PESTA SEX DENGAN MANTAN PACAR Cerita Sex Terbaru
Cerita Skandal – Aku punya teman SMU Cerita Cerita Mesum dulu. Hubungan kami Cerita Sex sangat baik, karena Cerita Dewasa kami sama-sama aktif di OSIS. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Australia, sedangkan aku, karena keadaan ekonomi yang pas-pasan, puas menamatkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah.Setelah lulus, aku bekerja di Jakarta. Entah suatu kebetulan atau bukan, saat bekerja di salah satu perusahaan swasta, aku bertemu kembali dengan Anna, yang bekerja di perusahaan rekanan perusahaan kami. Kami bertemu waktu ada penandatanganan kerjasama antara perusahaannya dengan perusahaan tempatku bekerja. Kami pun kembali akrab setelah tidak bertemu sepuluh tahun. Ia masih tetap cantikseperti dulu. Dari ceritanya, aku dapatkan informasi bahwa ia memperoleh master di bidang marketing. Selain itu, sama sepertiku, ia telah tiga tahun menikah, suaminya orang Jawa Timur, tetapi mereka belum dikaruniai anak; sedangkan aku ketika itu masih lajang. Usai kerja, kami suka pulang bareng, sebab rumahnya searah denganku. Kadang-kadang jika ia dijemput suaminya, aku ikut numpang mobil mereka.Aku tak pernah terpikir kalau temanku Anna memiliki suatu rahasia yang suaminya sendiri pun tak pernah tahu.
Suatu ketika – kuingat waktu itu hari kamis – aku ikut pulang di mobil mereka, kudengar Anna berkata pada suaminya,“Pa, lusa aku ulang tahun yang ke-28, kan? Aku akan minta hadiah istimewa darimu. Boleh kan?”Sambil menyetir, suaminya menjawab, “Ok, hadiah apa rupanya yang kau minta, sayang?”“Hmmm, akan kusebutkan nanti malam waktu kita ….” sambil tersenyum dan mengerlingkan mata penuh arti.Suaminya bergumam, “Beginilah istriku. Kalau ada maunya, harus dituruti. Kalau tidak kesampaian, bisa pecah perang Irak.” Kemudian tak berapa lama, ia melanjutkan, “Gimana Gus, waktu SMU dulu, apa gitu juga gayanya?”Kujawab, “Yah, begitulah dia. Waktu jadi aku ketua dan dia sekretaris OSIS, dia terus yang berkuasa, walaupun program kerja aku yang nyusun.”“Idiiiih, jahat lu Gus, buka kartu!” teriak Anna sambil mencubit lenganku pelan.Suaminya dan aku tertawa. Sambil kuraba bekas cubitannya yang agak pedas, tetapi memiliki nuansa romantis, kubayangkan betapa bahagianya suaminya beristrikan Anna yang cantik, pintar dan pandai bergaul.Aku kemudian turun di jalan depan kompleks perumahan mereka dan melanjutkan naik angkot ke arah rumahku yang letaknya tinggal 3 km lagi.Aku sudah lupa akan percakapan di mobil mereka itu, ketika malam minggu, aku cuma duduk-duduk di rumah sambil menonton acara televisi yang tidak menarik, tiba-tiba kudengar dering telepon.“Gus, kau ada acara? Anna dan aku sedang merayakan ulang tahunnya. Datanglah ke rumah kami. Dia sudah marah-marah, sebab baru tadi aku bilang mau undang kau makan bersama kami. Ok, jangan lama-lama ya?” suara Dicky, suami Anna terdengar.“Wah, kebetulan Mas, aku sedang bete nich di rumah. Aku datang sekitar 20 menit lagi ya?” jawabku.“Baiklah, kami tunggu,” katanya sambil meletakkan gagang telepon.Aku bersiap-siap mengenakan baju hem yang agak pantas, kupikir tak enak juga hanya pakai kaos. Sepeda motor kukeluarkan dan segera menuju rumah Dicky dan Anna.Setibanya di sana, kuketuk pintu. Anna membuka pintu. Kulihat gaunnya begitu indah membalut tubuhnya. Potongan gaunnya di bagian dada agak rendah, sehingga menampakkan belahan payudaranya yang sejak SMU dulu kukagumi, sebab pernah kulihat keindahannya tanpa sengaja waktu ia berganti baju saat olah raga dulu. Kusalami dia sambil berkata, “Selamat ulang tahun, ya An! Panjang umur, murah rejeki, cepat dapat momongan, rukun terus dalam rumah tangga”Tanpa kuduga, tanganku disambut dengan hangatnya sambil diberikannya pipinya mencium pipiku. Yang