Ritual Nikmat Cerita Sex Terbaru
Cerita Mesum Panas – Sebelumnya perkenalkan nama saya. Nama saya Wawan (Samaran), saya sekarang berprofesi sebagai seorang konsultan di Kota S. Bagi para pembaca yang memerlukan jasa konsultasi penulisan ilmiah (skripsi/thesis) bisa kontak email saya, pasti akan saya bantu sampai selesai. Okay.. saya akan memulai menceritakan pengalaman bokep saya waktu masih kuliah dahulu. Hari itu adalah malam Jumat Pon.. kirakira 7 tahun yang lalu. Hari itulah awal yang merubah kehidupanku, dari seorang mahasiswa yang luruslurus saja.. pokoknya serba lurus deh! Apalagi kalau si kecil lagi tegang.. wah lurus sekali! Ha..ha..ha.. inilah cerita seks ku dimulai…
Waktu itu aku masih kuliah di satusatunya PTN yang ada di kota S. Sebagai seorang anak rantau aku kost di belakang kampus yang cukup jauh dari keramaian. Pertimbanganku untuk memilih kost di tempat itu adalah di samping harganya murah, aku juga berharap dapat menghindari godaan keramaian yang ditawarkan kota S itu. Maklum misiku ke kota S ini adalah untuk menimba ilmu demi masa depan. Berkalikali orang tuaku menyuruhku agar hidup prihatin.. karena mereka pun harus hidup prihatin demi menyekolahkanku.
Dengan memilih tempat itu rasanya aku sudah berusaha memenuhi permintaan orang tuaku, yaitu agar hidup prihatin. Namun ternyata nasib membawaku lain dan melenceng dari misi semula ini.
Sudah dua tahun aku kost di daerah itu, sehingga aku sudah kenal baik dengan semua masyarakat penghuni kampung itu. Aku sudah dianggap sebagai warga karena kesupelanku dalam bergaul. Nah dari kesupelanku itulah aku sudah terbiasa bercanda dengan setiap penduduk dari anak kecil hingga neneknenek.
Suatu hari pada saat liburan semester, aku tinggal di tempat kost sendiri karena memang aku tidak pulang maklum aku aktif di kegiatan kampus. Waktu itu sedang musim kemarau sehingga banyak sumur penduduk yang kering, hanya sumur di tempat kost ku itulah yang masih cukup banyak airnya sehingga banyak tetangga yang ikut minta air dan bahkan ikut mandi di kostku. Dan diantara mereka ada satu tetanggaku yang waktu itu umurnya mungkin hanya terpaut 7 atau 8 tahun di atasku, namanya Mbak Narsih (samaran). Perawakannya sedang tidak begitu tinggi (tingginya sekitar 158 160 Cm), tetapi bodynya tidak kalah dengan pesenam aerobik deh. Kulitnya sawo matang khas wanita Jawa dan wajahnya manis sekali, terutama pada saat tersenyum.. aduh makk!
Dia sudah punya suami dan dua orang anak yang masih kecil yang pada saat itu umurnya baru 4 dan 2 tahunan. Dia berjualan barangbarang kelontong di dekat kostku. Nah suatu hari.. seperti biasa pagi pagi sekali Mbak Narsih ketokketok pintu tempat kost ku..biasa mau ikutan ambil air dan sekaligus mandi.
Dik.. Dik.. cepet tolong bukain pintunya! dia berteriak agak tak sabaran.
Iya bentar Mbak.. jawabku sambil setengah mengantuk.
Kok lama banget to Dik.. suaranya terdengar tak sabar.
Ada apa sih Mbak kok nggak sabar sekali? tanyaku saat kubuka pintu untuknya.
Wajahnya nampak meringis menahan sesuatu. Rupanya dia sudah mulas dan hendak buang hajat dari tadi.
Baca Juga Cerita Bokep Mesum : Pengalaman Ngentot Sama Pamanku
Anu Dik.. aku sakit perut nih Katanya agak malu.
Begitu pintu terbuka ia langsung lari terbiritbirit masuk KM dan membanting pintu. Rupanya sang beban sudah hampir keluar.. pikirku.
Sorry ya Dik.. tadi Mbak nggedornggedor, katanya.
Habis perut Mbak udah mulas dan di rumah nggak ada air.. itu lho bapaknya anakanak semalam enggak pulang jadi Mbak belum sempat ngisi air di rumah.. maafin Mbak ya.
Ah enggak apaapa kok Mbak, saya malah harus berterima kasih udah dibangunin sama Mbak.
Sejak itu hubunganku dengan Mbak Narsih jadi tambah akrab. Hingga pada suatu siang, aku ingat hari Kamis, Mbak Narsih datang ke tempat kostku. Siang itu ia kelihatan manis sekali dengan memakai baju kaos lengan panjang warna krem ketat yang mencetak tubuhnya.
Eh Dik Wawan.. hari ini ada acara enggak? tanyanya begitu kutemui di teras depan.
Mm.. kayaknya enggak Mbak.. memang ada apa Mbak? tanyaku agak penasaran.
