SEBUAH PERSELINGKUHAN JURAGAN CINA DENGAN PEMBANTU CEWEK JAWA Cerita Sex Terbaru

Cerita mesum dewasa – Selama tiga tahun berumah tangga, boleh dibilang aku tidak pernah berselingkuh, Istriku cantik, dan kami telah dianugerahi seorang anak lelaki berusia dua tahun. Rumah tangga kami boleh dibilang rukun dan bahagia, semua orang mengakui bahwa kami pasangan yang serasi.  Terus terang, aku sudah punya perasaan dan pikiran negatif sejak pertama kali dia diperkenalkan kepada kami oleh Bik Iroh, pembantu tetangga sebelah rumah. Entah bagaimana, ada desir-desir aneh di dadaku, terlebih lagi ketika kami beradu pandang dan dia mengulum senyum sembari menunduk.  Saat itu sebenarnya istriku merasa kurang sreg untuk menerima Imah bekerja. Naluri kewanitaannya mengatakan bahwa gadis itu type penggoda. Dia takut jangan-jangan akan banyak terjadi skandal dengan sopir-sopir dan para bujang di lingkungan kami. Tetapi kondisinya saat itu agak memaksa sebab istriku tiba-tiba harus berangkat ke luar negeri untuk urusan dinas, sementara pembantu kami baru saja pulang kampung.  Ternyata, skandal yang dikhawatirkan istriku itu benar-benar terjadi, tetapi justru dengan aku sendiri.

Celakanya sampai saat ini aku tidak bisa menghentikan itu. Aku seperti mabuk kepayang. Harus kuakui, bersetubuh dengan Imah memang lain. Kenikmatannya tiada banding. Semakin sering aku menidurinya, rasanya malah bertambah nikmat.  Agar tidak terbongkar, aku segera mengambil langkah pengamanan. Hanya beberapa hari setelah istriku kembali dari luar negeri, Imah minta berhenti. Alasannya pulang kampong karena orang tuanya sakit keras. Tentu saja itu bohong. Yang betul adalah dia kuamankan di sebuah kamar kos yang letaknya tidak jauh dari kantorku. Aku juga membiayai semua kebutuhan sandang pangannya. Hampir setiap siang aku mampir ke sana untuk mereguk kenikmatan bersamanya. Kadang-kadang aku juga menginap satu-dua malam dengan alasan dinas ke luar kota . Dan itu telah berjalan hamper dua tahun sampai saat ini.  Hari pertama Imah bekerja di rumah kami, tidak ada kejadian yang berarti untuk diceritakan. Yang jelas, semua petunjuk dan instruksi dari istriku dilaksanakannya dengan sangat baik. Nampaknya dia cukup rajin dan berpengalaman, serta pandai pula menjaga anak.  Hari kedua, pagi-pagi sekali, aku berpapasan dengan Imah di muka pintu kamarnya. Aku sedang menuju ke kamar mandi ketika dia keluar kamar. Dia pasti baru selesai mandi karena tubuhnya menebarkan bau harum. Saat itu dia mengenakan rok span dan t-shirt ketat seperti yang umum dikenakan ABG zaman sekarang. Sexy sekali.

Baca Juga Cerita Seks Indonesia : NGENTOT CEWEK FOTO MODEL DENGAN FOTOGRAFERNYA dan AKU RELAKAN MEMEK KU TERGADAI DEMI IJASAH

Otomatis kelelakianku bangkit. Aku jadi seperti orang tolol,
mematung diam sembari memandangi Imah. Sejenak gadis itu membalas tatapanku,
lalu menunduk dengan muka memerah dadu. Aku lekas-lekas berlalu menuju kamar
mandi.  Sehabis mandi, kudapati Imah sudah
berganti pakaian, kembali mengenakan baju longgar dan sopan seperti kemarin.
Keherananku segera terjawab ketika istriku bercerita di dalam kamar sembari
bersungut-sungut.  ?Gawat nih si Imah
itu! Papa nggak lihat sih, pakaiannya tadi? Sexy banget! Jangan-jangan Papa
juga bisa naksir kalau lihat.?  ?Terus??
tukasku tak acuh.  ?Yah Mama suruh ganti.
Ingat-ingat ya Pa, selama Mama nggak ada, jangan kasih dia pakai baju yang sexy-sexy
begitu!?  Hari ketiga, lewat tengah
malam, aku bercumbu dengan istriku di ruang TV. Besok istriku berangkat untuk
kurang lebih tiga minggu, jadi malam itu kami habiskan dengan
bermesraan.Sebelumn ya kami menonton film biru terlebih dahulu untuk lebih
memancing birahi. Seperti biasa, kami bermain cinta dengan panas dan lama. Pada
akhir permainan, di saat-saat menjelang kami mencapai orgasme, tiba-tiba aku
merasa ada seseorang mengawasi kami di kegelapan. Aku tidak bercerita kepada
istriku, sementara aku tahu, orang itu adalah Imah. Yang aku tidak tahu, berapa
lama gadis itu menyaksikan kami bermain cinta. 
Keesokan harinya, sore-sore, istriku berangkat ke Thailand. Aku
mengantarnya ke airport bersama anak kami. Hari itu kebetulan Sabtu, jadi aku
libur.  Pulang dari airport, kudapati
Imah mengenakan t-shirt ketat berwarna pink yang kemarin. Jantungku langsung
dag-dig-dug melihat penampilannya yang tak kalah menarik dibanding ABG-ABG
Jakarta. Selintas aku teringat pesan istriku, tapi kenyataannya aku membiarkan
Imah berpakaian seperti itu terus. Bahkan diam-diam aku menikmati keindahan
tubuh Imah sementara dia menyapu dan membersihkan halaman rumah. 