lebih tak terduga, pinggiran bibirnya – entah disengaja atau tidak – menyentuh tepi bibirku juga. “Trims ya Gus,” katanya. Aku masuk dan mendapati Dicky sedang duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.Dicky dan Anna mengajakku makan malam bersama. Cukup mewah makan malam tersebut, sebab kulihat makanan restoran yang dipesan mereka. Ditambah makanan penutup berupa puding dan beragam buah-buahan membuatku amat kenyang. Usai makan buah-buahan, Dicky ke ruang bar mini dekat kamar tidur mereka dan mengambil sebotol champagne. “Wah, apa lagi nich?” tanyaku dalam hati.“Ayo Gus, kita bersulang demi Anna yang kita cintai,” kata suaminya, sambil memberikan gelas kepadaku dan menuangkan minuman keras tersebut. Kami bertiga minum sambil bercerita dan tertawa. Usai makan, kami berdua kembali ke ruang tamu, sedangkan Anna membereskan meja makan.Dicky dan aku asyik menonton acara televisi, ketika kulihat dengan ekor mataku, Anna mendatangi kami berdua. “Mas, ganti acaranya dong, aku mau nonton film aja! Bosen acara TV gitu-gitu terus,” rajuknya kepada suaminya.Dicky menuju bufet tempat kepingan audio video dan sambil berkata padaku, ia mengganti acara televisi dengan film, “Nah, gitulah istriku tersayang, Gus. Kalau lagi ada maunya, jangan sampai tidak dituruti.”Kami tertawa sambil duduk bertiga. Aku agak kaget waktu menyaksikan, ternyata film yang diputar Dicky adalah film dewasa alias blue film. “Pernah nonton film begini, Gus? Jangan bohong, pria seperti kita jaman SMP saja sudah baca Playboy dulu, bukan?”“He .. he .. he .. nonton sich jangan ditanya lagi, Mas. Udah sering. Prakteknya yang belum,” tukasku sambil meringis. Agak risih juga nonton bertiga Anna dan suaminya, sebab biasanya aku nonton sendirian atau bersama-sama teman pria.“Anna kemarin minta kita nonton BF bertiga. Katanya demi persahabatan,” ujar suaminya.“Ya Gus, bosen sich, cuma nonton berdua. Sekali-sekali variasi, boleh kan?” kata Anna menyambung ucapan suaminya dan duduk semakin rapat ke suaminya.
Baca Juga Cerita Hot Terbaru : MENEMANI TANTE CANTIK
Kami bertiga nonton adegan film. Mula-mula seorang perempuan
Asia main dengan pria bule. Lalu pria Asia dengan seorang perempuan Amerika
Latin dan seorang perempuan bule. Wah, luar biasa, batinku sambil melirik Anna
yang mulai duduk gelisah. Kulihat suami Anna sesekali mencium bibir Anna dan
tangannya yang semula memeluk bahu Anna, mulai turun meraba-raba tepi payudara
Anna dari luar bajunya. Cerita ketiga semakin panas, sebab pemainnya adalah
seorang perempuan Asia yang cantik dan bertubuh indah dan dua orang pria, yang
satu Amerika Latin dan yang satunya lagi bule. Si perempuan diciumi bibir lalu
payudaranya oleh si pria bule, sedang si pria Amerika Latin membuka
perlahan-lahan rok dan celana dalam si perempuan sambil menciumi lutut dan
pahanya. Kedua pria tersebut menelentangkan si perempuan di sofa, yang satu
menciumi dan meremas payudaranya, sedang yang lain menciumi celah-celah paha.
Adegan itu dilakukan secara bergantian dan akhirnya si pria bule menempatkan
penisnya ke klitoris si perempuan hingga si perempuan merintih-rintih.
Rintihannya makin menjadi-jadi sewaktu penis tersebut mulai memasuki vaginanya;
di bagian atas, payudaranya diremas dan diciumi serta disedot si pria Amerika
Latin. Si perempuan kemudian memegang pinggang si pria Amerika Latin dan
mencari penisnya untuk diciumi dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Si pria
memberikan penisnya sambil terus meremas payudara si perempuan. Begitulah,
penis yang satu masuk keluar vaginanya, sedang penis yang lain masuk keluar
mulutnya.Aku merasakan penisku menegang di balik celana dan sesekali kuperbaiki
dudukku sebab agak malu juga pada Anna yang melirik ke arah risleting celanaku.