Anu Dik.. kalau tidak keberatan nanti adik Mbak ajak pergi ke Gml mencari bapaknya anakanak, Dik Wawan enggak keberatan kan?
Lho memangnya Mas Gun disana di rumah siapa Mbak? tanyaku semakin penasaran.
Anu Dik.. katanya orangorang Mas Gun sudah punya istri simpanan di sana.. jadi Mbak mau melabrak.. tapi Mbak nggak berani sendirian.. jadi Mbak minta tolong Dik Wawan nganter Mbak ke sana.
Baiklah Mbak.. tapi saya enggak mau ikut campur dengan urusan Mbak lho kataku menyanggupi permintaannya.
Sorenya kami berdua dengan sepeda motor milik Mbak Narsih berboncengan kearah Gml, 27 KM sebelah utara kota S arah ke Pwd. Mbak Narsih membawa sebuah tas yang cukup besar. Aku jadi curiga, tetapi tetap diam saja.. pokoknya wait and see lah prinsipku. Kami tak banyak bicara saat dalam perjalanan. Hingga setelah sampai ke Gml aku baru bertanya letak rumahnya.
Oh.. itu.. itu masih terus ke utara Dik.. jawabnya agak tergagap.
Kecurigaanku makin mendalam tetapi tetap diam saja sambil kuikuti permainannya.
Ill follow the game begitu pikirku, toh tidak ada ruginya dengan wanita yang cukup menarik ini.
Kami terus ke utara hingga sampai ke tempat dimana terdapat gerbang bertuliskan Obyek Wisata Gn Kmks.
Lho kok ke sini to Mbak.. apa enggak kebablasan? Tanyaku agak bingung.
Anu.. anu sebenarnya Mbak enggak mencari Mas Gun kok Dik.. tapi Mbak mau ziarah ke sini.. Jawabnya agak khawatir kalau aku marah.
Aku kasihan juga melihatnya saat itu yang begitu ketakutan. Aku Cuma menghela napas.. tapi tidak ada ruginya kok bagiku. Toh Mbak Narsih orangnya cukup manis dan menarik jadi berlamalama berdekatan dengannya juga tidak rugi pikirku menghibur diri.
Sigkat cerita aku dan Mbak Narsih mengikuti ritual yang harus dilakukan di sana. Ternyata bukan hanya kami berdua yang ada di sana. Ratusan bahkan mungkin ribuan orang datang ke sana sore itu. Semuanya mempunyai tujuan yang sama Berziarah (atau berzinah barangkali lebih tepatnya). Soalnya yang aku dengar kalau berziarah ke sana untuk mencari berkah harus berpasangan yang bukan suamiistri dan harus Tidur bersama di sekitar cungkup (makam) yang ada di sana. (Mungkin ini ritual mencari kekayaan yang paling nikmat di dunia.. he.. he.. he)!
Setelah mengikuti berbagai ritual dan prosesi, selesailah sudah acara mohon berkah. Sekarang tinggal finishingnya, yaitu tidur bersama! Aku sendiri menjadi panas dingin membayangkan aku harus tidur dengan seorang wanita! Gila.. ini benarbenar pengalaman pertama bagiku. Seumur umur belum pernah berdekatan dengan wanita.. apalagi harus tidur bersama! Dan katanya harus 7 kali malam Jumat berturutturut pula! Gila! Benarbenar tur gila.. asyiik!
Eh Dik Wawan sudah punya pacar belum? tanya Mbak Narsih memecah kesunyian.
Eh.. mm. anu.. bbel.. belum Mbak jawabku agak tergagap soalnya lagi ngelamun yang lain lagian pikiranku sedang bingung.
Mbak Narsih mungkin tahu apa yang kurasakan jadi dia Cuma diam saja dan menggandengku mencari tempat untuk menggelar tikar (Rupanya Mbak Narsih sudah mempersiapkan segalanya dari rumahnya.. sontoloyo makiku dalam hati, tapi aku juga senang juga membayangkan mau tidur dengan wanita semanis Mbak Narsih ini).
Baca Juga Cerita Panas Terbaru : Nikmatnya Memek Legit Gadis Binal
Rupanya mencari tempat yang Sesuai (dalam artian sepi dan aduhai) di sekitar cungkup pada malam itu susah juga. Aku yang baru kali itu mengunjungi Gn Kmks takjub sekali dengan pemandangan yang kulihat disana. Bukan keindahan alamnya yang kukagumi, tetapi begitu banyaknya pasangan yang memenuhi lokasi sekitar cungkup bak ikan bandeng dijajarjajar. Gilanya semua mungkin bukan pasangan suamiistri yang sah (Kalau boleh kukatakan ini namanya Perzinahan masal bukannya Perziarahan masal). Cukup lama kami mencari tempat untuk bermalam di tempat terbuka. Rupanya malam Jumat Pon ini adalah hari Rayanya Gn Kmks. Ramainya mungkin malah melebihi keramaian di Kota S. Dan semua pasangan itu rela Tidur bersama di tempat terbuka berjajarjajar tanpa sekat pelindung yang membatasi privasi dengan pasangan lain di sebelahnya. Akhirnya setelah cukup lama mondarmandir melewati jalan setapak nan gelap dan di kanankirinya bergelimpangan pasangan yang sedang melakukan Laku tidur bersama, kami menemukan tempat yang kami anggap sesuai bagi kami.
