan mereka menonton kami yang sedang beradegan mesra di atas ranjang.Terdengar bunyi deheman kecil, dehem khas suara perempuan. Seolah memaklumi kami yang masih dalam posisi senggama ini. hmmm aku tahu itu suara Cenit, aku bisa membedakannya.Sedetik dua detik aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, kemudian Liani melakukan sersuatu yang tidak kuduga. Dia seperti melambaikan tangan dari balik punggungku. Menyuruh kedua adik kostnya itu masuk ke kamarTeruskanlah, Bang. Nggak apaapa, kok. Bisiknya di telingaku. Ngapain malu.. kita kan sedang enak, kamu enak aku enak. Mereka juga pasti maklum.Oh, ya? Bercinta dengan orang yang bukan pacar, dan dilihat oleh mereka pula? Apa pula ini?Exibit kah ini? Ya, sudah! Aku gak sempat memikirkan sejauh itu. Kalau bagi Liani tidak apaapa, dan Cenit serta Rinay pun justru menikmati pemandangan ini. kuteruskan saja.Perlahan dua gadis itu berlalu, seperti tak terjadi apaapa, kecuali tawa kecil Rinay yang terdengar. Aku memandangi mereka yang pergi menjauh, tibatiba Cenit menoleh ke belakang. Dia menatap mataku langsung, di bibirnya tersungging senyuman yang aneh di situasi seperti ini senyum yang tampak nakal.Aku tak tahu apa akan terjadi sesudah ini, bagaimana hubunganku dengan Cenit? Bagaimana pula aku akan menemui mereka setelah permainan penuh keenakan ini? Tak bisa lagi aku berlagak seperti seorang lelaki yang setia hanya pada satu perempuan. Tapi tampaknya Cenit pun tak keberatan jika aku mengencani kakak kostnya Liani.Ah.
Dunia ini memang aneh di tempat yang tampaknya biasabiasa saja ternyata tersimpan bakatbakat cinta yang terpendam yang menanti untuk dikeluarkan dan dinikmati setiap lelaki semacam aku. Aku tak tahu harus bergembira atau entahlah!Aku meneruskan permainanku dengan Liani. Gadis itu sudah sampai ke puncak syahwatnya kini giliran aku. Perlahanlahan aku mulai memompa lagi kemaluanku naik turun menggesek kemaluan Liani yang basah itu. Bunyi crek.. crek.. crek.. creeeek terdengar ke segenap ruangan.Aku agak termangu mendengar suara itu tidakkah akan sampai ke telinga mereka berdua yang sekarang sudah ada di kamarnya?Terusin aja, Bang.. Kalo enak ngapain juga di berhentiin bisik Liani seolah hendak menghapus keraguanku. Maka aku pun meneruskan lagi, kali ini dengan irama yang lebih cepat dan tak lama kemudian creettcretttt sambil menekan aku keluarkan air maniku di dalam kemaluan Liani yang mencengkram erat itu. Oh nikmatnya.Beberapa menit telah berlalu. Sesudah menghapus keringat di dadaku Liani mengenakan pakaiannya. Kemudian sambil bernyanyinyanyi kecil ia merapikan rambutnya yang kusut masai. Wajahnya tampak puas. Sangat puas telah beroleh kenikmatan yang selama ini didambakannya. Seraya membetulkan tali beha dan menyempalkan payudara besarlnya ia berkata.Bang, aku masuk dulu ke dalam. Nanti Cenit kusuruh keluar, ya!Aku hanya mengangguk mengiyakan, gadis itu pun bangkit dan berlalu dari hadapanku. Sementara aku duduk termangu sambil menghisap sbatang rokok. Tak lama kemudian Cenit keluar menemuiku, kali ini tidak memakai busana yang dikenakannya tadi, tapi sudah berganti dengan gaun tidurnya yang berwarna pink. Bahannya yang halus menampakkan lekuk tubuhnya yang seksi. Aku menelan ludah pasti dia bakal marah karena kelakuan kami tadi.