Aku merasa horny, tetapi apa daya, aku hanya penonton, sedangkan Anna dan Dicky,
entah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Kukerling Dicky dan Anna yang
sudah terpengaruh oleh film tersebut. Gaun Anna semakin turun dan payudaranya
sudah semakin tampak. Benar-benar indah payudaranya, apalagi saat kulihat yang
sebelah kiri dengan putingnya yang hitam kecoklatan, sudah menyembul keluar
akibat jamahan tangan suaminya. Desahan Anna bercampur dengan suara si
perempuan Asia di film yang kami saksikan. Mereka berdua tampak tidak peduli
lagi dengan kehadiranku. Aku lama-lama segan juga, tetapi mau pamit kayaknya
tidak etis. Kuluman bibir Dicky semakin turun ke leher Anna dan berlabuh di
dada sebelah kiri. Bibirnya melumat puting sebelah kiri sambil tangan kanannya
meremas-remas payudara kanan Anna. Gaun Anna hampir terbuka lebar di bagian dada.Tiba-tiba
Anna bangkit berdiri dan menuju dapur. Ia kemudian keluar dan membawa nampan
berisi tiga gelas red wine. Ia sodorkan kepada kami berdua dan kembali ke dapur
mengembalikan nampan.Aku dan suaminya minum red wine ketika kurasakan dari arah
belakangku Anna menunduk dan mencium bibirku tiba-tiba, “Mmmmfff, ahhh, An,
jangan!” kataku sambil menolakkan wajahnya dengan memegang kedua pipinya.Anna
justru semakin merapatkan wajah dan tubuhnya dari arah atas tubuhku. Lidahnya
masuk dengan lincahnya ke dalam mulutku sedangkan bibirnya menutup rapat
bibirku, payudaranya kurasakan menekan belakang kepalaku. Aku masih mencoba
melawan dan merasa malu diperlakukan demikian di depan suaminya. Rasa segan
bercampur nafsu yang menggelora membuat wajahku semakin memanas, terlebih atas
permainan bibir dan lidah Anna serta payudara yang ditekankan semakin
kuat.Kudengar suara suaminya, “Tak usah malu, Gus. Nikmati saja. Ini bagian
dari permintaan spesial Anna kemarin. Kali ini ia tidak minta kado yang lain,
tapi kehadiranmu.”Aku berhasil melepaskan diri dari serangan Anna dan sambil
terengah-engah kukatakan, “An, tolong … jangan perlakukan aku seperti tadi. Aku
malu. Dicky, aku minta maaf, aku mau pulang saja.” Aku bergegas menuju pintu.
Tapi tiba-tiba Anna menyusulku sambil memeluk pinggangku dari belakang. Sambil
menangis ia berkata, “Gus, maafkan aku. Aku tidak mau kau pulang sekarang.
Ayolah, kembali bersama kami.” Ia menarik tanganku duduk kembali.Aku terduduk
sambil menatap lantai, tak berani melihat wajah mereka berdua. Di seberangku,
Dicky dan Anna duduk berjejer. Dicky berkata,“Gus, tolonglah kami. Ini
permintaan khusus Anna. Sebagai sahabat lamanya, kuharap kau tidak keberatan.
Sekali lagi aku minta maaf.
Kami sudah konsultasi dan berobat ke dokter agar Anna hamil.
Ternyata bibitku tidak mampu membuahinya. Padahal kami saling mencintai, aku
amat mencintainya, dia juga begitu terhadapku. Kami tidak mau cerai hanya oleh
karena aku tidak bisa menghamilinya. Kami tidak mau mengangkat anak. Setelah
kami bicara hati ke hati, kami sepakat meminta bantuanmu agar ia dapat hamil.
Kami mau agar anak yang ada di dalam rumah tangga kami berasal dari rahimnya,
walaupun bukan dari bibitku. Aku senang jika kau mau menolong kami.”Aku tidak
menjawab. Kucoba menatap mereka bergantian.Kemudian Anna menambahkan kalimat
suaminya, “Aku tahu ini berat buatmu. Jika aku bisa hamil olehmu, anak itu akan
menjadi anak kami. Kami minta kerelaanmu,Gus. Demi persahabatan kita. Please!”
katanya memohon dengan wajah mengiba dan kulihat airmatanya menetes di
pipinya.“Tapi, bagaimana dengan perasaan suamimu, An? Kau tidak apa-apa Dick?”
tanyaku sambil menatap wajah mereka bergantian.Keduanya menggelengkan kepala
dan hampir serempak menjawab, “Tidak apa-apa.”“Aku pernah cerita pada suamiku,
bahwa dulu kau pernah punya hati padaku, tapi kutolak karena tidak mau diganggu
urusan cinta,” papar Anna lagi.“Ya Gus, Anna sudah ceritakan persahabatan
kalian dulu. Aku dengar darinya, kau bukan orang yang suka jajan dan sejak dulu
kau tidak nakal terhadap perempuan. Kami yakin kau bersih, tidak punya penyakit
kelamin. Makanya kami sepakat menentukan dirimu sebagai ayah dari anak kami,”
tambah suaminya. “Bagaimana Gus, kau setuju? Kau rela? Tolonglah kami ya!”