Disini saja Dik Wawan.. tempatnya masih longgar kata Mbak Narsih sambil melepas gandengannya dan mulai menggelar tikar yang dibawanya. Di sebelah kanan dan kiriku ada pula pasangan yang sudah terlebih dahulu menempati kapling mereka. Jadi aku dan Mbak Narsih termasuk datang agak terlambat. Setelah basabasi sejenak dengan tetangga kanankiri kami pun rebahan sambil berpelukan dalam gelap di tempat terbuka lagi.
Aku yang masih lugu tak tahu harus berbuat apa. Soalnya seumurumur baru kali inilah aku memeluk seorang wanita dewasa. Tanganku diam saja sementara debar jantungku tak teratur. Mbak Sum yang semula hanya memeluk, perlahanlahan mulai mengelus dadaku salah satu pahanya ditumpangkannya di atas pahaku. Kontan saja batang kemaluanku mengeras.. tapi aku tak berani berbuat apaapa. Saat itu kurasakan kalau tubuh bagian bawah Mbak Narsih terbungkus sarung, karena salah satu pahanya menindih pahaku.
Napasku semakin memburu dan jantungku berdebar kian keras saat ia mulai merabaraba puting dadaku.
Dik ikutan masuk sarung aja biar hangat bisiknya pelan seolah takut terdengar pasangan yang ada di samping kami.
Ba.. baik Mbak.. Jawabku juga pelan.
Lalu dengan hatihati sekali aku mulai ikut memasukkan tubuh bagian bawahku ke sarung yang dipakai Mbak Narsih. Jadi sekarang satu sarung berdua..!
Aku sangat terkejut saat tubuh bagian bawahku masuk ke dalam sarung. Ternyata Mbak Narsih tidak memakai selembar ain pun pada tubuh bagian bawahnya. Celana panjang yang tadi dipakainya sekalian celana dalamnya rupanya sudah dilepaskannya secara diamdiam saat mengenakan sarung tadi. Aku jadi serba salah, mau gerak tak berani mau diam kok seperti ini..! Batang kemaluanku yang dari tadi sudah keras menjadi semakin keras memberontak dalam celanaku. Apalagi tanpa dapat kucegah tangan Mbak Narsih mulai merabaraba batang kemaluanku dari luar celanaku. Napasku kian memburu mendapat perlakuan seperti itu.
Ayoo.. pegang dada Mbak.. Dik.. bisik Mbak Narsih dengan napas yang juga sudah mulai memburu.
Aku dengan terpaksa (karena gak kuat menahan napsu..) mulai menggerakkan tanganku dan merabaraba dada Mbak Narsih dari luar gaunnya.. Kurasakan dadanya begitu sekal dan kenyal.. mungkin semua wanita begitu kali ya.. Napas kami semakin memburu tangan kami saling meraba dalam gelap.. (Mungkin.. ini yang dimaksud dengan peribahasa sedikit bicara banyak bekerja kali ya..? pinter juga tuh orang yang bikin peribahasa ini.. atau mungkin dia nemu peribahasa gini saat lagi begituan kali!)
Napasku seolah terhenti saat tibatiba batang kemaluanku sudah digenggam Mbak Narsih dan dieluselus dengan lembutnya.. luar biasa.. benarbenar pengalaman terhebat yang pernah aku rasakan saat itu! Tubuhku meliukliuk menahan nikmat yang tiada tara saat tangan halus Mbak Narsih mengurut dan meremas batang kemaluanku.. kedua biji pelirku pun dielusnya dengan penuh kasih sayang.. aduh makk!
Mbak.. ahkk.. bisikku pelanpelan tanpa berani bersuara keraskeras..
Masukkan tanganmu Dik.. remas tetek Mbak.. ayoo.. bisik Mbak Sum yang menyadarkanku.
Sebenarnya tanpa disuruh pun aku sudah ingin meraba langsung bukit menggairahkan itu. Segera dengan semangat 45 (Ini kan jamannya tujuhbelas Agustusan) bak pejuang kita dahulu, aku menyusupkan tanganku ke dalam kaos ketatnya dari bagian bawah dan mulai mencaricari bukit kenyal di dada Mbak Narsih. Tanganku terus meraba dan bergerak liar di dalam kaus Mbak Narsih dan terpeganglah apa yang kudambakan. Kusibak BH yang masih menempel dan tanganku bergerak liar di balik BH itu. Begitu gemas rasanya aku meremas dan meraba (boso jowone Ngowol) kedua bukit kembar itu bergantian.
Och.. ter.. terushh.. Dikk.. ouch.. Kudengar Mbak Sum berbisik pelan sekali ditelingaku dengan napas yang semakin memburu.
Ayo lepaskan celanamu itu Dik.. bisiknya lagi.