Hari kelima, pagi-pagi sekali, aku hampir tidak tahan. Aku
melihat Imah keluar dari kamar mandi dengan hanya berlilitkan handuk di
tubuhnya. Dia tidak melihatku. Kemaluanku langsung mengeras. Bayangkan saja,
ketika istri sedang tidak ada, seorang gadis manis memamerkan keindahan
tubuhnya sedemikian rupa. Maka, diam-diam aku menghampiri begitu dia masuk
kamar.  Aneh, pintu kamarnya tidak
ditutup rapat. Aku dapat melihat ke dalam dengan jelas melalui celah pintu
selebar kira-kira satu centi. Apa yang kusaksikan di kamar itu membuat
jantungku memompa tiga kali lebih cepat, sehingga darahku menggelegak- gelegak
dan nafasku memburu. Aku menelan ludah beberapa kali untuk menenangkan diri.  Nampak olehku Imah sedang duduk di tepian
ranjang. Handuk yang tadi meliliti tubuhnya kini tengah digunakannya untuk
mengeringkan rambut, sementara tubuhnya dibiarkannya telanjang bulat. Sepasang
buah dadanya yang montok berguncang-guncang. Lalu ia mengangkat sebelah kakinya
dengan agak mengangkang untuk memudahkannya melap selangkangannya dengan
handuk. Dari tempatku mengintip, aku dapat melihat rerumputan hitam yang tidak
begitu lebat di pangkal pahanya.  Saat
itu setan-setan memberi petunjuk kepadaku. Mengapa dia membiarkan pintunya
sedikit terbuka seperti ini? Setelah menyaksikan aku bermain cinta dengan
istriku, tidak mustahil kalau dia sengaja melakukan ini untuk memancing
birahiku. Dia pasti menginginkan aku masuk Dia pasti akan senang hati menyambut
kalau aku menyergap tubuhnya di pagi yang dingin seperti ini?  Ketika kemudian dia meremas-remas sendiri
kedua payudaranya yang montok, sementara mukanya menengadah dengan mata
terpejam, aku benar-benar tidak tahan lagi.

Batang kemaluanku seakan berontak saking keras dan panjang,
menuntut dilampiaskan hasratnya. Tanganku langsung meraih handle karena aku
sudah memutuskan untuk masuk?  Pada saat
itu tiba-tiba terdengar anakku menangis. Aku jadi sadar, lekas-lekas aku masuk
ke kamar anakku. Tak lama kemudian Imah menyusul, dia mengenakan daster batik
yang terbuka pada bagian pundak. Kurang ajar, pikirku, anak ini tahu betul dia
punya tubuh indah. Otomatis batang kemaluanku mengeras kembali, tapi kutahan
nafsuku dengan susah payah.  Alhasil,
pagi itu tidak terjadi apa-apa. Aku keluar rumah untuk menghindari Imah, atau
lebih tepatnya, untuk menghindari nafsu birahiku sendiri. Hampir tengah malam,
baru aku pulang. Aku membawa kunci sendiri, jadi kupikir, Imah tidak akan
menyambutku untuk membukakan pintu. Aku berharap gadis itu sudah tidur agar
malam itu tidak terjadi hal-hal yang negatif. 
Tetapi ternyata aku keliru. Imah membukakan pintu untukku. Dia
mengenakan daster yang tadi pagi. Daster batik itu berpotongan leher sangat rendah,
sehingga punggungnya yang putih terbuka, membuat darahku berdesir-desir.
Lebih-lebih belahan buah dadanya sedikit mengintip, dan sebagian tonjolannya
menyembul. Rambutnya yang ikal sebahu agak awut-awutan. Aku lekas-lekas berlalu
meninggalkannya, padahal sejujurnya saat itu aku ingin sekali menyergap tubuh
montoknya yang merangsang.  Sengaja aku
mengurung diri di dalam kamar sesudah itu. Tapi aku benar-benar tidak dapat
tidur, bahkan pikiranku terus menerus dibayangi wajah manis Imah dan seluruh
keindahan tubuhnya yang mengundang. Entah berapa lama aku melamun, niatku untuk
meniduri Imah timbul-tenggelam, silih berganti dengan rasa takut dan malu.