pintanya mengiba.Aku tidak menjawab. Hatiku tergetar. Tak menduga ada
permintaan gila semacam ini dari sepasang suami istri yang salah satunya adalah
sahabatku dulu. Namun di hati kecilku timbul keinginan untuk menolong mereka,
meskipun di sisi lain hatiku, merasakan getar-getar cinta lama yang pernah
timbul terhadap Anna.“Gus, kau mau kan?” tanya Anna sambil berjalan ke
arahku.“Baiklah, asal kalian tidak menyesal dan jangan salahkan jika aku jadi
benar-benar suka pada Anna nanti,” jawabku tanpa berani menatap muka
mereka.“Tak apa, Gus. Aku tak keberatan berbagi Anna denganmu. Aku tahu kau
dulu tulus mencintai dia, pasti kau takkan menyakiti dia. Sama seperti aku, tak
berniat menyakiti dirinya,” kata Dicky lagi.Anna lalu duduk di lengan kursi
yang kududuki sambil memegang daguku dan menengadahkan wajahku hingga wajah
kami bersentuhan dan dengan lembut ia mencium kedua kelopak mataku, turun ke
hidung, pipi dan akhirnya bibirku ia kecup lembut. Berbeda dengan ciumannya
tadi, aku merasakan kenyamanan yang luar biasa, sehingga kubalas lembut
ciumannya. Aku hanyut dalam ciuman yang memabukkan. Sekelebat kulihat Dicky
mengamati kami sambil mengelus-elus risleting celananya.Anna mengajakku duduk
ke sofa panjang, tempat Dicky berada. Kini ia diapit olehku dan suaminya di
sebelah kanannya. Kami berdua terus berciuman. Adegan di video kulirik sekilas,
suasana semakin panas sebab si perempuan Asia sudah disetubuhi oleh dua pria
sekaligus, yang satu berada di bawah tubuhnya dengan penis menancap dalam
vaginanya, sedangkan penis yang satu lagi memasuki analnya. Kedua penis tersebut
masuk keluar secara berirama menambah keras rintihan dan jeritan nikmat si
perempuan. Kami bertiga terpengaruh oleh tayangan demikian, sambil melihat film
tersebut, aku terus menciumi wajah, bibir dan leher Anna, sementara suaminya
sudah membuka gaun Anna, turun hingga sebatas pinggulnya hingga terpampanglah
kini kedua payudaranya yang sintal.Desahan Anna semakin liar ketika lidahku
menggelitiki lehernya yang jenjang dan suaminya berganti memagut bibirnya.
Bibir dan lidahku semakin turun menuju celah-celah payudaranya. Tangan kiriku
meremas payudara kanannya sambil bibirku melumat puting payudara kirinya. Ia
mengerang semakin kuat, ketika tangan kiriku turun ke pinggulnya dan
mengelus-elus pinggul dan pinggangnya. Ciumanku semakin turun ke perutnya dan berhenti
di pusarnya. Lama menciumi dan menggelitiki pusarnya, membuatnya makin
menggeliat tak menentu. Suaminya kulihat berdiri dan membuka seluruh
pakaiannya.
Dicky kini dalam keadaan bugil dan memberikan penisnya untuk digelomoh Anna. Dengan bernafsu, Anna mencium kepala penis suaminya, batangnya dan akhirnya memasuk-keluarkan penis itu ke dalam mulutnya. Tangan kanannya memegang batang penis suaminya sambil bibir dan lidahnya terus melakukan aksinya. Kulihat penis suaminya agak panjang, lebih panjang dari punyaku, maklum suaminya lebih tinggi daripada aku, cocoklah Anna mendapat suami tinggi sebab tingginya 167 Cm, sama denganku.Sambil terus memesrai penis suaminya, Anna mengangkat sedikit pantat dan pinggulnya seakan-akan memberikan kesempatan buatku melepaskan gaunnya sama sekali. Secara alamiah, kedua tanganku bergerak menurunkan gaunnya hingga ke lantai, sehingga tubuh Anna hanya tinggal ditutupi selembar kain segitiga di bagian bawahnya. Tangan kiri Anna bergerak cepat melepaskan celana dalamnya. Kini ia benar-benar telanjang, sama seperti suaminya. Anna duduk kembali sambil menelan penis suaminya, hingga pangkalnya. Ia sudah benar-benar dalam keadaan puncak birahi.Aku mengambil posisi berlutut di celah-celah paha Anna. Kuamati sela-sela paha Anna. Vaginanya dihiasi rambut yang tipis, tapi teratur. Agaknya ia rajin merawat vaginanya, sebab rambut itu dicukur pada bagian labia, sehingga memperlihatkan belahan yang indah dengan klitoris yang tak kalah menariknya. Kuarahkan jari-jariku memegang klitorisnya. “Auuwww, aaahhh, enak Gus … terusin dong ….” Desisnya sambil menggeliatkan pinggulnya dengan indah.Aku tidak menjawab, tetapi malah mendekatkan wajahku ke pahanya dan lidahku kujulurkan ke klitorisnya. “Ooooohhhh, nikmatnyaaaaa …..” desahnya