Dengan hati berdebar keras membayangkan apa yang akan terjadi kuturuti permintaan Mbak Narsih. Kuhentikan aktivitasku di dada Mbak Narsih dan melepas celanaku pelan sekali. Soalnya takut ketahuan tetangga di sebelahku, yang sempat kulirik mereka juga sedang krusakkrusuk sendiri dalam gelap. Aku tahu itu dari bunyi kain yang bergesergeser. Setelah melepas celanaku dan menyimpannya di tas Mbak Narsih aku mulai beraktivitas lagi.. dan Mbak Narsih juga. Kami saling meraba lagi. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras (dalam bahasa Jawanya ngaceng berat) diurut dan diremas dengan lembut oleh Mbak Sum.. menimbulkan rasa geli yang luar biasa.. Aku sempat tak bisa bernapas merasakan hal ini..
Tanganku pun sekarang mulai berani bergerak sendiri. Sasaranku sekarang adalah bagian bawah Mbak Narsih. Dari perutnya yang sudah agak gendut sedikit tanganku bergeser turun dan tersentuhlah gumpalan rambut pekat di selangkangan Mbak Narsih.
Baca Juga Cerita Bokep Terpanas : Mumpung Rumah Sepi
Terushh.. Dikk.. hhkk, ya.. itt.. itu.. bisik Mbak Narsih sambil terus menjilat lubang telingaku.
Tanganku terus menyisir celah celah di tengah rimbunan rambut itu yang sudah basah dan panas. Celah itu kurasakan begitu licin dan basah.. lalu dengan rasa ingin tahu.. kumasukkan jari ku di tengahtengah celah sempit itu. Aku kaget.. karena tibatiba jariku seolah tersedot dan terdorong oleh gerakan celah di selangkangan Mbak Narsih itu. Dengan naluri alami tanganku mulai meraba dan mengobokobok selangkangan Mbak Narsih yang semakin basah. (Jadi bukan cuma Yoshua yang bisa ngobokobok aku juga bisa kok! Hayoo siapa diantara pembaca (cewek tentunya) yang mau di obokobok silakan kirim email!)
Mbak Narsih semakin kelimpungan saat jarijariku yang nakal mulai memasuki liang hangat dan basah di selangkangan Mbak Narsih. Jariku terus bergerak masuk ke celahcelah hangat dan licin itu hingga sampai pangkal.. dengan cepat kuhentak tarik keluar.. srett.. Mbak Narsih hampir memekik kalau tidak buruburu menggigit leherku saat kutarik jariku dengan cepat dari jepitan liang kemaluannya. Lalu pelanpelan kudorong jariku masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih, kutarik lagi cepat dan kodorong pelanpelan.. begitu terus kulakukan berulang ulang hingga akhirnya Mbak Narsih berkelejat dan tubuhnya seolah tersentak.
Ohk.. shh.. akhh bisik Mbak Narsih sambil terus menggigit keras leherku.
Karena kukira Mbak Narsih merintih kesakitan, spontan kuhentikan gerakan jariku.
Terush.. Dikk.. ter.. ouch.. rintihnya pelan sekali saat kuhentikan gerakan jariku di liang hangat diselangkangannya yang semakin licin oleh lendir yang keluar dari liang kemaluannya.
Mendengar permintaannya, otomatis jariku mulai bergerak semakin liar di dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih yang semakin berlendir dan licin. Tubuhnya meliuk liuk dan tersentak berkejatkejat seiring dengan gerakanku. Gerakannya semakin lamasemakin lemah dan berhenti.. jariku tetap terjepit kehangatan liang kemaluannya, lalu kedua tangan Mbak Narsih memegang kedua pipiku dan diciumnya bibirku dengan mesra sekali.
Kamu pintar Dik.. bisiknya mesra.
Mbak rasanya seolah mengawang tadi
Kukira tadi Mbak Narsih kesakitan.. makanya kuhentikan gerakanku bisikku
Enggak.. Mbak enggak sakit kok.. justru nikmat sekali.. bisiknya manja.
Sekarang biar Mbak yang gantian memuaskan kamu balasnya.
Kemudian dengan pelan, karena takut ketahuan pasangan di sebelah (Yang aku yakin juga sedang melakukan hal yang sama dengan kami!) Mbak Narsih mulai menaiki tubuhku. Dikangkangkannya kakinya dan dipegangnya batang kemaluanku yang sudah ngaceng berat seperti meriamnya Pak tentara yang siap menggempur GAM. Lalu digesekgesekkannya palkonku (kepala kontol palkon) di celah hangat di selangkangannya yang sudah sangat licin dan basah.
Hkk.. napasku seolah terhenti saat batang kemaluanku mulai terjepit erat dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih.
Sensasi terhebat dalam hidupku! Dan barangkali inilah awal sejarah hilangnya keperjakaanku! Yang selanjutnya akan merubah kehidupanku! (Akan kuceritakan kelak).
Dengan pelan tetapi pasti.. alonalon asal kelakon.. batang kemaluanku mulai menyeruak masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih. Mataku terbeliak menahan nikmat yang tiada tara.. (Mungkin inilah yang namanya sorga dunia ya?).