Sampai tiba-tiba aku mendengar suara orang meminta-minta
tolong dengan lirih?  Tanpa pikir
panjang, aku langsung melompat dari ranjang dan segera berlari ke arah suara.
Ternyata itu suara Imah. Sejenak aku berhenti di muka pintu kamarnya, tetapi
entah mengapa, kini aku berani masuk. 
Kudapati Imah tengah meringkuk di sudut ranjang sambil merintih-rintih
lirih. Aku tercekat memandangi tubuhnya yang setengah telanjang. Daster yang
dikenakannya tersingkap di sana-sini, memamerkan kemulusan pahanya dan sebagian
buah dadanya yang montok. Sejenak aku mematung, menikmati keindahan tubuh Imah
yang tergolek tanpa daya di hadapanku, di bawah siraman cahaya lampu kamar yang
terang benderang. Otomatis kelelakianku bangkit. Hasratku kian bergelora, nafsu
yang tertahan-tahan kini mendapat peluang untuk dilampiaskan. Dan setan-setan
pun membujukku untuk langsung saja menyergap. ?Dia tidak akan melawan,?
batinku. ?Jangan-jangan malah senang, karena memang itu yang dia harapkan…?
Kuteguk liurku berulang-ulang sambil mengatur nafas. Untuk sesaat aku berhasil
mengendalikan diri. Kuraih pundak Imah, kuguncang-guncang sedikit agar dia
terbangun.  Gadis itu membuka mata dengan
rupa terkejut. Posisinya menelentang kini, sementara aku duduk persis di
sisinya. Jantungku bergemuruh. Dengan agak gemetar, kutepuk-tepuk pipi Imah
sambil berupaya tersenyum kepadanya. 
?Kamu ngigo? yaa?? godaku. Imah tersipu. 
?Eh, Bapak?! Imah mimpi serem, Pak!? 
Suaranya lirih.

Gadis itu bangkit dari tidurnya dengan gerakan agak
menggeliat, dan itu malah membuat buah dadanya semakin terbuka karena dasternya
sangat tidak beraturan. Aku jadi semakin bernafsu.  ?Mimpi apaan, Mah?? tanyaku lembut.  ?Diperkosa?! ? jawab Imah sembari menunduk,
menghindari tatapanku.  ?Diperkosa
siapa??  ?Orang jahat! Rame-rame!?  ?Oooh? kirain diperkosa saya!?  ?Kalau sama Bapak mah nggak serem?!?  Aku jadi tambah berdebar-debar, birahiku
semakin membuatku mata gelap. Kurapikan anak-anak rambut Imah yang kusut. Gadis
itu menatapku penuh arti. Matanya yang bulat memandangku tanpa berkedip. Aku
jadi semakin nekad.  ?Kalau sama saya
nggak serem?? tanyaku menegaskan dengan suara agak berbisik sambil mengusap
pipi Imah. Babu manis itu tersenyum. 
Entah siapa yang memulai, tahu-tahu kami sudah berciuman. Aku tidak
peduli lagi. Kusalurkan gejolak birahi yang selama ini tertahan dengan melumat
bibir Imah. Dia membalas dengan tak kalah panas dan bernafsu. Dia bahkan yang
lebih dahulu menarik tubuhku sehingga kami rebah di atas ranjang sembari terus
berciuman.  Tanganku lasak meremas-remas
buah dada Imah. Kupuaskan hasratku pada kedua gundukan daging kenyal yang
selama beberapa hari terakhir ini telah menggodaku. Imah pun tak tinggal diam.
Sambil terus membalas lumatanku pada bibirnya, tangannya merayap ke balik
celana pendek yang kukenakan. Pantatku diusap-usap dan diremasnya sesekali
dengan lembut.  Ketika ciuman terlepas,
kami berpandangan dengan nafas memburu.

Imah membalas tatapanku dengan agak sayu. Bibirnya merekah,
seakan minta kucium lagi. Kusapu saja bibirnya yang indah itu dengan lidah. Dia
balas menjulurkan lidah sehingga lidah kami saling menyapu. Kemudian seluruh
permukaan wajahnya kujilati. Imah diam, hanya tangannya yang terus
merayap-rayat di balik celana dalamku. 
Aku jadi tambah bernafsu. Lidahku merambat turun ke leher. Imah
menggelinjang memberi jalan. Terus kujilati tubuhnya yang mulai berkeringat. .
Imah menggelinjang- gelinjang hebat ketika buah dadanya kujilati. ?Geliii…?
desisnya sambil mengikik-ngikik, dan itu malah membuatku tambah bernafsu..
Daging-daging bulat montok itu terus kujilati, kukulum putingnya, kusedot-sedot
dengan rakus, tentunya sambil kuremas-remas dengan tangan.  Payudara Imah yang lembut kurasa semakin
mengeras, pertanda birahinya kian meninggi. Lebih-lebih putingnya yang mungil
berwarna merah jambu, telah amat keras seperti batu. Aku jadi semakin
bersemangat. Sesekali mulutku merayap-rayap menciumi permukaan perut, pusar dan
turun mendekati selangkangannya.  Imah
mulai merintih dan meracau, sementara tangannya mulai berani meraba batang
kemaluanku yang telah menegang sedari tadi. Kurasakan pijitannya amat lembut,
menambah rangsangan yang luar biasa nikmat. Aku tidak tahan, tanganku balas merayap
ke balik celana dalamnya. Imah mengangkang, pinggulnya mengangkat.