sambil mempercepat gerakan mulutnya terhadap penis Dicky.Kuciumi klitorisnya sambil sesekali melakuan gerakan menyedot. Klitorisnya sudah tegang sebesar biji kacang hijau. Indah sekali bentuknya, apalagi ketika kukuakkan labianya bagian atas klitorisnya. Kedua labianya kupegang dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar lalu dengan lembut kujulurkan lidahku menusuk ke dalam vaginanya. “Aaaaaahhhhhh …. Gusssss …. kau pintar banget!” rintihannya semakin meninggi. Aku melakukan gerakan mencium, menjilat, menusuk, menyedot secara bergantian, bahkan tak urung kuisap klitoris dan kedua labianya secara bergantian, hingga erangan dan rintihannya semakin keras. Cairan vaginanya mengalir semakin banyak. Kusedot dan kumasukkan ke dalam mulutku. Gurih rasanya. Kedua tangannya kini memegang belakang kepalaku dan menekankannya kuat-kuat ke pahanya sambil menggeliat-geliat seksi. Semakin lama gerakannya semakin kuat dan dengan suatu hentakan dahsyat, ia menekan dalam-dalam vaginanya ke wajahku. Agaknya ia sudah orgasme. Kurasakan aliran air menyembur dari dalam vaginanya. Rupa-rupanya cairan vaginanya bercampur dengan air seninya. Anehnya, aku tidak merasa jijik, bahkan kuisap seluruhnya dengan buas. Ia menolakkan kepalaku, mungkin merasa jengah karena kuisap seluruh cairannya, tanpa mau menyisakan sedikit pun. Aku tidak mengikuti perlakuannya, tapi terus menekan wajahku menjilati seluruh cairannya yang menetes dan mengalir ke pahanya.Aku masih bersimpuh di celah-celah paha Anna, ketika ia mendekatkan wajahnya mencium bibirku. “Makasih ya Gus, kamu pintar banget bikin aku puas!”Kulihat Dicky terpengaruh atas orgasme istrinya, ia berdiri dan berkata, “Ayo sayang, aku belum dapet nih!”“Aaahh, aku masih capek, tapi ya dech. Aku di bawah ya,” sambutnya sambil menelentangkan tubuh di sofa panjang tersebut. Suaminya mengambil posisi di sela-sela paha Anna dan menggesek-gesekkan penisnya ke klitoris Anna. Anna kembali naik birahi atas perlakuan Dicky. Makin lama Dicky memasukkan penisnya semakin dalam ke dalam vagina Anna. Anna membalas dengan membuka lebar-lebar pahanya. Kedua kakinya dipentang dan dipegang oleh kedua tangan suaminya. Anna lalu mengisyaratkan aku mendekatinya. Aku jalan mendekati wajahnya. Ia lalu membuka celana panjangku hingga melorot ke lantai. Celana dalamku pun dibukainya dengan ganas dan kedua tangannya memegang penisku. Sambil menyentuh penisku, perlahan-lahan ia dekatkan wajahnya ke arah pahaku dan menjilat kepala penisku. “Ahhh, ssshhh, Ann …. Nikmatnyaaaa,” desahku sambil membuka bajuku.
Baca Juga Kisah Sex : Vagina Metua Yang Siap Ku Entot
Kini kami bertiga benar-benar seperti bayi, telanjang bulat.
Anehnya, aku tidak merasa malu seperti mula-mula. Adegan yang hanya kulihat
dulu di blue film, kini benar-benar kualami dan kupraktekkan sendiri. Gila!
Tapi akal sehatku sudah dikalahkan. Entah oleh rasa suka pada Anna atau karena
hasrat liarku yang terpendam selama ini.Anna semakin liar bergerak menikmati
tusukan penis suaminya sambil melumat penisku. Kedua tanganku tidak mau tinggal
diam dan meremas-remas kedua payudara Anna dengan putingnya yang semakin
mencuat bagaikan stupa candi.Hunjaman penis suaminya kulihat semakin hebat
sebab Anna semakin kuat menciumi dan menjilati bahkan menelan penisku hingga
masuk seluruhnya ke dalam mulutnya. Kurasakan kepala penisku menekan ujung
tenggorokannya, tapi Anna tidak peduli, air ludahnya menetes di sela-sela
bibirnya yang tak kenal lelah menelan penisku. Bahkan ketika seluruh penisku ia
telan, lidahnya mengait-ngait lubang kencingku, rasanya agak panas, tapi geli
bercampur nikmat. Aku ikut merintih tanpa kusadari. Kini desahan dan erangan
kami bertiga sudah melampaui adegan di film yang sudah tak kami hiraukan lagi.
Sekilas sempat kulihat adegan di video memperlihatkan pergantian adegan dari
adegan si perempuan Asia berjongkok di atas pinggang si pria Amerika Latin
memasuk-keluarkan penisnya sambil menggelomoh penis si pria bule. Kemudian si
pria bule menempatkan diri di belakang si perempuan dan memasukkan penisnya ke
dalam anal si perempuan sambil kedua tangannya meremas payudara si perempuan.