Mbak.. bisikku di telinga Mbak Narsih, Geli Mbakk
Hushh.. diam saja nikmati saja balas Mbak Narsih mesra.
Aku menggigit bibir menahan nikmat yang tiada tara. Mbak Narsih terus berkutat di atas perutku, bergoyang dan berputar pelan. Hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku tertelan dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih. Seluruh batang kemaluanku masuk sampai ke pangkalnya sampai kurasakan palkonku menumbuk sesuatu di dalam sana. Mbak Narsih pun mungkin merasakan hal yang sama denganku, kutahu itu dari napasnya yang tersengalsengal.
Gesekan demi gesekan dari kedua kemaluan kami menghangatkan dinginnya malam di Gn Kmks itu. Kami sudah tidak peduli lagi dengan pasanganpasangan lain di sekitar kami. Yang kami tahu adalah bagaimana mereguk nikmat dan menuntaskan hasrat yang sudah hampir mencapai klimaksnya.
Mbak Narsih terus bergerak pelan. Lamalama gerakannya sudah mulai tidak teratur dan kurasakan Mbak Sum menggigit leherku lagi. Aku pun hampir saja berteriak menahan sesuatu yang hampir meledak dari dalam diriku. Kurasakan dorongan semakin kuat mengehentak bagian bawah perutku.
Gerakan Mbak Narsih semakin tidak teratur dan gigitannya semakin kencang.
Ouchkk.. Dikk.. Mbak mau kelu.. arrghh bisiknya sambil tubuhnya mengejatngejat di atas perutku.
Akupun sepertinya tidak mampu lagi menahan dorongan yang menghentak dan akhirnya tanpa dapat kupertahankan jebollah sudah pertahananku. Crrt.. crett.. crett.. crett.. crett.. keluarlah lahar panas dari ujung palkonku yang membasahi dan menyiram rahim Mbak Narsih. Tubuhku seolah melayang dan terhentak seperti terkena arus listrik. Kurasakan puncak sensasi bersetubuh yang ruarr biasa.. Tanganku mencengkeram bongkahan pantat Mbak Narsih yang masih saja bergerak liar untuk mencoba menghentikannya. Tetapi semakin erat kutahan semakin liar gerakannya hingga aku pasrah saja dan menikmati sensasi semampuku.
Mbak sud.. sudah.. Mbak.. ohh bisikku di telinganya.
Rupanya saat aku mencapai orgasme tadi Mbak Narsih juga sedang mencapai orgasme sehingga sulit kuhentikan gerakannya.
Kamu hebat Dikk.. bisiknya mesra sekali.
Mbak puas sekali..
Kami masih terus berpelukan beberapa saat. Mbak Narsih masih menindihku dan batang kemaluanku masih erat terjepit dalam liang kemaluannya. Dan secara perlahan kurasakan batang kemaluanku mulai terdorong keluar akibat kontraksi liang kemaluannya..lalu tubuh kami samasama tersentak saat batang kemaluanku terlepas sendiri dari jepitan liang kemaluannya. Kami saling berpandangan mesra dan tersenyum.. Duh manisnya Mbak Narsih kalau tersenyum (Aku membatin andai saja Mbak Narsih ini jadi istriku betapa bahagianya aku).
Mbak aku kok jadi sayang sekali sama Mbak.. bisikku mesra.
Mbak juga kok Dik.. balasnya.
Nanti kita pulangnya mampir dulu istirahat di losmen di depan stasiun Blp.. mau kan? lanjutnya.
Mau dong.. masa mau menolak rejeki jawabku nakal.
Memang Mas Gun enggak marah? tanyaku.
Enggak kok.. malah dia yang nyuruh aku untuk ke sini melakukan ritual.. malahan dia yang memilihkan pasangannya.. ya Dik Wawan itu jawabnya santai.
(Sialan gerutuku dalam hati. Rupanya aku mau dijadikan tumbal pesugihannya! Tapi biarin dah, yang penting nikmatt). Mulai detik itu aku berjanji dalam hati akan mengerjai istrinya habishabisan atas keputusannya menjadikanku sebagai tumbal pesugihannya. Dan janjiku akan kubuktikan sebentar lagi.
Pagi sekali, kirakira jam 04.00 pagi satu per satu pasangan yang telah menjalani laku gila ini mulai beranjak pulang. Kami pun ikut pulang ke tempat kami. Dinginnya udara pagi tak kurasakan, karena Mbak Narsih yang kubonceng memeluk erat tubuhku sepanjang perjalanan. Tubuhku jadi hangat apalagi dada Mbak Narsih yang kenyal menekan erat punggungku. Kupacu kendaraanku kencangkencang takut kesiangan. Sementara Mbak Narsih tetap erat memelukku dan tangannya tak ketinggalan dimasukkan ke dalam celanaku dan meremasremas batang kemaluanku sepanjang perjalanan itu. Mendapat perlakuan itu, tentu saja adik kecilku bangkit berdiri dan memberontak seolah hendak menyeruak keluar dari sarangnya. Remasan dan pelukan Mbak Narsih membuatku melupakan dinginnya udara pagi dan lamanya perjalanan dari Gml ke kota S yang kirakira sejauh 30 Km itu.