Dia hanya tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Tak tampak tandatanda emarahan di sana. sejenak dia hanya diam.. kemudian tibatiba dia bangkit dan menyerbu ke arahku.Melingkarkan tangannya di leherku dan menciumiku penuh nafsu. Aneh, dia tidak marah, bahkan setelah melihat kami bercinta seolah nafsunya bergelora ingin dipuaskan juga.Cenit maafkan.. aku telah belum sempat kuselesaikan kalimatku dengan bernafsu dia mencari bibirku dan menciuminya dengan garang. Oh, gelagapan aku dibuatnya. Aku tidak tahu, apakah dia marah atau sudah terangsang. Aku balas ciuman itu, lidahnya terjulur dan bertemu dengan lidahku. Beberapa saat lamanya lidah kami berjalin berkelindan seperti tak mau lepas. Dengan rakus pula dia hirup air liurku, meneguk dan menelannya. Setelah puas giliran aku yang menghisap cairan mulut itu. Setelah itu kami melepas ciuman dan saling memandang selama beberapa saat.Tanpa banyak berkatakata dia menurunkan gaunnya ke bawah, menampakkan dua gumpal buah dada yang tidak memakai beha. Putting susunya meruncing dan tegang.Aku terangsang sekali melihat kalian berdua tadi. katanya terengah sambil mengasongkan kedua susunya ke arahku. Aku pun menyambut, tangan kiriku meremas dan mulutku mengulum puting susu yang satunya. Tibatiba gerakankuterhenti. Dengan wajah kaget Cenit menatapku heran. Aku lupa mematikan puntung rokok yang ku hisap tadi. Gadis itu tersenyum dan kamipun melanjutkan permainan hangat ini. Buah dada besar montok dan kenyal itu kukunyah sepuas hati.Cenit mendesah keenakan. Jemarinya mencengkram kepalaku, mengusutkan rambutku. Masih dalam posisi duduk ia mengangkang .. melepas gaunnya yang sudah setengah terbuka. Dia pun tidak bercelana dalam sehingga gundukan vaginanya yang tebal dan tidak berambut itu merekah di depanku.Cairan bening meluap keluar. Mengalir di selasela celah kemaluannya. Di tak pedulikannya.
Dibiarkan lendir bening itu mengalir. Bahkan dia menyuruhku untuk memegangnya jemariku menyelusup ke liang senggama Cenit, hangat dan sangat basah oleh cairan pelicin.Kusentuh klentitnya yang merah dengan ujung jemariku. Akhh. Cenit melolong tertahan. Geli, Kak! desahnya tersentak. Kemudian sembari memeluk leherku, dan mencium keningku dia mengajakku ke dipan tempat aku dan Liani tadi bercinta.Tak banyak cingcong kurengkuh dan kugendong tubuh hangatnya ke dipan itu. Di sana dia kubaringkan. Tapi ketika aku hendak membuka celana, tibatiba ia mendudukkan tubuhnya yang sudah bugil itu. Aku heran, apa yang akan dia perbuat.Bukalah celanamu, Kak! katanya tak sabar sembari menarik resleting celana panjangku. Setela memelorotkan celana dalamku, dengan sangat bernafsu ia memegangi pangkal kemaluanku yang kembali menegang.Besar dan nikmat. Seru Cenit sambil meremasremas kemaluanku.Sekarang giliranku katanya agak keras.Ia turun dari dipan dan berdiri di sampingku, di dorongnya dadaku ke arah dipa

Party Sex Dengan 3 Gadis Desa Pemerkosaan Terbaru

Cerita Dewasa

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Party Sex Dengan 3 Gadis Desa Pemerkosaan Terbaru yang dipublish pada January 4, 2022 di website CeritaSex

Artikel Terkait

Leave a Comment