Dari bahwa, si pria Amerika Latin menciumi bibir si perempuan. Rintihan si
perempuan bertambah kuat sewaktu kedua pria tersebut mengeroyok vagina dan
analnya dengan hebat. Erangannya berganti dengan jeritan nikmat ketika kedua
pria itu semakin kuat menghentakkan penis mereka dalam-dalam. Terpengaruh oleh
adegan tersebut, Dicky menancapkan penisnya sedalam-dalamnya ke vagina
istrinya. Tangan kiri Anna mengelus-elus klitorisnya sendiri dengan kencang,
sedang penis suaminya masuk keluar semakin cepat. Penisku disedot kuat-kuat
oleh Anna dan gigitan gemasnya kurasakan pada batang penisku. Remasanku makin
kuat di payudara Anna sambil sesekali kuciumi bibirnya.“Ahhh, aku hampir
sampai, An … Aaahhh vaginamu enak benar!” rintih Dicky.“Sabar sayang, aku juga
hampir dapat. Sama-sama ya? Oooohhhh, akkhhh … enak benar tusukan ******mu. Ayo
sayang, yang dalam ….. aaauhhggghhhhh …. Ooouukhhhhh,” rintih Anna semakin
tinggi hingga tiba-tiba ia menjerit.Jeritan Anna membahana memenuhi ruangan
bagaikan raungan serigala, ketika dengan hebatnya penis suaminya menghunjam
dengan cepat dan berhenti saat orgasmenya pun menjelang. Kedua pahanya menjepit
pinggul suaminya sedang mulutnya menelan penisku hingga ujungnya kurasakan
menekan tekak tenggorokannya. Kuperhatikan tubuh Anna yang indah bergetar-getar
beberapa saat, apalagi di bagian pahanya.Suaminya menghempaskan tubuh di atas
tubuh Anna, sementara kedua tangan Anna memeluk tubuh suaminya. Aku melepaskan
diri dari Anna dan mengambil tempat duduk sambil mengamati mereka berpelukan
sambil bertindihan.Kulihat adegan film hampir habis. Berarti kami bertiga main
satu setengah jam, sebab tayangan film tadi kulihat berdurasi dua jam,
sedangkan waktu kami bercakap-cakap bertiga tadi, permainan film baru
berlangsung setengah jam. “Luar biasa daya tahan Anna,” pikirku.Kudengar Anna berkata
dari balik himpitan tubuh suaminya, “Ntar giliranmu ya Gus. Kasihan kamu belum
apa-apa, padahal aku dan suamiku sudah dapat!”“Nggak apa-apa An. Santai aja.
Aku kan cuma pelengkap penderita,” candaku.“Jangan gitu dong say,” Anna
menolakkan tubuh suaminya dan berdiri lalu mendekatiku. “Kamu kan orang
penting, makanya kamu yang kami minta menemani saat istimewaku malam ini.” Ia
cium bibirku lembut sambil melingkarkan kedua tangannya ke leherku.“Mas, kita
main di kamar aja yuk, biar lebih enak,” pinta Anna pada suaminya.Suaminya
hanya mengangguk dan mematikan video lalu bergerak mengikuti istrinya ke arah
kamar mereka. Aku masih duduk. Anna berhenti melangkah dan mengajakku, “Ayo
dong Gus, kita di kamar aja, di sini kurang leluasa.” Aku berdiri dan mengikuti
mereka.Kamar tidur mereka cukup luas, kira-kira 5 X 6 meter. Ranjang yang
terletak di tepi salah satu sisi ruangan berukuran besar. Hawa sejuk AC menerpa
ketika kami bertiga bagaikan anak-anak kecil, bertelanjang badan, beriringan
masuk kamar.
Anna langsung merebahkan tubuhnya di tengah ranjang.
Suaminya mengikuti sambil melabuhkan ciuman. Aku masih berdiri memandangi
mereka, ketika tangan Anna mengisyaratkanku agar mendekati mereka. Aku
mengikuti ajakannya dan duduk di sisi lain tubuhnya sambil mengelus-elus lengan
dan perutnya. Tangan Anna menarik pergelangan tanganku agar mengelus dan
meremas payudaranya. Tanganku mulai beroperasi di bagian dadanya dan memainkan
putingnya yang kembali mengeras akibat sentuhan jari-jariku. Kupilin-pilin
putingnya dengan lembut dan kudekatkan mukaku ke dadanya. Lidahku kujulurkan
menjilati puting payudaranya. Lama kugelitik putingnya, setelah itu kumasukkan
putingnya ke dalam mulutku sambil melakukan gerakan menyedot. Saking gemasnya,
kusedot juga payudaranya yang tidak begitu besar, tetapi masih kenyal karena
belum pernah menyusui bayi. “Ooogghh, ya, yahh, gitu Gus, enak tuch …. ”
desisnya sambil menyambut ciuman suaminya. Kedua payudaranya kuremas sambil
terus mengisap, memilin, menyedot putingnya dengan gerakan bervariasi,
kadang-kadang lembut, kadang ganas, hingga Anna menggeliat-geliat dilanda
birahi.Kuteruskan penjelajahan bibirku ke arah perutnya dan turun ke
rambut-rambut halus di atas celah pahanya yang putih. Kembali lidahku bermain
di klitorisnya dan celah-celah vaginanya yang mulai basah lagi. Ludahku
bercampur dengan cairan vaginanya yang harum. Ciumanku semakin buas turun ke
celah-celah antara vagina dan analnya. Ketika mendekati analnya, lidahku
kuruncingkan dan kugunakan mengait-ngait celah-celah analnya. “Owww, apa yang
kau lakukan Gus? Koq enak banget sich?” jeritnya sambil menaikkan pinggulnya
akibat perlakuan lidahku pada analnya. “Tenang sayang, nikmati saja,” kataku
sambil menciumi analnya dengan bibirku dan menggunakan jari telunjuk kananku
untuk memasuki analnya. “Sssshhh, aaahhhh, terusin Gus! Yahhhh enakkkkk,”
desahnya.Dicky sudah menciumi payudara Anna dalam posisi terbalik, di mana
dadanya diberikan untuk diraba dan diciumi oleh istrinya juga. Mereka berdua
mendesah, tetapi kupastikan yang paling dilanda hasrat menggelora adalah Anna,
sebab bagian bawah tubuhnya kuciumi habis-habisan, hingga semakin becek
vaginanya akibat bibir dan lidahku yang tak berhenti melakukan aksinya.“Sudah,
sudah Gus. Ayo, sekarang giliran kamu!” tangan Anna menarik rambutku perlahan
agar menghentikan aksiku pada vagina dan analnya. Lalu ia membuka kedua belah
pahanya lebar-lebar sehingga menampakkan vaginanya yang merona merah jambu
dengan sangat indahnya. Rambut-rambut halus di atas klitoris dan vaginanya
memberikan nuansa romantis yang tak terlukiskan. Tubuh Anna benar-benar
bagaikan pualam. Geliatnya begitu erotis, membuat pria manapun takkan mampu
menguasai diri untuk tidak menyetubuhinya dalam keadaan begitu rupa. “Ayo
sayang, jangan ragu-ragu membagikan cintamu padaku,” rayu Anna sambil terus
menciumi dada suaminya yang ada di atas tubuhnya, sedang dadanya masih berada
dalam kuluman Dicky, suaminya.Aku berlutut di antara kedua pahanya dan penisku
kutaruh pelan-pelan menyentuh klitorisnya. Ia menggelinjang-gelinjang antara
geli dan nikmat. “Ooouggghh, jangan siksa aku dong, masukkan sayangggg!”