*****
Selang setengah jam kemudian kami pun sampai ke kota S, dan kami pun menuju daerah sekitar stasiun Blp untuk mencari penginapan yang Sesuai (sepi dan asoy). Setelah berputarputar beberapa saat, kami pun menemukan sebuah losmen yang cukup bersih dan letaknya agak tersembunyi. Kami memilih kamar yang mempunyai kamar mandi di dalam agar privasi kami lebih terjaga.
Setelah check in aku langsung masuk kamar mandi dan mulai membuka seluruh pakaianku untuk mandi. Sementara itu Mbak Narsih langsung tiduran sambil menonton acara televisi pagi. Sedang asyikasyiknya menyabuni tibatiba Mbak Narsih masuk kamar mandi dan sudah telanjang bulat tanpa selembar benangpun yang menutupi tubuhnya yang indah itu. Aku terpana dan tanpa sadar menghentikan kegiatanku. Mulutku melongo menyaksikan pemandangan yang terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Ya.. walaupun kami pernah bersetubuh, tetapi aku belum pernah melihat seluruh tubuhnya sejelas ini. Tadi malam kami bersetubuh dalam gelap dan itupun kami masih terbalut pakaian atas kami masingmasing.
Benarbenar luar biasa pemandangan yang terpampang di hadapanku ini. Walaupun perutnya agak berlemak, namun keindahan tubuh Mbak Narsih masih sangat mempesona. Kulitnya yang khas wanita Jawa berwarna sawo matang tampak mulus tanpa cacat. Rambutnya yang hitam lurus, sebahu panjangnya tampak indah tergerai. Dan payudaranya yang masih cukup kencang menggantung indah dengan puting yang mencuat kecoklatan. Sedikit turun ke bawah bulubulu hitam keriting memenuhi gundukan bukit kecil di bawah perutnya. Luar biasa! Aku sampai melongo dibuatnya. Apalgi tubuhnya tersorot lampu neon dari kamar tidur dan dari kamar mandi sekaligus..
Lho.. kok mandinya berhenti? Tanya Mbak Narsih mengejutkanku hingga membuatku gelagapan.
Eh.. anu.. eh.. Mbak.. kok ma.. masuk kesini Mbak? tanyaku gagap dan otomatis tanganku menutupi batang kemaluanku yang sudah penuh sabun.
Kenapa emangnya? Apa enggak boleh mandi barengbareng? katanya santai terus dimintanya sabun yang sedang kupegang.
Sini Mbak mandiin biar bersih!.
Aku pun mandah saja dan kunikmati elusan tangan Mbak Narsih yang menyabun seluruh tubuhku. Digosoknya punggungku dengan sabun terus ke bawah hingga pantatku pun tak lupa digosokgosoknya. Aku merem melek menikmati remasan tangan Mbak Narsih di kedua belahan buah pantatku.
Hayo.. sekarang depannya.. tibatiba Mbak Narsih menyuruhku untuk menghadapinya.
Tangannya mengusap leherku terus ke bawah dan beberapa saat memainkan jarinya di kedua tetekku bergantian. Aku menahan napas ketika tangannya terus merayap ke bawah dan mulai menyabuni selangkanganku. Diremasnya batang kemaluanku dengan lembut. Kontan adik kecilku terbangun dan mengeras seketika.
Lho.. kok terus kencang? gurau Mbak Narsih demi melihat batang kemaluanku berdiri tegak bak petarung yang siap laga. Aku jadi jengah dan sedikit malu.
Iya soalnya dia tahu ada lawan mendekat balasku untuk menghilangkan kekakuan.
Dia tahu sebentar lagi mau disuruh kerja.. he.. he.. he! gurauku.
Ah maunya..! Mbak Narsih memonyongkan bibirnya.
Aku yang sudah sangat terangsang dengan elusan dan remasan tangannya di selangkanganku langsung saja memeluknya dan tanpa ba Bi Bu lagi kusergap bibirnya yangs sedang monyong itu. Kupeluk tubuh telanjangnya dan dengan ganas kucium bibirnya.
Mphhf.. Mbak Narsih gelagapan saat bibirnya kuserobot dan tanganku erat memeluknya.
Sambil terus menciumnya tanganku dengan beraninya berkeliaran mengelus punggung Mbak Narsih dan terus ke bawah ke arah bongkahan pantatnya yang padat. Kuremas kedua belah buah pantatnya bergantian.
Dikk.. ohh Mbak Narsih Cuma bisa melenguh dan menggelinjang dalam dekapanku.
Tangannya semakin liar mengurut dan meremas batang kemaluanku. Aku sendiri tidak perduli kalau tubuhku masih penuh dengan busa sabun dan bau keringat Mbak Narsih yang belum mandi sejak kami bersetubuh semalam.
Dik.. Mbak.. Mbak be.. belum mandi.. napas Mbak Narsih tersengalsengal saat dengan ganasnya kuciumi lehernya.
Biar Mbak mandi dulu.. ughh Mbak Narsih melenguh minta kulepaskan.