Kugosok celah vaginanya dengan jari. Basah. Dia mengerang
agak panjang ketika jari tengahku menyelusup ke dalam liang vaginanya, batang
penisku digenggamnya erat dengan gemas. Aku semakin tidak tahan, maka kubuka
celana pendek dan celana dalamku sekaligus. 
Imah langsung menyerbu begitu batang kemaluanku mengacung bebas tanpa
penutup apa pun lagi. Dengan posisi menungging, digenggamnya batang kemaluanku,
lalu dijilat-jilatnya ujungnya seperti orang menjilat es krim. Tubuhku seperti
dialiri listrik tegangan tinggi. Bergetar, nikmat tak terkatakan.  ?Imah udah tebak, pasti punya Bapak gede??
desis Imah tanpa malu-malu.  ?Isep,
Mah?!? kataku memberi komando.  Tanpa
menunggu diminta dua kali, Imah memasukkan batang kemaluanku ke dalam
mulutnya.  ?Enak, Mah? enak banget?,? aku
mendesis lirih, sementara tubuhku menggeliat menahan nikmat.  Imah semakin bersemangat mengetahui betapa
aku menikmati hisapannya pada penisku. Batang kemaluanku dikocok-kocoknya
dengan amat bernafsu sementara mulutnya mengulum dengan gerakan maju mundur.
Sesekali lidahnya menjulur menjilat-jilat. Pintar sekali.  Belakangan baru kuketahui bahwa Imah itu
seorang janda. Dia dipaksa kawin sejak usia 14 dengan lelaki berumur yang cukup
kaya di desa. Ternyata suaminya seorang pemabuk, penjudi, dan mata keranjang.
Satu-satunya yang disukai Imah dari lelaki itu adalah keperkasaannya di atas
ranjang. Hanya itu yang membuatnya sanggup bertahan empat tahun berumah tangga
tanpa anak. Baru setahun yang lalu suaminya meninggal, sehingga statusnya kini
resmi menjadi janda. 

Pantas saja nafsunya begitu besar. Dia mengaku bahwa hasrat
seksualnya langsung bangkit kembali sejak pertama kali bertemu aku.
Kenangan-kenanganny a tentang kenikmatan bermain cinta terus menggodanya,
sehingga diakuinya bahwa sejak hari itu dia terus berusaha untuk menarik
perhatianku.  Nafsu yang menggebu-gebu,
serta hasrat yang terpendam berhari-hari, membuat gadis itu menjadi liar tak
terkendali. Sambil terus mengulum dan menjilat-jilat batang kemaluanku,
tubuhnya beringsut- ingsut hingga mencapai posisi membelakangi dan mengangkangi
tubuhku. Pantatnya yang bulat, besar seperti tampah, tepat berada di depan
wajahku. Kuusap-usap pantatnya, lalu kuminta lebih mendekat sambil kuturunkan
celana dalamnya. Dia menurut, diturunkannya pinggulnya hingga aku dapat mencium
selangkangannya.  Terdengar dia mendesis
begitu kujulurkan lidahku menyapu permukaan liang vaginanya yang merekah basah.
Kedua pahanya mengangkang lebih lebar, sehingga posisi pinggulnya menjadi lebih
ke bawah mendekati mukaku. Kini aku lebih leluasa mencumbu kemaluannya, dan aku
tahu, memang itu yang diharapkan Imah. 
Kusibakkan bulu-bulu halus di seputar selangkangan babu cantik yang
ternyata mempunyai libido besar itu.

Kugerak-gerakkan ujung lidahku pada klitorisnya. Kuhirup
baunya yang khas, lalu kukenyot bibir vaginanya dengan agak kuat saking
bernafsu. Imah merintih. Tubuhnya sedikit mengejang, hisapannya pada kemaluanku
agak terhenti.  ?Jangan berhenti dong,
Maaaahh,? desisku sambil terus menjilat-jilat vaginanya.  ?Imah keenakan, Pak?? jawab Imah terus
terang. Lalu kembali dia mengulum sambil mengocok-ngocok batang kemaluanku.
Dengan bernafsu dia terus berusaha menjejal-jejalkan batang penisku sepenuhnya
ke dalam mulutnya, tetapi tidak pernah berhasil karena ukuran tongkat wasiatku
itu memang cukup luar biasa: gemuk, dan panjangnya hampir 20 cm!  Aku membalas dengan merekahkan mulut
vaginanya dengan kedua tangan. Lubang surgawi itu menganga lebih lebar, maka
kujulurkan lidahku lebih ke dalam. Imah membalas lagi dengan menghisap-hisap
batang kemaluanku lebih cepat dan kuat. Aku tak mau kalah, kutekan pantatnya
hingga kemaluannya menjadi lebih rapat pada mukaku, lalu kujilat dan kuhisap
seluruh permukaan liang kemaluannya. 
?Ooooohhh? Imah nggak kuattt?.? terdengar Imah mengerang tiba-tiba. Aku
tak peduli. Aku justru jadi semakin bersemangat dan bernafsu mencumbu kemaluan
Imah. Gadis itu juga kian liar. Tangan dan mulutnya semakin luar biasa cepat
mengerjai batang kemaluanku, sementara tubuhnya menggeliat -geliat tak
terkendali. Aku tahu birahinya telah teramat sangat tinggi, maka kukomandoi dia
untuk rebah menelentang, lalu segera kutindihi tubuh montoknya.  ?Enak, Mah?? tanyaku.  ?Enak banget, Pak? Imah nggak tahan??  ?Kamu mau yang lebih enak, kan??  ?Ya mau, dong?? Imah nampak masih sedikit
malu-malu, tapi jelas dia tidak dapat lagi mengontrol nafsunya. Wajahnya yang
biasanya lugu, kini nampak sebagai perempuan berpengalaman yang sedang haus
birahi.  ?Kamu pernah ngent*t, Mah??
tanyaku lembut, takut dia tersinggung. Tapi dia malah tersenyum, cukup bagiku
sebagai pengakuan bahwa dia memang sudah pernah melakukan itu.  ?Kamu mau?? tanyaku lagi. Imah menutup
matanya sekejap sebagai jawaban.  ?Buka
dulu dasternya, ya??  Dalam sekejap, Imah
telah bertelanjang bulat. Aku juga membuka kaos, sehingga tubuh kami sama-sama
bugil. Polos tanpa sehelai benang pun. Imah memintaku mematikan lampu kamar,
tapi aku menolak. A