erangnya.Aku tidak mengikuti permintaannya, melainkan terus memainkan penisku
menggesek klitorisnya hingga kurasakan semakin tegang ditekan oleh kepala
penisku. Dengan tangan kananku, kupegang pangkal penisku dan kusentuhkan juga
ke labia vaginanya bergantian, kiri dan kanan, lalu sesekali mengusap
celah-celah vaginanya dengan kepala penis dari arah klitorisnya ke bawah.
“Ssshhh, ooohhhh, enak banget sayang …. Ayo dong, aku nggak tahan nichhh ….
Masukin ******mu Gussss ……” Anna memohon.Tak tahan mendengar permintaannya,
kujejalkan kepala penis ke celah-celah vaginanya, tapi tidak semuanya
kumasukkan. Tangan kananku masih kupakai untuk menggerakkan penisku merangsek
masuk dan menjelajahi dinding-dinding vaginanya, kanan dan kiri. Ia
menaik-turunkan pinggulnya menyambut masuknya penisku. “Ohhhh, nikmaatttt …..”
desisnya. Suaminya memandang ke arahku sambil tersenyum. Kini ia berlutut di
sebelah kanan kepala Anna dan memberikan penisnya untuk dikulum
isterinya.Dengan lembut kumasukkan penisku makin dalam, perlahan-lahan hingga
penisku masuk sebatas pangkalnya. “Aaaahhh …… ” erang Anna lagi. Kedua tangan
Anna menarik tubuhku menindih badannya.
Ia melakukan hal itu sambil tetap mengulum penis suaminya.Gerakanku menaikturunkan tubuh di atas Anna berlangsung dengan ritme pelan, tetapi kadang-kadang kuselingi dengan gerakan cepat dan dalam. Berulang-ulang Anna merintih, “Gila Gus, enak banget ******mu! Oooouugghhhh … yahh …. aaahhh … sedappppp!” Pinggulnya sesekali naik menyambut masuknya penisku. Semakin lama gerakan pinggulnya makin tak menentuGerakanku makin cepat dan kuat. Desahannya makin kuat mengarah pada jeritan. Dengan beberapa kali hentakan, kubuat Anna bergetar semakin tinggi menggapai puncak kenikmatan. “Gusss, terusin ….. Aaaahhhh, aku dapet lagi, oooouuggghhh!” ia menggeram sambil mengangkat pinggulnya menyambut tekanan penisku yang kuhunjamkan dalam-dalam ke vaginanya. Jari-jari tangannya memeluk punggungku dengan erat, bahkan cengkeraman kukunya begitu kuat, terasa sakit menghunjam kulitku, tetapi perasaan itu bercampur dengan kenikmatan luar biasa. Kurasakan guyuran cairan kenikmatannya membasahi penisku sedemikian rupa dan dinding vaginanya berkejat-kejat memijat batang penisku, hingga tak kuasa kubendung luapan spermaku memasuki rongga vaginanya. “Anna!!!! Ogggghhh, enak banget, sayang!” desahku sambil memeluk erat-erat tubuhnya dan menciumi bibirnya rapat-rapat. Anna menyambut ciumanku. Kurasakan bibir kami berdua agak dingin, sebab aliran darah kami seakan-akan terdesak ke bagian bawah. Kedua belah pahanya menjepit kedua pahaku dengan kuatnya dan jepitan vaginanya seolah-olah ingin mematahkan batang penisku. Dinding vaginanya masih berdenyut-denyut memilin penisku. Tak terkatakan nikmatnya.Suaminya tahu diri dan menarik tubuh menyaksikan permainan kami berdua. Lama kami berpelukan dalam posisi berdekapan. Ia tidak mau melepaskan tubuhku. Denyutan vaginanya masih terus terasa memijat-mijat batang penisku, hingga perasaanku begitu nyaman dan damai dalam pelukannya. Beberapa kali ingin kutarik tubuhku, tapi ia tidak mengijinkan tubuhku meninggalkan tubuhnya. Ia hanya membolehkan tubuhku miring ke kanan, hingga ia pun miring ke kiri. Dengan masih berpelukan dalam keadaan miring, mulutnya masih terus menciumi mulutku.Bibir kami berpagutan dan lidahnya masuk rongga mulutku menggapai langit-langit mulutku. Kulakukan hal yang sama bergantian dengannya. Beberapa saat kemudian kurasakan cairan