Mungkin ia risih dengan bau keringatnya sendiri. Lalu kulepaskan pelukanku. Kusiram tubuh Mbak Narsih dengan air dingin.
Sini Mbak biar gantian ku mandiin kuraih sabun yang dipegangnya.
Lalu balik tubuh Mbak Narsih dan kusabun punggungya. Kugosok bagian punggungnya dan tanganku yang nakal bergeser terus ke bawah. Begitu tanganku menyentuh bagian pantatnya yang padat tanganku mulai meremas dengan gemas. Kuelus dan kugosok ke dua belah bongkahan pantat Mbak Narsih. Setelah puas bermainmain dengan pantatnya, tanganku mulai menyabun tubuh Mbak Narsih bagian depan. Namun saat itu posisiku masih dibelakang Mbak Narsih, jadi tanganku menggosok bagian depannya sambil memeluknya dari belakang. Saking ketatnya pelukanku, tubuh bagian bawah kami saling menempel ketat. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras tergencet antara bongkahan pantat Mbak Narsih dengan perutku sendiri. (Pembaca bisa bayangin gimana rasannya). Luar biasa! Apalagi pantat Mbak Narsih dan batang kemaluanku sangat licin karena penuh busa sabun. Rasanya syurr.. apalagi Mbak Narsih sengaja menggoyanggoyangkan pantatnya hingga batang kemaluanku tergesekgesek. Nikmatt!
Kedua tangan Mbak Narsih diangkat ke atas kepalanya seolaholah membiarkanku untuk semakin mudah menggosok kedua payudaranya dari belakang. Sementara pantatnya yang menggencet batang kemaluanku sebentarsebentar digoyang. Aku semakin terangsang hebat dengan perlakuannya itu. Lalu tanganku kugeser ke arah selangkangannya. Kugosok gundukan bukit kecil di selangkangan Mbak Narsih yang lebat dengan rambut. Kusabun dan gundukan bukit itu dengan arah dari atas ke bawah mengikuti alur celah hangat di selangkangan Mbak Narsih.
Ouchh.. ter.. rushh Diikk sekarang Mbak Narsih sudah berani bersuara agak keras karena kami hanya berdua.
Tidak seperti keadaan semalam dimana kami hanya bisa berbisikbisik takut ketahuan pasangan lain. Aku semakin semangat bermainmain dengan bukit kecil di selangkangannya. Tanganku yang jahil sekalisekali menusuk masuk ke celah hangat diselangkangannya. Hal ini membuat Mbak Narsih semakin liar menggerakkan pantatnya. Akibatnya aku sendiri yang melenguh kenikmatan karena batang kemaluanku tergencet pantatnya yang licin.
Akhh.. terr.. ushh.. Mbak Narsih semakin liar menggumam tak karuan saat kukorekkorek liang kemaluannya dengan jariku.
Kumainkan jariku di dalam liang kemaluan Mbak Narsih. Dan Mbak Narsih semakin meronta dan menggelinjang saat jariku memainkan dan menggosok tonjolan daging kecil dalam liang kemaluannya. Kepalanya mendongak ke atas dan mulutnya setengah terbuka menahan nikmat. Kugosok terus dan sesekali kutarik tonjolan daging itu.
Terush.. Dikk.. ohh.. ter.. ruushh Mbak Narsih terus menceracau. Dan dengan diakhiri lenguhan panjang tibatiba tubuhnya mengejang.., kepalanya terhentak dan tubuhnya meliuk. Mungkin dia mencapai orgasme saat kumainkan tonjolan daging di selangkangannya.
Kemudian setelah beberapa saat ia terdiam dan matanya terpejam seolah menikmati sensasi yang baru saja dirasakannya. Setelah napasnya mulai teratur diraihnya gayung dan disiraminya tubuhnya dan tubuhku dengan air. Sambil menyirami sisa busa sabun di tubuhku tangannya mengelus dan mengurut batang kemaluanku yang sudah sangat kencang (Ngaceng habishabisan!).
Dik.. kamu tiduran saja di lantai biar Mbak yang service sekarang disuruhnya aku berbaring di lantai kamar mandi.
Aku pun menurut saja apa maunya. Kubaringkan tubuhku di lantai kamar mandi yang dingin, aku saat itu berbaring sambil berdiri pembaca! Bayangkan berbaring sambil berdiri! Aku memang berbaring.. tapi adik kecilku berdiri tegak menunjuk langitlangit kamar mandi!
Setelah aku berbaring, Mbak Narsih merangkak di atas tubuhku. Ia duduk di atas perutku dan mulai mencium keningku. Aku memejamkan mata merasakan sensasi luar biasa. Antara napsu dan sayang. Napsu soalnya selangkangan Mbak Narsih yang hangat menempel ketat di atas perutku dan batang kemaluanku menempel pantatnya. Sayang karena aku seolaholah sedang dimanja. Ya aku sedang dimanja karena aku tidak diperbolehkan bergerak dan disuruh menikmati layanan total yang hendak diberikannya padaku. Dari keningku perlahan bibirnya bergerak turun dan mulai menjilati telingaku kanan dan kiri bergantian. Rasa geli yang luar biasa menerpaku saat lidah Mbak Narsih menyapunyapu lubang telingaku.