ku justru senang menonton keindahan tubuh Imah di bawah
cahaya lampu yang terang benderang begitu. ?Malu, ah, Pak?? kata Imah dengan
nada manja, sementara aku memandangi sepasang payudaranya yang bulat, besar dan
padat. ?Saya naksir ini sejak pertama kamu masuk,? kataku terus terang sambil
mengecup puting susunya yang sebelah kanan, disusul dengan yang sebelah
kiri.  ?Imah tau,? jawab Imah tersipu.
?Tapi Imah pikir, Bapak mana mau sama Imah?!? 
?Sejak hari pertama, saya udah ngebayangin beginian sama kamu.? ?Kok
sama sih?! Imah juga?? ?Bohong!? ?Sumpah! Apalagi abis liat Bapak gituan sama
Ibu? Seru banget, Imah jadi ngiri?? 
?Kamu ngintip, ya??  ?Bapak juga
tau, kan??  Sambil berkata begitu, tangan
kanan Imah menggenggam batang penisku. Kedua pahanya mengangkang memberi jalan
dan pinggulnya mengangkat sedikit. Digosok-gosokkannya ujung batang kemaluanku
pada mulut vaginanya yang semakin basah merekah.  Aku membalas dengan menurunkan pinggulku
sedikit. Saat itu di benakku terlintas wajah istri dan anakku, tetapi nafsu
untuk menikmati surga dunia bersama Imah membuang jauh-jauh segala keraguan.
Bahkan birahiku semakin bergelora begitu aku memandang wajah Imah yang telah
sedemikian sendu akibat birahi. 
?Paaak?.? terdengar desis suara Imah memanggilku teramat lirih. Kedua
tangannya mengusap-usap sambil sedikit menekan pantatku, sementara batang
penisku telah penetrasi sebagian ke dalam vaginanya.  Kutekan lagi pinggulku lebih ke bawah. Batang
penisku bergerak masuk inci demi inci. Kurasakan Imah menahan nafas. Kutahan
sejenak, lalu perlahan justru kutarik sedikit pinggulku. Imah membuang nafas.
Kedua tangannya mencengkeram pantatku. Aku mengerti, kutekan lagi pinggulku.
Kembali Imah menahan nafas. Dua tiga kali kuulang seperti itu. Setiap kali,
kemaluanku masuk lebih dalam dari sebelumnya. Dan itu membuat Imah keenakan.

Dia mengakuinya terus terang tanpa malu-malu. ?Bapak pinter banget?? desisnya sambil mencubit pantatku, sesaat setelah aku menekan semakin dalam. Batang penisku telah hampir amblas seluruhnya. Imah cukup sabar menikmati permainanku, tetapi akhirnya dia tidak tahan.  ?Imah rasanya kayak terbang?? dia meracau.  ?Kenapa??  ?Enakh? Masukin semua atuh, Paak? supaya lebih enak?? Berkata begitu, tiba-tiba kedua tangannya merangkul dan menarik leherku. Diciuminya mukaku dengan penuh nafsu.  ?Imaaaahhh.? bisikku sambil membalas menjilat-jilat permukaan wajahnya.  ?Paak??  Aku jadi ikut-ikutan tidak tahan, ingin segera menuntaskan permainan. Maka dengan agak kuat kutekan pantatku dalam-dalam, sehingga batang kemaluanku terbenam sepenuhnya di liang vagina Imah. Anak itu mengerang lirih, ?Ssshhh?.. aaaahhhh?, sssssssshhhh? .., aaaaaaaahhhh? .?  Dalam beberapa menit, kami bersanggama dalam posisi konvensional. Aku di atas, Imah di bawah. Itu pun sudah teramat sangat luar biasa nikmat. Ternyata Imah pintar sekali. Pinggulnya dapat berputar cepat seperti gasing, mengimbangi gerakan penetrasiku pada vaginanya. Setengah mati aku mengatur gerakan sembari terus mengendalikan kobaran birahiku.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Tergoda tubuh kak lisa dan Kenyot Toket Montok Ibu Tiri ku yang kenyal