kenikmatan kami mengalir di sela-sela pahaku, juga kuperhatikan menetesi pahanya. Penisku mengecil setelah melakukan tugasnya dengan baik. Aku melepaskan diri dari pelukannya dan berbaring di sebelah sebelah kiri tubuhnya. Suaminya menempatkan diri berbaring di sebelah kanannya. Anna kini diapit oleh dua pria. Aku menatap langit-langit kamar mereka sambil merenung, betapa gilanya kami bertiga melakukan ini. Aku tak tahu apa yang ada di benak mereka berdua. Elusan jari-jari Anna di tubuhku membuatku tak habis pikir, betapa dahsyat permainan perempuan ini. Ia memiliki kekuatan melawan dua pria sekaligus.Ia mencium bibir suaminya sambil berbisik. “Mas Dicky, makasih ya atas hadiah ulang tahunnya!” Lalu ia juga mencium bibirku, menatap dengan mata berkaca-kaca dan berkata, “Gus, trims buat kadomu. Kami benar-benar berterima kasih padamu.” Aku tak menjawab, merasa bodoh, tetapi haru menyambut ciumannya disertai tetesan air yang turun ke pipinya. Aku mengusap air matanya sambil memagut bibirnya lembut. Lama kami melakukan hal itu dan kembali berbaring. Anna bangun dan mengambil handuk kecil untuk melap vaginanya yang basah oleh cairan kami berdua. Lalu ia kembali berbaring di antara suaminya dan aku.Suaminya membelai-belai payudara Anna dan memberi tanda agar Anna menaiki tubuhnya. Rupanya suaminya minta dilayani lagi. Anna lalu menempatkan diri di atas tubuh suaminya. Mula-mula ia berjongkok di atas pinggang suaminya dan memasukkan penis suaminya dengan dibantu oleh tangan kanannya.
Setelah penis tersebut masuk, perlahan-lahan ia
menaik-turunkan tubuhnya di atas tubuh suaminya. Suaminya menyambut gerakan
Anna sambil meremas-remas payudaranya.Beberapa saat kemudian Anna merebahkan
tubuhnya di atas tubuh suaminya. Gerakan mereka makin kuat. Sesekali pantat
suaminya terangkat ke atas, sedang Anna menurunkan tubuhnya dan menekan
kuat-kuat hingga penis suaminya menancap dalam-dalam. Aku beringsut menuju
bagian bawah tubuh mereka dan memperhatikan bagaimana penis suaminya masuk
keluar vagina Anna. Kudengar suara suaminya, “Ann, analmu kan nganggur tuch.
Gimana kalau dimasuki penis Agus seperti yang pernah kulakukan?”Kudengar suara
Anna, “Ya Mas, aku baru mau usul begitu. Tahu nich, kalian berdua begitu pandai
memuaskan aku. Ayo Gus, tusuk analku dong!” pintanya memohon.Aku heran juga
atas kelakuan suami istri ini, tetapi kupikir mungkin karena Anna pernah di
luar negeri, hal-hal begini tidak aneh lagi buatnya. Bagiku memang pengalaman
baru. Main dengan perempuan beberapa kali pernah kulakukan, tapi main bertiga
begini apalagi mengeroyok vagina dan anal sekaligus, ini benar-benar pengalaman
luar biasa bagiku.Kuamati kemaluan kedua suami istri itu. Perlahan-lahan
kuelus-elus vagina Anna yang basah oleh cairannya. Jari-jariku kemudian
mengarah ke analnya. Dengan cairan vaginanya kubasahi lubang analnya. Telunjuk
jari kananku kumasukkan pelan-pelan ke dalam analnya. “Yaaah gitu Gus, enak
tuch…. Lebih dalam lagi!!! Ayoooo!!!!” desahnya dengan suara yang serak-serak
basah karena dilanda nafsu.Jariku masuk makin dalam ke analnya membuat gerakan
tubuhnya semakin tak menentu. Dengan vaginanya dirojok penis suaminya dan
jariku memasuki analnya, Anna berkayuh menuju pulau kenikmatan. “Gusss, jangan
cuman jarimu dong, sayang! Sekarang masukin penismu ….. Ayooo dong!!!”
pintanya.Kedua paha Anna berada di bagian luar paha suaminya, membuka
lebar-lebar celah vaginanya bagi masuknya penis suaminya. Kutempatkan kedua
pahaku menj