Akhh.. Mbaak.. bisikku mesra.
Tubuhnya terus bergeser ke bawah saat bibir Mbak Narsih beranjak turun ke bibirku. Kami saling memagut dan dorong mendorong lidah. Aku yang belum berpengalaman ikut saja permainan yang diberikan Mbak Narsih. Lidahnya menyapunyapu lidahku dan kusedot kencangkencang lidah Mbak Narsih. Akibatnya tubuh bagian bawahnya yang sekarang menindih batang kemaluanku semakin ketat menekanku. Rasa hangat menjalar dari batang kemaluanku yang terjepit gundukan bukit di selangkangan Mbak Narsih yang kurasakan makin licin.
Sementara bibir kami saling berpagutan, kemaluan Mbak Narsih yang menjepit kemaluanku digesekgeseknya dengan pelan. Kembali lagi kurasakan sensasi luar biasa. Betapa tidak.. walaupun batang kemaluanku belum memasuki lobang yang semestinya namun karena bibir kemaluan Mbak Narsih sudah sangat licin jadi kemaluanku yang terjepit di antara bibir kemaluannya dan perutku sendiri seperti diurut. Batang kemaluanku mulai berdenyutdenyut. Gerakanku sudah mulai liar tak terkendali. Namun permainan belum berakhir! The game was just begun! Permainan baru dimulai!
Bibir Mbak Narsih terus menjilat seluruh tubuhku. Leherku sudah basah oleh liur Mbak Narsih. Dari leher bibirnya terus merangsek ke bawah, kedua puting dadaku pun habis dipermainkan lidahnya. Dari sini bibirnya terus ke bawah hingga pusarku pun dijilatinya habishabisan. Lagilagi sensasi luar biasa menyerbuku saat lidah Mbak Narsih mengaisngais pusarku sementara ke dua payudaranya menempel ketat di batang kemaluanku.! Edann..! Kali ini batang kemaluanku terjepit di tengahtengah belahan payudaranya yang kenyal! Sensasi nikmat semakin meningkat saat tanpa dapat kucegah bibir Mbak Narsih mulai menciumi batang kemaluanku dari ujung hingga pangkalnya. Gilaa!
Upff.. Mbaak.. aku setengah memekik saat ujung kemaluanku serasa terjepit benda hangat!
Ternyata batang kemaluanku sedang dikulum Mbak Narsih! Dia mengulum batang kemaluanku seperti anak kecil yang sedang menjilati magnum es krim yang terkenal itu! Sambil dikocok batang kemaluanku dihisapnya habishabisan! Tidak puas menjilat batang kemaluanku, Mbak Narsih mulai menjilat kantung pelerku (gaber). Ya gaberku! (Gaber adalah bahasa Banyumas untuk kantong peler bukan pamannya Donal Bebek). Dikuakkannya lipatan gaberku dan dijilatinya inci demi inci gaberku itu!
Batang kemaluanku semakin berdenyut kencang. Kocokan tangan Mbak Narsih pada batang kemaluanku semakin kencang. Sekali lagi batang kemaluanku jadi bulanbulanan mulut Mbak Narsih. Dikulumnya lagi batang kemaluanku yang semakin berdenyut hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulutnya. Mataku semakin membeliak menahan sesuatu yang mendesak dari perut bagian bawahku. Aku mencoba bertahan dengan mencoba memegang kepala Mbak Narsih agar diam! Namun semaki kencang aku memegang kepalanya, semakin kencang pula kepalanya bergoyang hingga batang kemaluanku dikocokkocok dengan mulutnya.
Aarghh.. aku melenguh kencang saat aku tak mampu lagi menahan desakan lahar yang menyembur keluar dari ujung kemaluanku!
Crat.. cret.. cret.. crett.. crett hampir lima kali aku menyemburkan air maniku untuk yang kedua kalinya hari ini! Namun kali ini aku mengeluarkannya di mulut Mbak Narsih! Tubuhku bergetar dan mengejatngejat. Semakin ketat kutekan kepala Mbak Narsih agar batang kemaluanku semakin dalam terbenam dalam mulutnya! Akibatnya hampir semua air maniku tertelan olehnya!
Bagaimana Dik Wawan? Tanya Mbak Narsih menggodaku, Enak?
Uf.. luar biasa Mbak jawabku agak malu dan penuh rasa bersalah karena aku mengeluarkan air maniku di mulutnya.
Sorry ya Mbak aku.. aku.. kel.. keluar di mulut Mbak..
Enggak apa apa Dik.. kata Mbak Narsih yang mencoba menenangkanku.
Malah Mbak senang bisa buat jamu.. hik.. hik.. hik.
Ayo sekarang istirahat dulu.. ajaknya sambil menarikku agar bangkit.
Setelah membersihkan diri dan mengeringkan tubuh kami, kamipun berbaring di tempat tidur sambil menonton TV berita pagi. Kami masih s