Kadang aku menekan dengan gerakan lembut satu-dua, sesekali
kucepatkan dan kukuatkan seakan hendak menjebol dinding vagina Imah. Rupanya
Imah termasuk type perempuan yang sangat panas dan liar dalam bermain cinta.
Itulah justru yang kelak membuatku demikian tergila-gila kepadanya
sampai-sampai tidak dapat lagi menghentikan perselingkuhan kami. Setiap kali
aku berniat berhenti, bayangan erotisme Imah membuatku justru ingin
mengulang-ulangnya kembali.  Tubuhnya
tidak pernah berhenti bergoyang, seiring dengan erangan dan desahannya. Setiap
kali aku menekan kuat-kuat, dia justru mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi
sehingga kemaluan kami menyatu serapat-rapatnya. Bila aku menekan dengan
gerakan lembut satu-dua, dia mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya
seperti penari jaipong. Nikmatnya tak dapat kulukiskan dengan kata-kata..  Aku merasa dinding pertahananku hampir jebol.
Kenikmatan luar biasa yang kurasakan dari perlawanan Imah yang erotis sungguh
tidak tertahankan lagi. Padahal baru beberapa menit. Aku segera mengendalikan
diri, kutarik nafas panjang-panjang, lalu kutarik tubuhku dari tubuh Imah.  Aku menelentang, dan kuminta Imah menaiki
tubuhku. Dia menurut. Dengan gerakan yang sangat cepat, dia segera nangkring di
atas tubuhku. Diraihnya batang kemaluanku yang terus mengacung keras seperti tugu
batu, dan diarahkannya kembali pada liang vaginanya.  Keringat menetes-netes dari wajahnya yang
manis. Kuraih sepasang payudaranya yang bergelantung bebas, kuremas dan
kuputar-putar dengan lembut. Imah mendesah sambil menekan pinggulnya agar
batang kemaluanku melesak lebih dalam. 
?Nggghhh?.. sshhhh?.aahhhh? .,? kembali dia merintih dan mendesah.  ?Kenapa, Maah??  ?Ennaakh?, enak, Paak?.?  ?Kamu pinter.?  ?Bapak yang pinter! Imah bisa ketagihan kalau
enak begini? Imah pingin ngent*t terus sama Bapak??  ?Kita ngent*t terus tiap hari, Mah??  ?Bapak mau?? 
?Asal Imah mau.?  ?Imah mau banget
atuh, Pak.

Enak banget ngent*t sama Bapak?.?  ?Ayo, genjot, Mah.. Kita main sampai
pagi!?  Imah segera bergoyang lagi.
Tubuhnya bergerak erotis naik-turun, maju-mundur, kiri-kanan, ditingkahi
rintihan dan desahannya yang penuh nafsu. Aku diam saja, hanya sesekali
kuangkat pantatku agar kemaluan kami bertaut lebih rapat. Akibatnya aku jadi
lebih mampu bertahan. Dalam posisi seperti itu, aku tahu bahwa perempuan
biasanya akan lebih cepat mencapai klimaks. Memang itu yang kuharapkan.  Perhitunganku tidak salah. Tidak terlalu
lama, goyangan Imah semakin erotis dan menggila. Naik- turun, maju-mundur,
dengan kecepatan yang fantastis. Erangan dan rintihannya pun semakin tidak terkendali.
Aku jadi semakin bersemangat karena mengetahui dia akan segera mencapai
orgasme.  ?Paaak?., adduuh?, enak banget?
enak banget? enak, Pak?, yah? yah?, Imah enak?? 
?Saya juga enak, Maah?, teruuusss?.? 
?Oooohhh?. enak banget siihhh?., adduuuhhh?., adduuhh???  ?Terus, Maah? enak banget? enak ngent*t ya,
Maah???  ?Enakh?, ngent*t enak?, Imah
seneng ngent*t sama Bapak?, tongkol Bapak enak?? ?memiaw kamu gurih??  ?Ooohhhh?., yah?, yah?, yah?., Imah mau
keluar, Paak?, Imah nggak kuatts??  Tubuh
Imah mengejang pada saat dia mencapai orgasme. Kepalanya mendongak jauh ke
belakang. Mulutnya mengeluarkan rintihan panjang sekali. Saat itu kurasakan
liang vaginanya berdenyut-denyut, menambah kenikmatan yang fantastis pada
batang kemaluanku.  Setelah itu dia menelungkup
lunglai di atas tubuhku. Nafasnya memburu setelah menempuh perjalanan panjang
yang membawa nikmat bersamaku. Kubiarkan sejenak dia menenangkan diri sementara
kemaluan kami masih terus bertaut rapat. Sesaat kemudian, baru aku berbisik di
telinganya, ?Saya belum lho, Mah??!? 
Imah menengadah, mengangkat wajahnya menatapku.. Dikecupnya
bibirku.  ?Kan mau sampai pagi?!? katanya
dengan nada menggemaskan.  ?Kamu mau
istirahat dulu??  ?Nggak? terus aja, Pak…
Imah masih keenakan, kok?? 

Sejenak kami berciuman. Dapat kurasakan jantung Imah masih bergemuruh, pertanda birahinya memang masih tinggi. Kuusap-usap pantatnya yang telanjang sementara kami berciuman rapat. Kemudian kugulingkan tubuhku, sehingga Imah kembali berada di bawah.  Kucabut batang kemaluanku dari vagina Imah. Dia menatapku dengan rupa tidak mengerti. Kuberikan dia senyuman, lalu kuminta dia menelungkup. Imah mengerti sekarang, maka lekas-lekas dia menelungkup sambil cekikikan.  ?Nungging, Mah?? kataku memberi komando.  Imah mengangkat pinggulnya hingga menungging seperti permintaanku. Aku dapat melihat mulut vaginanya yang merekah dari belakang. Kudekatkan mukaku, kucium mulut vaginanya, dan kupermainkan klitorisnya sejenak dengan ujung lidah. Imah merintih lirih, pantatnya mengangkat lebih tinggi sehingga mulut vaginanya merekah lebih lebar di depan mukaku. Kumasukkan lidahku lebih dalam, kemudian kusedot mulut vaginanya sampai berbunyi.  ?Bapak emang pinter banget?? desis Imah sembari menggelinjang menahan nikmat.  ?Kita tancap lagi ya, Maah??!?  ?Sampai pagi??..?!?  Aku berlutut di belakang tubuh Imah yang menungging. Pantatnya mencuat tinggi ke belakang guna memudahkanku menusuk kemaluannya. Kedua tangannya mencengkeram sprei yang kusut. Kepalanya terkulai. Kudengar dia mendesah lirih ketika batang kemaluanku perlahan menerobos masuk lewat belakang.  Kedua tanganku mencengkeram pantat Imah. Sejenak aku berhenti. Imah menoleh ke belakang karena tidak sabar. Kutekan lagi perlahan-lahan, sehingga dia kembali mengerang dengan kepala terkulai ke depan. Aku berhenti lagi. Kuusap-usap pantatnya, kucengkeram agak kuat, lalu kurekahkan dengan kedua tangan. Imah menoleh lagi ke belakang.  Tepat pada saat itu aku menekan kuat-kuat. Deg! Tubuh Imah sampai terdorong ke depan. Dia langsung membalas memundurkan pantatnya, diputar-putar, berusaha keras agar batang penisku masuk lebih dalam. Agak susah karena ukurannya super king. 

Kembali dia menoleh ke belakang. Kutekan lagi kuat-kuat!
Kini Imah sudah siap. Bersamaan dengan gerakanku, dia menyambut dengan
mendorong pantatnya kuat-kuat ke belakang. Slep! Batang kemaluanku menyeruak
masuk. Kutahan sejenak, lalu kudorong lagi sekuat-kuatnya. Imah kembali
menyambut dengan gerakan seperti tadi. Kali ini dia mengerang lebih keras
karena batang penisku masuk hingga menyentuh dinding rahimnya.  ?Sakit, Mah?? tanyaku.  ?Nggak? malah enak?, terusin, Paak?Imah belum
pernah main kayak gini??  Sambil
menikmati bertautnya kemaluan kami, kupeluk erat tubuh Imah dari belakang.
Kuciumi tengkuknya. Imah berusaha menoleh-noleh ke belakang, berharap aku
menciumi bibirnya. Sesekali kuturuti permintaannya sambil meremas-remas kedua
buah dadanya yang memuai semakin montok. 
Kugerak-gerakkan pinggulku dengan irama lembut dan teratur, kunikmati
bertautnya kemaluan kami dalam posisi ?anjing kawin? itu sembari menciumi tengkuk
dan leher Imah. Gadis itu menggeliat-geliatka n tubuhnya, pinggulnya
bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan. 
Beberapa menit kemudian, nafas Imah mulai memburu kembali. Itu pertanda
birahinya mulai meninggi, mendaki puncak kenikmatannya kembali. Maka aku mulai
mengambil posisi. Kedua tanganku berpegangan pada pinggang Imah, sementara dia
pun mengatur posisi pinggulnya supaya lebih memudahkan aku. Setelah itu dia
menoleh ke belakang memandangiku. Tatapannya amat sayu, dan aku tahu, itulah
tatapan perempuan yang sedang tinggi birahinya. 
Aku mulai bergerak maju mundur. Satu dua, dengan irama teratur. Nafas
Imah semakin kencang terdengar, seiring dengan semakin kuatnya hunjaman batang
kemaluanku pada liang vaginanya. Aku memompa terus. Semakin lama semakin cepat
dan kuat. Imah semakin terengah-engah. Tubuhnya berguncang-guncang, sesekali
sampai terdorong jauh ke depan, tapi tidak sampai terlepas karena kutahan
pinggangnya dengan kedua tangan.  Tubuh
kami yang telanjang bulat dibanjiri peluh.

 Lebih-lebih Imah,
keringatnya menciprat ke mana- mana karena tubuhnya berguncang-guncang. Itulah
bagian dari erotisme Imah yang sangat aku suka. Belum pernah aku merasakan
sensasi bersetubuh yang senikmat ini. Kurasakan ejakulasiku telah dekat, tapi
kutahan sebisaku karena aku belum ingin segera menyudahi kenikmatan yang tiada
tara ini. Kugigit bibirku kuat-kuat, sementara hunjaman penisku terus menguat
dengan irama yang super cepat.  Imah
semakin erotis. Nafasnya liar seperti banteng marah, erangannya bercampur
dengan rintihan- rintihan jorok tiada henti. 
?Ooohh?, aaahhh?, ohhh?, aahhhh?, teruuss, Paak?, teruuusssss? , Imah
enak?, enak banget?, adduuuh, Maak?, Imah lagi keenakan nih, Maak?, oohhh?
aaahhh?, terus, Paak? yah? yahhh? adduuuuh?.. sssshhh?. Maaak?.., Imah lagi ngent*t
nih, Maak?, enaknyahhh?, adduuuhhh?., ooohh?, yaahhh? yaahhhhhhh?,
terruuuusssss? ?  Suara Imah keras
sekali, tapi aku tidak peduli. Justru mendatangkan sensasi yang menambah
nikmat. Toh tidak ada siapa-siapa di rumah ini, kecuali anakku yang sedang
tidur lelap. Maka terus kucepatkan dan kukuatkan sodokan-sodokanku. Imah
semakin tidak terkendali. Orgasmenya pasti sudah dekat, seperti aku juga.  Ketika kurasakan ejakulasiku telah semakin
dekat, kucabut tiba-tiba penisku dari dalam liang surgawi Imah. Dengan gerak
cepat, kubalikkan posisinya hingga menelentang, lalu secepat kilat pula
kutindih tubuhnya dan kumasukkan kembali batang penisku. Imah menyambut dengan
mengangkat pinggul agak tinggi, kedua pahanya mengangkang selebar-lebarnya
memberi jalan.  Vaginanya telah teramat
sangat basah oleh lendir sehingga memudahkan batang penisku segera masuk. Tapi
tetap saja aku harus menekan agak kuat karena mulut vaginanya kecil seperti
perawan, sementara batang kemaluanku besar dan keras seperti pentungan kayu.  

Kurasakan spermaku telah menggumpal di ujung batang kemaluanku, siap untuk dimuntahkan. Kulihat Imah pun sudah hampir mencapai klimaks. Maka, langsung saja kutancap lagi, cepat, kuat, dan kasar. Imah menjerit-jerit mengiringi pencapaian puncak kenikmatannya.  ?Ssshhh?.. aaahhh?, oooooohhh?, tongkol Bapak enak banget siiihhh?, adduuhhh?., terruuusss?. , yaaaaahhh??  ?Enak, Maah??  ?Enak bangeet?., Imah mau ngent*t terus kalau enak begini..?. tongkol Bapak lezat?, addduhhhh?, tuuhh? yahh?, tuuhh? adduhhh?, enak banget siiihhh?.?  ?Puter terus, Maah? yah? yah??  ?Ohhh? enak banget, Paak?, enak bangeettt?., Imah doyan tongkol Bapak?, enak ngent*t dengan Bapak?, Imah pingin ngent*t terussss?, addduuuhhhh? ., enaknyaahhhh? .?  ?Saya hampir keluar, Mah??  ?Imah juga, Pak?, bareng?, bareng?., yahh?, teruusss? sodok?, yahhhh? terrrussss? yahhh? terusss? sedaaap? asyiiik?, yah? gituuhhh? yahhh?. yahhh? oooooohhh??  Imah mengejang lagi, dia mencapai orgasmenya yang kedua. Pinggulnya terangkat setinggi-tingginya, sementara kedua tangannya memeluk tubuhku luar biasa erat. Pada detik bersamaan, aku pun mencapai puncak kenikmatanku. Air maniku menyembur-nyembur banyak sekali di dalam rongga vagina Imah. Bibir kemaluannya serasa berkedut-kedut menghisap batang kemaluanku hingga spermaku muncrat berkali-kali dan keluar sampai tetes terakhir. Luar biasa, sungguh belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini.  Kami terdiam dengan tubuh menelentang sesudah itu. Hanya desah nafas kami yang tersisa di tengah- tengah keheningan. Mataku tertumbuk pada jam dinding. Hampir pukul empat.

Baca Juga Cerita Dewasa Terbaru : Perkosaan Seorang Biarawati cantik oleh sang pastur

Entah berapa jam aku telah menghabiskan waktu, mereguk
kenikmatan bersama pembantu bernama Imah ini. 
Pikiran warasku mulai kembali. Apa yang telah kulakukan ini? Mendadak
muncul penyesalan di dalam hati, tetapi jujur harus kuakui betapa aku teramat
sangat luar biasa menikmati perilaku yang gila ini.  Rupanya Imah pun mengalami gejolak perasaan
serupa. Mulanya dia sangat menyesali perbuatan kami barusan, dia menangis
terisak-isak sambil memiringkan tubuh membelakangiku. Aku sempat
ketakutan.  ?Kamu kenapa, Mah?? bisikku
sambil merangkulnya dari belakang.  ?Imah
malu?? jawab Imah di tengah isaknya yang semakin menjadi. Perlahan kubalikkan
badannya. Lalu kupeluk dia erat-erat tanpa berkata apa pun, sampai tangisnya
reda.  Berpelukan dalam keadaan bugil
dengan gadis semanis Imah tentu saja membuat birahiku terangsang kembali.
Batang kemaluanku mulai bangkit mengeras. Namun perkataan Imah membuatku
tersadar. Seharusnya aku yang malu. Maka tanpa berkata berkata-kata lagi,
kutinggalkan Imah seorang diri. Dalam hati aku bertekad untuk tidak akan pernah
mengulang perbuatanku tadi.  Aku tidur
nyenyak sekali sampai hampir pukul sebelas. Perjala

SEBUAH PERSELINGKUHAN JURAGAN CINA DENGAN PEMBANTU CEWEK JAWA Cerita Sex Terbaru

Cerita Dewasa

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul SEBUAH PERSELINGKUHAN JURAGAN CINA DENGAN PEMBANTU CEWEK JAWA Cerita Sex Terbaru yang dipublish pada April 25, 2022 di website CeritaSex

Artikel Terkait

Leave a Comment